Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Artikel: Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang

 

Artikel:
Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Salah satu hal yang ingin
saya hindari dalam hidup adalah; terlibat masalah hukum. Saya ingin terhindar
dari urusan seperti itu karena jika menyimak kasus-kasus hukum yang terjadi di
sekitar kita, kelihatannya sungguh sangat menyulitkan. Sidang bolak-balik.
Masuk bui. Kehilangan harga diri, serta sejumlah konsekuensi lainnya. Setiap
orang yang menghadapi masalah hukum harus didampingi oleh pengacara. Makanya
pengacara menjadi salah satu profesi yang paling bergengsi sekaligus paling
menghasilkan di seluruh dunia. Namun ada satu jenis persidangan dimana
pengacara paling kondang sekalipun tidak akan sanggup untuk memberikan
pembelaan. Jangankan membela orang lain. Membela dirinya sendiri pun belum
tentu berhasil. Ingatkah Anda persidangan apakah gerangan itu?
 
Dalam sebuah majlis ilmu
seorang pengacara kawakan berkata begini;"Di dunia Anda bisa menyewa pengacara seperti
saya. Di akhirat, Anda harus bisa membela diri Anda sendiri."  Saya sungguh tergelitik dengan pernyataan
beliau. Kalimat itu meluncur dari mulut seorang ahli hukum yang profesinya
adalah mendampingi orang-orang yang sedang berperkara di persidangan. Maka
bobot perkataannya sungguh sangat tinggi. Oleh karenanya, setiap pribadi wajib
mempersiapkan diri menghadapi persidangan yang harus kita hadapi sendiri itu. Bagi
Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar mempersiapkan diri menghadapi majlis
persidangan Tuhan, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 prinsip
Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Mempersiapkan saksi-saksi kita. Dalam setiap persidangan
selalu ada saksi.
Perannya sangat krusial dalam menentukan keputusan hakim. Maka mempersiapkan
saksi menjadi bagian yang sangat penting untuk memenangkan sebuah perkara dalam
persidangan. Kita sering mendengar pernyataan yang berbeda 180 derajat dari
saksi-saksi di persidangan. Padahal, sebelum bersaksi mereka terlebih dahulu bersumpah.
Jika untuk satu perkara ada 2 pernyataan yang bertolak belakang, ada kemungkinan
salah satunya berisi kebohongan. Dalam syairnya yang dipopulerkan oleh Chrisye,
Pak Taufik Ismail menyatakan jika akan datang hari ketika mulut dikunci, dan
kata tak ada lagi. Akan tiba masa dimana tak ada suara dari mulut kita. Berkata
tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita, kemana saja
melangkah. Bersama anggota badan lainnya mereka akan menjadi saksi bagi kita.
Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan saksi-saksi itu untuk memberikan
pembelaan kepada diri kita. Karena kesaksian mereka akan menentukan keputusan
sidang Tuhan yang akan kita terima.
 
2.      Memperbanyak amal-amal kita. Salah satu kabar tak sedap yang
melanda dunia peradilan kita adalah kentalnya peran uang dalam sebuah
persidangan. Ruang sidang seolah sudah menjadi milik mereka yang banyak uang.
Di persidangan Tuhan juga demikian. Bedanya, yang berperan disana bukan uang,
melainkan amal saleh yang pernah kita lakukan. Setiap kebaikan yang kita
kerjakan dengan tulus ikhlas hendaknya disertai dengan pengharapan balasan
Tuhan. Semakin lurus niat kita, semakin murni pahala yang kita terima. Itulah
yang akan menjadi tabungan akhirat kita. Amal saleh tidak harus selalu
dilakukan dengan sokongan materi. Tidak mesti menjadi orang kaya untuk berbuat
baik. Tidak perlu menunggu hingga mempunyai banyak uang untuk melakukan
kebaikan. Tanpa uang pun kita bisa mengambil peran. Amal saleh juga tidak
selalu harus berupa tindakan besar. Hal-hal kecil pun tetap dihitung. Bahkan
sekedar menyingkirkan paku yang kita temukan di jalan. Karena dimata Tuhan,
bahkan amalan sekecil biji sawi ada hitungannya. Maka perbanyaklah amal saleh.
Karena amal-amal itulah yang bisa menentukan kemenangan dalam persidangan.
 
