Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Cara Sukses Bisnis Dengan Duplicate Content

[gudang-ilmu] Cara Sukses Bisnis Dengan Duplicate Content

 

Cara Sukses Bisnis Dengan Duplicate Content

Duplicate Content atau Copy artikel dari blog lain kata orang berbahaya. Apa selalu benar begitu? Menurut saya tidak juga, bahkan Anda bisa saja sukses berbisnis internet dengan duplicate content tersebut. Saya telah menuliskannya disini untuk Anda:

Cara Sukses Bisnis Dengan Duplicate Content
http://didianto.com/sukses-bisnis-dengan-duplicate-content

Best Regards
Didianto.com

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Tips Singkat Agar Tambah Semangat Belajar Bahasa Inggris

[gudang-ilmu] Tips Singkat Agar Tambah Semangat Belajar Bahasa Inggris

 

Tips Singkat Agar Tambah Semangat Belajar Bahasa Inggris

Salah satu tips agar Anda semakin bertenaga dalam belajar bahasa inggris adalah dengan menjadikan bahasa inggris sebagai bagian dari hidup. Artinya mengusahakan bagaimana caranya agar bahasa inggris ini bisa menjaddi bagian dari keseharian Anda. Silahkan baca selengkapnya disini:

Tips Singkat Agar Tambah Semangat Belajar Bahasa Inggris
http://adalagi.net/tips-singkat-belajar-bahasa-inggris.html

Best Regards
AdaLagi.Net

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Belajar Dari Artikel Pendek

[gudang-ilmu] Belajar Dari Artikel Pendek

 

Sebenarnya setiap kita punya kapasitas untuk belajar hanya dari artikel pendek, kalimat motivasi, kata bijak, kata mutiara, dan sebagainya. Kalau artikel-artikel pendek tersebut digabungkan maka sedikit demi sedikit ilmu kita akan menjadi bukit juga. Selengkapnya:

Belajar Dari Artikel Pendek
http://bisnisok.com/belajar-dari-artikel-pendek

Best Regards
Mufli

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Masih Adakah Dedikasi Disaat Kantor Sepi?

[gudang-ilmu] Artikel: Masih Adakah Dedikasi Disaat Kantor Sepi?

 

Artikel: Masih Adakah Dedikasi Disaat Kantor Sepi?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Masih ingat pepatah 'Kucing pergi, tikus menari' ? Jaman sekarang tubuh tikus hampir seukuran kucing, sehingga kucing tidak lagi berselera mengganggu tikus. Tapi, pepatah itu masih relevan hingga kini. Terlebih lagi, jika dikaitkan dengan prinsip kepemimpinan atau leadership, dan kinerja atau performance. Dalam konteks ini, kita bisa menguji kedua hal diatas ketika Umat Islam merayakan Iedul Fitri, atau saat Kaum Kristiani merayakan Natal. Tahukah anda mengapa demikian? Karena, itu adalah saat-saat dimana para atasan dan kolega pergi liburan. Walhasil, suasana kantor menjadi sunyi senyap. Lantas, apakah disaat senyap seperti itu kinerja anda naik dan menjadi lebih baik, atau malah turun menukik?
 
Seorang karyawan terlihat sibuk didepan komputernya dengan tampang yang serius. Mungkinkah dia termasuk karyawan yang sungguh-sungguh dalam bekerja? Kelihatannya sih demikian. Namun, ketika karyawan itu menyadari bahwa atasannya  berdiri tepat dibelakangnya, dan melihat seluruh tampilan dilayar komputernya; mendadak wajah karyawan itu berubah menjadi pucat pasi. Pada kesempatan lain, seorang karyawan buru-buru menutup layar monitor laptopnya ketika boss besar memasuki ruang rapat. Kita tentu mafhum; mengapa seseorang tidak ingin atasannya mengetahui apa yang sedang dilakukannya.
 
Kedua peristiwa yang saya ceritakan diatas bukan kisah rekaan semata. Dan itu sudah cukup menggambarkan betapa banyak orang yang tidak sungguh-sungguh bekerja pada saat seharusnya mereka bekerja. Jika saat para atasan berada dikantor saja banyak karyawan yang tidak sungguh-sungguh bekerja, maka bisa dibayangkan betapa banyak karyawan yang  menyia-nyiakan amanah seperti itu disaat musim libur panjang tiba?
 
