Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Artikel: Menyambut Kedatangan Si Kembar

 

Artikel:
Menyambut Kedatangan Si Kembar
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Saya tidak tahu apa yang
dirasakan oleh orang tua yang mempunyai anak kembar. Tapi setiap kali melihat
anak kembar, saya selalu tekagum-kagum. Ada 'nilai lebih' pada segala sesuatu yang
kembar. Makanya si kembar selalu mampu menarik perhatian. Pada 17 Agustus 2011
kita kedatangan si kembar. Satunya adalah peringatan hari kemerdekaan Republik
Indonesia, dan satu lagi adalah peringatan turunnya kitab suci Al-Qur'an yang
bertepatan dengan 17 Ramadhan 1432H. Jika bukan pemeluk Islam, mungkin Anda
tidak merasa berkepentingan. Tetapi, mengapa tidak kita gunakan momentum ini
untuk sama-sama menilai kembali pemahaman kita terhadap kitab suci
masing-masing?
 
Saya bertanya kepada
teman-teman di facebook; apa hikmah kembaran hari kemerdekaan dengan hari
turunnya Al-Quran? Teman saya menjawab begini; kalau ingin merdeka, maka
bacalah kitab sucimu. Sungguh, hal itu merupakan sebuah jawaban yang memiliki
begitu banyak makna. Bagi Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar menemukan
makna apa saja yang bisa kita dapatkan dari fenomena kembaran itu, saya ajak
untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intellligence berikut
ini:
 
1.      Bacalah kitab sucimu. Sudah bukan rahasia lagi jika kitab
suci dirumah-rumah sering menjadi mahluk yang kesepian. Karena jarang disentuh
oleh pemiliknya, kitab suci juga menderita penyakit jablay. The Book of Eli
adalah sebuah film futuristik yang menceritakan tentang zaman dimana manusia
kehilangan pegangan. Perang nuklir menyebabkan segala sesuatu di muka bumi musnah
kecuali sedikit orang yang sempat bersembunyi di bunker perlindungan. Setelah
itu, manusia harus berjuang untuk mengumpulkan sisa-sisa peradaban. Hampir
semua faktor penting berhasil ditemukan. Namun ada satu buku yang masih hilang.
Buku apakah itu? Holy book alias kitab suci. Tanpa kitab suci, ternyata manusia
tidak bisa merekonstruksi kehidupannya. Mengapa? Karena hanya kitab suci yang
bisa membimbing kita menuju peradaban yang sebenarnya. Film itu mengingatkan
kita; jangan menunggu bumi hancur dulu baru mau membaca kitab suci. Bacalah
sekarang, karena hanya kitab suci yang bisa menjadikan hidupmu bermakna. Maka,
bacalah kitab sucimu.
 
2.      Berdayakanlah dirimu. Apalah artinya kemerdekaan jika kita
masih terbelenggu dalam ketidakberdayaan. Jika segala sesuatunya masih
bergantung kepada orang lain, kita belum benar-benar merdeka. Lho, bukankah
sebagai mahluk sosial kita ini saling membutuhkan? Iya, tapi derajatnya setara.
Kita membutuhkan orang lain, dan orang lain membutuhkan kita juga. Artinya, ada
sesuatu yang bisa kita lakukan sehingga bisa memberi nilai tambah bagi
kehidupan orang lain. Jangan pernah mau menjadi benalu yang hanya bisa menerima
tetapi tidak bisa memberi. Mengapa? Karena ketika kita tidak bisa memberi, maka
itu berarti kita menyerahkan nasib kepada orang lain. Ketika orang lain menilai
tidak ada lagi gunanya kita, maka pasti kita akan dicampakkan juga. Orang lain
hanya akan mau menerima kita, jika dan hanya jika kita cukup berharga. Jadi, berdayakanlah
dirimu. Karena harga
diri kita, ditentukan oleh daya diri kita.
3.      Berikanlah kontribusimu. Salah satu ciri manusia merdeka
adalah; bersedia melakukan sesuatu bagi orang lain tanpa takut akan menjadi
miskin. Saat saya mencanangkan program 2 JAM SEIKLASNYA™ Since 17 August 2011,ada angin sepoi berkata;"Seperti
pembicara murahan." Kan hanya 'seperti', bukan murahan beneran. Itulah respon
saya. Profesi saya adalah penulis dan pembicara publik. Untuk ikut berkontribusi,
saya baru bisa menggunakan lidah dan jari jemari. Belum bisa dengan uang atau
pengaruh, apalagi kekuasaan. Kalau biasanya saya pasang tarip untuk bicara 2
jam, sekarang saya tidak mau begitu lagi. Harapannya, perusahaan atau lembaga
yang ingin 'nanggap' saya tidak lagi terjajah oleh tarip yang belum tentu cocok
dengan budget mereka. Sejak dulu pun saya bertekad untuk melakukan itu,
tapi  'nanti' kalau saya sudah kaya. Sekarang
saya belum kaya, tapi sudah merdeka. Maka saya mempercepat keputusan untuk
tidak menetapkan tarip bukan 'nanti', tapi sejak hari kemerdekaan ini. Saya
menyediakan diri untuk berkontribusi. Sekarang, apa yang akan Anda kontribusikan
bagi bangsa ini?  Devisa, hasil karya,
lapangan kerja, pemikiran, gagasan, atau apa saja. Rakyat berterimakasih kepada
Anda.
 