3.      Menghindari perbuatan-perbuatan tercela. Berapa banyak
kesaksian di ruang pengadilan yang dibalas oleh teriakan; bohong!. Mungkin kita
ingin sekali meneriakan kata yang sama ketika sekujur tubuh kita memberikan
kesaksian yang memberatkan. Percuma. Tidak ada kesaksian palsu dalam sidang
Tuhan. Maka hanya ada satu cara untuk bisa mencegah kesaksian memberatkan,
yaitu; menghindari perbuatan yang tidak disukai oleh Tuhan. Berhentilah berbuat
dosa-dosa yang disengaja. Apa saja dosa yang disengaja itu? Hanya Anda sendiri
yang mengetahuinya. Memang berat menghentikan sebuah kebiasaan yang memberikan
rasa nikmat. Meski kita sadar bahwa kenikmatan itu berselumur dosa. Namun
sungguh, setiap anggota tubuh kita yang terlibat dalam perbuatan itu akan
memberikan kesaksian yang memberatkan bagi kita. Yuk, kita hentikan semua
perbuatan dosa itu. Lalu sama-sama berkomiten untuk menghindari perbuatan
tercela lainnya.
 
4.      Banyak-banyaklah meminta maaf. Perilaku terdakwa selama
menjalani persidangan juga merupakan faktor penting. Mereka yang kooperatif,
tidak berbelit-belit, serta menunjukkan penyesalan biasanya mendapatkan penilaian
positif dari hakim. Itu dalam persidangan manusia. Di persidangan Tuhan tidak
demikian. Mengapa? Karena sejak di dunia Tuhan sudah tahu perilaku buruknya,
dan Dia telah menyerunya untuk berhenti. Namun, orang tidak menggubris  peringatan itu. Pantas jika Tuhan marrrrahh. Penyesalan
sudah tidak memiliki makna lagi, karena tempat menyesal itu adalah dunia. Jika
sungguh menyesali perbuatan-perbuatan nista, maka tunjukkanlah sejak kita masih
punya kesempatan di dunia. Minta maaflah sebanyak-banyaknya kepada sesama
manusia. Ikutilah permintaan maaf itu sengan insyaf. Dan tinggalkanlah semua
perilaku keliru yang pernah kita terjadi. Hanya itu cara satu-satunya untuk
menunjukkan kesungguhan dan kerjasama kita dengan majlis hakim di sidang Tuhan.
Kita harus melakukannya sebelum memasuki ruang sidang, sebab setelah berada
didalamnya; tidak berlaku lagi kata taubat. Maka bertaubatlah secara
sungguh-sungguh. Kemudian, katakanlah dengan sepenuh ketulusan "Tuhan,
terimalah taubatku."
 
5.      Memilih pembela terbaik.Sang
pengacara benar ketika mengatakan bahwa diakhirat kita harus bisa membela diri
kita sendiri. Tetapi guru kehidupan saya pernah menjelaskan bahwa didalam
pengadilan akhirat kelak ada satu orang manusia istimewa yang bersedia membela
kita. Siapakah gerangan orang itu? Dia adalah Nabimu. Utusan yang engkau taati
seruannya dalam iman. Maka penting bagi setiap orang untuk menentukan siapa
Nabi bagi dirinya dan benar-benar mengikuti ajarannya. Saya tidak tertarik
untuk mengajak Anda agar mengimani Nabi yang saya yakini. Karena mengimani para
Rasul suci utusan Tuhan adalah bagian dari keimanan yang diajarkan oleh Nabi
yang saya imani. Saya lebih tertarik untuk mengajak Anda bersama-sama
mengimani mereka dengan sungguh dan utuh, karena hanya dengan kepatuhan itu
saja kita berharap Sang Nabi berkenan menjadi pembela kita dihadapan Tuhan.
Jika kita tidak patuh kepada ajarannya, mengapa pribadi suci itu harus
memberikan pembelaan? Maka, patuhilah Nabi-mu dan murnikanlah kepatuhan pada
ajarannya. Karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa menjadi pembela bagi
kita.
 
Setiap
orang perlu memiliki kemampuan untuk membela diri. Latihlah kemampuan membela
dirimu. Karena hal itu akan sangat diperlukan ketika kita menghadapi pengadilan
Tuhan. Caranya, bukan dengan sekolah di fakultas hukum. Bukan pula ikut kelas
kursus debat. Melainkan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kita untuk
belajar melakukan kebaikan-kebaikan. Karena dalam sidang Tuhan; tangan, kaki,
telinga, mulut, kulit dan seluruh bagian dalam tubuh kita memiliki argumennya
sendiri-sendiri ketika mengatakan apa yang sudah kita lakukan semasa hidup.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 11 Agustus 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
Buktikan "SEIKHLASNYA";  mulai 17 Agustus 2011
 
Catatan Kaki:
Cara
terbaik melatih diri sendiri untuk menjadi pembela dalam sidang Tuhan adalah;
menggunakan seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan sebanyak mungkin
kebaikan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul [gudang-ilmu] Artikel: Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tempat-belajar-bisnis-online.blogspot.com/2011/08/gudang-ilmu-artikel-pengacara-dalam.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Andriansyah - Wednesday, August 10, 2011

Belum ada komentar untuk "[gudang-ilmu] Artikel: Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang"

Post a Comment

Blogger news