Padahal, salah satu ciri karyawan yang baik adalah; bekerja dengan sungguh-sungguh meski tidak seorangpun mengawasinya. Oleh karena itu, kita bisa mengukur apakah kita ini karyawan yang baik atau bukan justru pada saat atasan kita tidak berada di tempat. Dengan kata lain, musim libur panjang seperti Iedul Fitri dan Natal adalah saat yang tepat untuk membuktikan kualitas diri kita sebagai seorang profesional.
 
Sewaktu saya masih kecil, guru mengaji saya menceritakan kisah tentang seorang anak yang tengah menggembalakan kambing yang jumlahnya banyak sekali. Suatu hari seorang lelaki tak dikenal menghampirinya, dan berkata; "Nak, jual satu ekor kambingmu itu kepadaku." Sambil dikeluarkannya uang dari dalam saku.
 
"Maaf  Tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Jadi tidak akan saya jual." sahut anak itu.
"Sudahlah, Nak. Jumlah kambing itu sangat banyak. Majikanmu tidak akan tahu kalau berkurang satu." Orang itu meyakinkan.
"Benar Tuan. Majikanku tidak akan tahu kalau beberapa ekor kambing yang kugembalakan ini hilang." Sahutnya. "Tetapi Tuan," lanjutnya. "Tuhanku Yang Maha Melihat senantiasa memperhatikan semua yang aku lakukan ketika menggembalakan kambing-kambing ini."
 
Lelaki pendatang itu tertegun sesaat. Lalu memeluknya erat. Dan berkata;"Kamu benar anakku. Tidak ada satu tempatpun dimuka bumi ini yang tidak terlihat oleh Tuhan."  Guru ngaji saya mengatakan bahwa lelaki asing itu bernama Umar Bin Khatab. Seorang Khalifah yang gemar menyamar.
 
Hari ini, kita mendapatkan anugerah yang tak ternilai dalam bentuk pekerjaan yang dipercayakan oleh perusahaan. Dan hari ini, kita mendapatkan pengingat dari gembala kecil itu. Karena, bekerja bukan semata-mata untuk menyenangkan majikan. Bekerja adalah sarana pengabdian kepada Tuhan. Sebab, Tuhan telah menganugerahkan begitu banyak potensi melalui kesempurnaan penciptaan diri kita. Sehingga, menyia-nyiakan amanah dari perusahaan, pada hakekatnya menyia-nyiakan anugerah Tuhan.
 
Malu kita seandainya diusia yang sudah dewasa seperti ini masih berprinsip untuk bekerja dengan baik hanya jika ada atasan. Bukan malu karena takut ketahuan atasan. Tapi malu bahwa kita selalu diperhatikan oleh Tuhan. Padahal, Tuhan menyediakan pahala untuk  setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Artinya, jika kita bekerja dengan baik, maka bukan hanya gaji dari perusahaan yang kita dapatkan. Melainkan sesuatu yang nilainya lebih tinggi dari itu. Mengapa? Karena, setinggi apapun gaji yang anda terima; belum tentu sepadan dengan pengorbanan yang anda berikan. Sedangkan imbalan dari Tuhan? Tidak pernah lebih sedikit dari usaha yang kita upayakan. Bahkan, karena Tuhan itu Maha Pemurah; maka Dia menyediakan pahala yang berlipat-lipat. Bagi hamba-hambanya yang bekerja dengan tulus ikhlas. Yaitu, orang-orang yang bekerja bukan karena pengawasan orang lain. Melainkan mereka yang mempersembahkan setiap pekerjaan yang dilakukannya sebagai wujud pengabdian
kepada Tuhan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Ikhlas itu bukan bersedia bekerja tanpa imbalan. Melainkan mengharapkan keridoan Tuhan, atas setiap tindakan yang kita lakukan.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Gabungkan Strategi SEO Dan Daftar Nama

[gudang-ilmu] Gabungkan Strategi SEO Dan Daftar Nama

 

Rekans Gudang Ilmu Yth,

Kali ini sedikit ilmu tentang Search Engine dan Daftar Nama.

Misalnya strategi SEO telah diterapkan di blog Anda, pengunjung dari Search Engine seperti Google pun telah datang berduyung-duyun, tapi eh.. penjualan kok sepi?