4.      Hargailah pendahulumu. Ini bukan soal senioritas. Tetapi soal
fakta bahwa kemerdekaan ini tidak didapatkan dengan penjuangan kita. Sudah kesiangan
untuk menjadi pahlawan. Lagipula, kita tidak bisa melepaskan diri dari masa
lalu yang sudah susah payah dibangun oleh para pendahulu kita. Salah satu hal
yang telah secara gamblang kita sepelekan adalah bagaimana para founding
fathers kita meletakkan dasar-dasar kenegaraan. Bahkan kita masih sering
mentertawakan Dasar Negara Pancasila. Kritik kita begitu pedasnya. Padahal kita
pun belum tentu sanggup merancang pengganti yang sepadan apalagi lebih baik
darinya. Sudah cukup mengobrak-abrik fondasi bangsa kita. Kalau mau berdebat,
tidak perlu menjadikan Pancasila sebagai sasaran. Fokuslah kepada apa yang
benar-benar bisa kita lakukan untuk bangsa ini. Berhentilah menggugat para
pendahulu kita. Perjuangan mereka, sudah nyata hasilnya. Sekarang, giliran kita
untuk meneruskan. Jika ada yang harus diperbaiki dari kiprah mereka, lakukan
saja tanpa harus mencederai nama baik dan jasa-jasanya.
 
5.      Merdekakanlah dirimu dari sifat
penjarah.Kita
sudah lama tidak lagi berhadapan dengan penjajah. Sebagai gantinya, kita
dipusingkan oleh para penjarah. Ironisnya, sang penjarah bisa jadi sebelumnya
adalah orang yang paling lantang suaranya ketika berdiri diatas mimbar orasi
demokrasi. Benar, kita memang punya sifat menghujat orang lain. Tetapi, begitu
mencicipi nikmatnya keju yang dipercayakan untuk kita jaga, kita tergoda oleh
aromanya yang menggiurkan. Setelah menduduki kursi empuk, janganlah
sampai ikut-ikutan menjadi tikus yang sama rakusnya dengan tikus-tikus yang sebelumnya
kita berangus. Hati-hati dengan tikus, karena wajahnya mirip kelelawar. Hati-hati
dengan kelelawar, karena dia dia temannya vampire. Hati-hati dengan vampire karena
gigitannya menyebabkan virus para tikus menular. Nah. Kalau sudah tertulas virus
tikus itu, biasanya kita berubah dari pejuang demokrasi menjadi tikus yang
lebih rakus lagi. Maka masa penjajahan yang sudah lewat, digantikan oleh masa
penjarahan yang sulit dihentikan. Jadi, merdekakanlah dirimu dari sifat penjarah.
 
Merdeka!
Itu tidak berarti hidup tanpa aturan hingga boleh melakukan apa saja sesuka
hati kita. Merdeka! Itu adalah isyarat untuk secara leluasa mengekspresikan
nilai tertinggi kita sebagai manusia. Peringatan hari kemerdekaan kita tahun
ini diiringi oleh peringatan turunnya kitab suci. Bukankah ini isyarat dari
langit agar kita bisa mau kembali membaca kitab suci? Jika mau menjadi pemimpin
Negara yang baik, bacalah kitab suci. Jika ingin menjadi warga Negara yang
baik, bacalah kitab suci.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 16 Agustus 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
2 JAM SEIKLASNYA™  Since 17 August 2011
 
Catatan Kaki:
Kemerdekaan
paling tinggi adalah ketika kita tidak lagi membiarkan diri sendiri dijajah
oleh hawa nafsu untuk melakukan tindakan yang tidak disukai oleh Tuhan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul [gudang-ilmu] Artikel: Menyambut Kedatangan Si Kembar. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tempat-belajar-bisnis-online.blogspot.com/2011/08/gudang-ilmu-artikel-menyambut.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Andriansyah - Monday, August 15, 2011

Belum ada komentar untuk "[gudang-ilmu] Artikel: Menyambut Kedatangan Si Kembar"

Post a Comment

Blogger news