Jawabnya ini:
Perlu Gabungkan Strategi SEO Dan Daftar Nama
http://rahasiasearchengine.net/gabungkan-strategi-seo-dan-daftar-nama

Best Regards
Mufli

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Paku Yang Berserakan Di Jalan

[gudang-ilmu] Artikel: Paku Yang Berserakan Di Jalan

 

Artikel: Paku Yang Berserakan Di Jalan
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Salah satu ucapan yang tidak terasa sering kita ungkapkan adalah frase 'tidak terasa, ya'. Sehingga, diakhir pekan kita kerap mengatakan; "Duh, tidak terasa ya, sudah hari jum'at lagi". Dan diakhir bulan kita mengatakan;"Tidak terasa ya, kok sudah akhir bulan lagi". Lalu diakhir tahun, kita bilang; "Tidak terasa ya, sebentar lagi tahun baru....."  Waktu yang didepan seolah terlihat berat untuk dijalani, ternyata 'tidak terasa' sudah kita lalui tanpa kendala yang berarti. Sekarang, mari diingat lagi; berapa tahun usia anda saat ini? Bukankah kita telah menjalani tahun demi tahun kehidupan kita itu, nyaris 'tidak terasa'  juga?
 
Kalau sedang berjalan kaki, saya sering menemukan paku di jalan. Demikian pula halnya ketika tengah bersepeda. Kehadiran paku dijalan menarik perhatian saya. Karena, saya merasa bahwa jalan bukanlah tempat dimana paku seharusnya berada. Pernah suatu kali kepalan tangan saya tidak lagi bisa dimuati oleh apapun karena didalamnya terdapat segenggam penuh paku yang saya punguti di jalan yang saya lintasi. Sehingga saya harus menyediakan wadah khusus untuk menampung paku-paku itu. Dalam hati saya berbisik;'seandainya semua paku di seluruh jalan di negeri kita dipunguti, berapa ton paku yang bisa dikumpulkan?'
 
Mungkin saya agak berlebihan soal 'berapa ton' itu, kalau diartikan sebagai satuan berat 'seribu kiloan'. Tapi, kalau 'ton' dalam pengertian satuan jumlah 'seribuan', saya yakin ungkapan 'berapa ton' itu tidak berlebihan. Artinya, ada ribuan buah paku yang berserakan di jalan. Ketika saya membayangkan beribu-ribu paku yang menghadang kita dijalan, saya juga membayangkan; betapa ban kendaraan kita berada pada situasi yang sangat kritis saat melintasi jalan-jalan itu. Karena, setiap kali kita melintas, maka ada peluang ban kendaraan kita tertusuk paku-paku itu. Anehnya, mengapa tidak semua kendaraan yang melintasi jalan itu bannya bocor terkena paku? Bahkan, dalam setahun saya lalu lalang disana, belum tentu ban kendaraan saya kena paku barang sekalipun. Padahal kita tahu, disana banyak paku berserakan.
 
Mengingat itu, hati saya sering menjadi lebih terhibur. Mengapa? Karena, seperti jalanan yang berpaku disana-sini itu; kadang-kadang saya melihat jalan hidup ini juga sedemikian beresikonya untuk dilalui. Resiko kehilangan pekerjaan, resiko ditolak oleh pelanggan, resiko dilecehkan teman, resiko disepelekan atasan, resiko tidak memperoleh pendapatan yang sepadan, resiko kebangkrutan, resiko ini, dan resiko itu. Rasanya, kita tidak perlu memungkiri bahwa semua kemungkinan itu sering membuat hati kita ciut. Namun, membayangkan bahwa setiap hari kendaraan kita melintasi jalan yang berpaku; maka setiap hari kita berpeluang untuk mengalami bocor ban di jalan. Anehnya, kita tidak setiap hari mengalami bocor ban.
 
Menerima fakta itu membantu hati saya untuk menyadari bahwa; meskipun setiap hari kita melintasi jalan kehidupan yang penuh resiko, tapi ternyata kita tidak selamanya mengalami kejadian 'semengerikan' itu. Mari kita tengok kebelakang barang sejenak. Lima tahun yang lalu, misalnya, kita tidak bisa membayangkan bagaimana caranya menjalani kehidupan selama lima tahun kedepan. Namun, kenyataannya adalah; kita sudah menjalani waktu lima tahun terakhir ini hingga saat ini, dengan 'tanpa terasa'. Hebatnya lagi, ternyata kita baik-baik saja.
 
Sekarang, mari kita berdiri disebuah titik yang kita sebut sebagai 'saat ini', lalu memandang jauh kemasa depan. Apakah kita merasakan kegalauan itu? Kita galau karena tidak ada kepastian akan masa depan kita. Tetapi, mari kita tengok beberapa tahun lalu ke belakang ketika kita merasakan kegalauan yang sama. Kita bisa sampai di titik ini, dengan selamat. Oleh karena itu, meski saat ini kita didera galau yang sama ketika memandang masa depan; semoga kita masih memiliki kekuatan untuk meyakini bahwa kita akan berhasil melewati masa depan itu seperti halnya kita telah berhasil melampaui masa lalu kita.
 
Ngomong-ngomong, menurut pendapat anda; mengapa ban mobil kita jarang bocor meskipun setiap hari melintasi jalan yang berpaku? Mungkinkah itu karena Tuhan melindungi agar ban mobil kita tidak terlampau sering terkena paku? Kalau begitu, menurut pendapat anda; mengapa hidup kita jarang bahkan tidak pernah mengalami peristiwa mengerikan, meskipun setiap saat kita melintasi jalan hidup yang berpeluang untuk mengalami peristiwa-peristiwa mengerikan? Mungkinkah itu karena Tuhan tiada henti-hentinya menjaga diri kita agar tidak mengalami hal-hal mengerikan yang melampaui batas kemampuan kita?
 
Lebih dari itu, Tuhan telah menjagakan kita agar tidak semua peluang tak menyenangkan itu benar-benar menjadi kenyataan. Memang, kita menghadapi begitu banyak peluang buruk yang tidak kita sukai. Namun, Tuhan telah menebarkan peluang baik jauh lebih banyak dari hal-hal buruk yang mungkin menimpa diri kita. Dan itu cukup untuk membuktikan bahwa sebenarnya Tuhan berpihak kepada kita. Sebab, ketika Dia memberi peluang baik lebih banyak dari peluang buruk, maka sesungguhnya Dia ingin agar kita berkesempatan untuk mendapatkan peluang baik itu. 
 
Jika sampai sekarang hidup kita baik-baik saja; tidak berarti bahwa kita tidak pernah mengalami cobaan, bukan? Kita mengalami banyak cobaan, namun sejauh ini semua cobaan itu masih dalam batas-batas kemampuan kita. Ini cocok dengan penjelasan guru ngaji saya bahwa; "Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada seseorang, melainkan dalam batas kemampuan dirinya."
 
Peluang buruk itu seperti paku yang berserakan dijalan. Jika kita memilih untuk memarkir kendaraan dirumah karena khawatir bannya akan kempes tertusuk paku yang berserakan; maka kita tidak akan pergi kemana-mana. Sebaliknya, jika kita bersedia mengambil resiko itu, maka kita akan mengeluarkan kendaraan dari garasi. Lalu kita melintasi jalan yang seharusnya kita lalui. Meskipun itu berarti bahwa kita menghadapi resiko ban bocor. Namun, kenyataannya ban kita tidak terlampau sering bocor. Bahkan, sekalipun kita melintasi jalan berpaku  setiap hari.
 
Barangkali, jalan hidup kita juga memang demikian. Meskipun banyak resiko yang kita hadapi saat melintasinya; namun, tampaknya kita akan baik-baik saja saat menjalaninya setiap hari. Sehingga, memilih untuk menyingsingkan lengan baju lalu bangkit berdiri, kemudian melangkah menjalani hidup ini; adalah pilihan yang jauh lebih baik daripada menyerah dan berdiam diri. Sebab, saat kita menyerah; kita melewatkan beribu kesempatan dan kemungkinan untuk memperoleh anugerah yang kita sendiri tidak pernah tahu sebesar apa. Sebaliknya, saat kita berserah diri kepada keberpihakan Tuhan terhadap kesuksesan kita, lalu kita memohon ijin kepada-Nya untuk berikhtiar; maka kita memiliki harapan untuk berhasil melintasi perjalanan hidup ini dengan baik. Dan, tanpa terasa; kita bisa tiba diakhir perjalanan yang telah Tuhan tentukan untuk kita. Lalu saat itu kita boleh kerkata; "Tuhan, telah kutunaikan seluruh panggilan-Mu. Dengan segala kurang dan lebihku. Dan kini,
ijinkan aku untuk menyerahkan penilaian akhir kepada-Mu...."
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Sepertiga dari kengerian yang terpampang dimasa depan adalah ilusi kita. Sepertiganya lagi adalah alat untuk meningkatkan ketangguhan kita. Dan sepertiganya lagi adalah pengingat agar kita tidak terlampau sombong dihadapan Tuhan.
 
Sekarang, cuplikan-cuplikan video saya sudah bisa diakses di Youtube. Search disana dengan key word 'dadang kadarusman'.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Kiat Sukses

[gudang-ilmu] Kiat Sukses

 

Sukses adalah keinginan setiap orang bagaimana dengan ilmu seseorang dapat berbuat yang lebih baik tentu saja ilmu itu perlu kita kuasai baik itu ilmu untuk dunia maupun akherat.

Jika kita ingin sukses dengan ilmu kita harus punya metode dan kiat untuk mencapai kesuksesan khusus untuk kiat sukses di dunia usaha bisa rekan-rekan lihat disini:

http://kiatsukses-ku.blogspot.com

Best regards
Indra

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Motivasi Belajar Perlu Sebanding Dengan Motivasi Kerja

[gudang-ilmu] Motivasi Belajar Perlu Sebanding Dengan Motivasi Kerja

 

Rekans Gudang Ilmu Yth,

Banyak orang yang telah mempunyai motivasi belajar yang cukup dan terbukti dengan seringnya belajar, sehingga tau caranya. Tetapi lebih banyak lagi orang yang walapun motivasi belajarnya sudah kuat, eh motivasi kerja yang dimilikinya yang parah, sehingga tidak take action. Jadi keduanya harus seimbang, baik motivasi belajar dan motivasi kerja.

Best Regards
Mufli
http://carabisnisinternet.net

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Sudahkah Anda Menemukan Garis Horison Kehidupan?

[gudang-ilmu] Artikel: Sudahkah Anda Menemukan Garis Horison Kehidupan?

 

Artikel: Sudahkah Anda Menemukan Garis Horison Kehidupan?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Dari jaman dahulu kala, konon profesi sebagai peramal merupakan salah satu profesi paling laris. Apalagi kemajuan teknologi komunikasi saat ini memungkinkan para peramal untuk mempromosikan diri, sehingga minat orang menjadi semakin terbangkitkan. Mengapa kita sedemikian tertariknya pada ramalan? Karena kita sering penasaran dengan apa yang akan terjadi dimasa depan. Mengapa kita penasaran akan masa depan? Karena kita ragu bahwa masa depan kita akan baik-baik saja. Sebab, jika kita yakin bahwa masa depan kita akan berjalan mulus, kita tidak perlu was-was atas apa yang akan kita alami dimasa mendatang. Sekalipun kita tidak pergi ke peramal, tetap saja hati kita diliputi oleh kekhawatiran; akankah masa depan kita berjalan sesuai dengan harapan?
 
Minggu lalu, saya berkesempatan melihat garis horison dipinggir pantai. Anda tentu masih ingat dengan 'garis horison', bukan? Garis mendatar yang seolah-olah menjadi pembatas antara bumi dengan langit. Jaman dahulu kala, garis horison disalahartikan sebagai ujung dunia, sehingga jika kita bergerak melewati garis itu, maka kita akan terjatuh ke jurang. Memandang jauh ke tengah laut seolah memandang jauh ke masa depan. Sehingga, dengan pola pikir seperti itu, kita sering beranggapan bahwa hidup kita hanya akan baik-baik saja sampai kita tiba di 'garis ujung' itu. Dan karena 'garis ujung' itu adalah batas kemampuan pandangan kita, maka ketika kita memandang hidup; kita sering khawatir atas apa yang akan terjadi 'setelah garis ujung' itu terlampaui.
 
Setelah kita memahami bahwa bumi ini bulat, kita tahu bahwa garis horison bukanlah ujung dunia seperti yang kita duga. Jadi, jika kita bergerak melewati garis horison itu, kita tidak akan terjatuh. Kita bisa terus bergerak maju dengan aman dan leluasa. Selain itu, ketika kita menggunakan perahu motor menuju ke tengah laut, kita tidak benar-benar 'tiba' di garis horison itu. Segigih apapun kita mengejar garis horison itu, tidak akan mampu untuk 'menangkapnya'. Sebab, setiap kali kita bergerak mendekat kepadanya, setiap kali itu pula dia bergerak menjauh.   
 
Jangan-jangan, hidup juga demikian. Apa yang kita kira sebagai garis ujung dunia, ternyata bukanlah ujung dunia yang sesungguhnya. Melainkan hanyalah titik maksimal daya pandang kita. Karena itu, apa yang kita kira sebagai garis ujung optimisme kehidupan itu bukanlah ujung optimisme hidup yang sesungguhnya. Sebab setelah kita mencapai 'batas' yang kita lihat itu, kita bisa menemukan wilayah lain yang terbentang diantara diri kita, dengan garis horison baru. Walhasil, boleh jadi kesempatan yang kita miliki dalam hidup itu tidaklah sebatas dari 'apa yang bisa kita lihat' dari titik tempat kita berdiri ini. Sebab, dibelakang garis horison itu; terhampar kesempatan lain yang begitu luas.
 
Garis horison, adalah pembatas antara wilayah yang bisa kita lihat, dengan wilayah yang tidak bisa kita lihat. Kita dapat dengan leluasa menjelajah wilayah yang bisa kita lihat. Dan kalau kita bergerak mendekati garis horison itu, maka kita akan mampu untuk melihat wilayah lain yang sebelumnya tidak terlihat. Barangkali, hidup kita juga demikian. Meskipun kita sering dibatasi oleh sempitnya daya pandang kita; namun, ketika kita menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh. Lalu kita bergerak maju untuk mengeksplorasi inci-demi inci wilayah itu. Ternyata, garis batas itu tidak benar-benar ada. Walhasil, ketika kita secara konsisten bergerak maju menjalani hidup; hidup kita sama sekali tidak dibatasi oleh garis horison itu. Karena, ketika kita mendekatinya, sang garis bergeser menjauh. Seolah dia memberikan ruang yang lebih luas lagi kepada kita. Untuk terus menjelajah, tanpa mengenal lelah.
 
Bayangkan seandainya ketakutan kita akan keterbatasan pandangan itu menjadikan kita terdiam. Maka, jangkauan kita tidak akan pernah bertambah. Bahkan mungkin, kita akan dikurung oleh pesimisme dan ketakutan-ketakuan semu. Sebaliknya, jika kita bersedia menjalani hidup ini dengan keyakinan bahwa dunia kita sangatlah luas, maka bukan saja kita akan terbebas dari rasa was-was atas keserbaterbatasan yang ada. Lebih dari itu, kita bisa bersahabat. Bermain. Dan bercengkrama dengan garis horison itu. Ketika kita mengejarnya, dia akan berlari. Sehingga, tanpa kita sadari, kita sudah menjelajah jauh sekali. Dan dititik ini, kita akan menemukan; betapa rahmat Tuhan itu terhampar dengan teramat sangat luas. Dan semoga kiranya Dia, gembira melihat kita yang dengan sukacita bersedia menjalani fitrahnya.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Dengan selera humornya yang tinggi, garis horison menyembunyikan masa depan kita dibelakangnya; sebagai teka-teki untuk terus-menerus dieksplorasi.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Sekilas Tentang Bisnis Internet Pay Per Lead

[gudang-ilmu] Sekilas Tentang Bisnis Internet Pay Per Lead

 

Rekans Gudang Ilmu Yth,

Bisnis Internet Pay Per Lead atau disingkat PPL adalah suatu bisnis dimana Anda dapat komisi ketika anda berhasil membantu seseorang bisnis owner mendatangkan prospek (calon pembeli) atau LEAD bagi mereka.

Selengkapnya telah saya tulis untuk Anda disini:
http://bisnisinternetmu.com/sekilas-tentang-bisnis-internet-pay-per-lead/

Best Regards
Mufli

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] File - Salam Kenal dari Owner Gudang Ilmu

[gudang-ilmu] File - Salam Kenal dari Owner Gudang Ilmu

 


From : Mufli (Moderator Gudang-Ilmu)

Hello Kawan,

Terima kasih telah bergabung di milinglist GUDANG-ILMU
yang saya kelola. Melalui milinglist ini saya persembahkan
untuk anda semua berbagi ilmu untuk pemberdayaan bersama.
Saya undang anda berpartisi aktif, dengan mengirimkan
artikel, komentar, tips yang bermanfaat, serta jangan lupa
tetap mematuhi aturan main yang saya jelaskan di bagian
depan halaman description milinglist Gudang-Ilmu:
http://groups.yahoo.com/group/gudang-ilmu

Untuk selalu mendapatkan informasi terbaru dari saya langsung
ke email Anda, silahkan set EMAIL DELIVERY anda sebagai INDIVIDUAL,
atau setidaknya SPECIAL NOTICE.

Oya, salam kenal lebih dekat :)
Saya Mufli, tinggal di Jalan Merak 6/44 Rewwin, Sidoarjo
Indonesia. Saya banyak mengelola situs online, yg umumnya
merupakan support system untuk bisnis, training dan publikasi.

Thank you rekans :)

Best Regards

Mufli
Moderator, Gudang-Ilmu

Bila Anda ingin mengundang teman untuk join milinglist ini,
Silahkan copy undangan berikut ini, silahkan ganti informasi
tentang Anda di bagian akhir (Salam), lalu kirimkan undangan
kepada kawan-kawan Anda.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Subject: Undangan Join Gudang-Ilmu
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hi kawan,

Ilmu bukanlah yg nomor satu,
bahkan percuma tanpa dibawa dalam tindakan.
Dengan ilmu dan hasrat yang menggebu,
banyak orang berjaya dan bermakna untuk sekitarnya.
Ilmu tentang bisnis internet, cara membangun team,
security online, forex, adsense, network marketing,
business broker, franchising, autosurf, serta juga
home based business, affiliate program, reseller,
dan sebagainya dengan cemerlang dapat ANDA dipaparkan
di forum ini, saya undang anda para pakar dan
praktisioner yang komptens.

JOIN US NOW, Semoga hanya yang terbaik buat Anda !

Cara bergabung adalah dengan mengirimkan email kosong
alamat ini:

gudang-ilmu-subscribe@yahoogroups.com

Atau silahkan berkunjung ke sini:

http://groups.yahoo.com/group/gudang-ilmu

Salam sukses paling sukses buat Anda.

Thanks Again.



__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] File - Indonesia Online Ribuan anak bangsa ada di sini

[gudang-ilmu] File - Indonesia Online Ribuan anak bangsa ada di sini

 


Indonesia Online, Ribuan anak bangsa ada di sini

Media komunikasi online anak bangsa baik di Indonesia maupun di manca negera, dimanapun Anda berada. Silahkan ngobrol di sini, bebas dan tetap sopan tentunya. Selalu Posting dengan LENGKAP sebutkan DENGAN JELAS identitas anda (Nama, web/blog, boleh HP) dalam setiap bagian akhir posting. Dilarang: beriklan langsung kecuali di bagian footer email anda, maksimum 3 baris. Tidak diperkenankan: posting yang vulgar, argumentatif, sara, menyinggung privacy member lain, atau posting yang berulang-ulang, atau yang bertendensi iklan berlebihan. Semoga Milinglist ini dapat membuat kita bersama semakin berdaya.

Join us now: http://groups.yahoo.com/group/indonesia-online

Best regards
Indonesia-Online Moderator

__._,_.___
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Hidup Anda Diliputi Oleh Keberuntungan?

[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Hidup Anda Diliputi Oleh Keberuntungan?

 

Artikel: Apakah Hidup Anda Diliputi Oleh Keberuntungan?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Sudah sejak lama orang tua kita percaya bahwa kehidupan kita diliputi oleh keberuntungan. Itulah sebabnya, kita selalu mengatakan 'untung...,' sekalipun kita baru saja mengalami sebuah musibah. Selama ini, kedalam diri kita sudah ditanamkan sebuah sikap untuk selalu melihat segala situasi dari sisi positifnya. Sehingga, dalam situasi apapun kita masih merasakan betapa beruntungnya diri kita. Jika demikian, apakah sumpah serapah atau rasa syukur yang lebih layak untuk diungkapkan?
 
Ketika saya masih kecil, rumah kediaman kami dilalap api, hingga seluruhnya berubah menjadi abu. Ayah dan Ibu saya bilang; "Untung kita semua selamat,".  Sampai sekarang saya masih teringat dengan kobaran api itu. Dan setiap kali mengenangnya; saya juga teringat kata-kata Ayah-Ibu saya tentang keberuntungan itu.    
 
Ketika sudah bisa berenang di sungai, saya tenggelam. Air deras menyeret tubuh saya hingga tersangkut disela-sela pintu penahan air di bendungan. Sampai sekarang saya masih ingat betapa beruntungnya saya karena ada rongga udara yang terbentuk antara lempengan pintu irigasi dengan titik jatuh air sehingga melalui rongga itu saya bisa bernafas sampai orang-orang berhasil menemukan saya.  
 
Ketika beranjak remaja, gejolak muda mendorong saya untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dan membiarkan diri saya menginap disana. Bermalam di gunung sama sekali bukanlah masalah. Tetapi, melakukannya sendirian dialam liar tanpa perlengkapan apapun; kedengarannya bukan gagasan yang cerdas. Sampai saat ini saya masih mengenang betapa beruntungnya saya karena bisa selamat melalui malam yang mengerikan itu.    
 
Kemarin malam, saya melakukan beberapa permainan kecil dengan anak-anak. Setelah melalui tahap tertawa dan melompat-lompat yang seru, saya berencana untuk melakukan sesuatu yang lain. Kali ini saya membutuhkan sebuah media yang harus dipotong-potong.   Maka saya mengambil cutter kecil. Ketika memotong media itu, entah kenapa ujung cutter tergelincir dan patah hingga melukai pangkal jari tangan saya, persis dibagian yang banyak urat-urat kecilnya. Darah segar segera mengalir. Dan secara spontan saya berkata dalam hati;'Untung tidak sampai memutuskan urat-uratnya."  Saya kira masalah akan terhenti sampai disana. Ternyata saya keliru.
 
Sebelum sempat memberi tahu orang lain bahwa tangan saya terluka, anak lelaki kecil saya yang tengah berada dipuncak rasa senang berlari kearah saya. Lalu tanpa disadari dia merebut cutter itu dari genggaman saya. Maka secara spontan saya berteriak; "Abang, ayah pegang pisau tajam, jangan merebutnya. BAHAYA!" tapi terlambat. Dia sudah terlanjur melakukannya. Ketika itu, saya merasakan segalanya seolah berjalan dalam gerak lambat. Semua kengerian itu seolah menancap dalam pikiran saya. Mulai dari ujung cutter yang tergelincir. Lalu dia patah merobek pangkal jari tangan saya. Urat-urat yang terlihat. Darah segar yang mengalir. Rasa perih yang menyayat. Dan..., tangan-tangan kecil polos yang merebut gagang cutter mengira mainan terbuat dari plastik.
 
Pikiran saya secepat kilat membayangkan luka macam apa yang bisa dialami oleh anak saya. Namun, ajaib sekali; tangannya tidak apa-apa. Lalu saya melihat gagang pisau cutter kecil itu. Ternyata, memang semua bagian pisaunya sudah patah tadi ketika saya memotong media permainan itu. Sekarang, saya merasa sangat beruntung karena pisau tajamnya sudah patah. Jika tadi pisau itu tidak patah, dan tanpa bisa dihindari anak lelaki kecil saya yang antusias itu merebutnya dari tangan saya; maka boleh jadi tangannya akan terluka parah.  Sekarang saya tahu, betapa beruntungnya kami.....
 
Jika anda merasa saya sedang memamerkan keberuntungan-keberuntungan yang pernah saya alami dalam hidup, semoga anda berkenan mengubah prasangka itu. Sebab, kalaupun saya berniat untuk pamer, maka tidaklah mungkin saya bisa menceritakan satu demi satu keberuntungan itu. Sebab, kita semua tanpa henti-hentinya mendapatkan keberuntungan hidup yang sedemikian banyaknya sehingga kita tidak mungkin mampu bahkan untuk sekedar menyebutkannya satu persatu. Seperti firman Tuhan yang pernah diajarkan oleh guru ngaji saya, bahwa;"Jika engkau menghitung nikmat yang Tuhan berikan kepadamu, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya...."
 
Tapi, jika benar nikmat Tuhan itu sedemikian banyaknya; mengapa kehidupan kita sering tidak beranjak ke tingkat yang kita impikan? Mungkin karena kita selalu mengimpikan kehidupan materialis. Kita terlampau sering mengukur kenikmatan dari jumlah uang yang kita dapatkan. Dari kekayaan yang kita kumpulkan. Dari kedudukan yang bisa kita banggakan. Dan dari jubah nama besar yang kita kenakan. Padahal, ternyata keberuntungan kita bisa menjelma dalam bentuk lain yang sering kita abaikan. Kesehatan kita. Kesempurnaan penciptaan tubuh kita. Terbebasnya kita dari perasaan tertekan. Rasa tenang kita. Tidur nyenyak kita. Pekerjaan dan gaji rutin yang kita terima. Dan semua hal lain yang jumlahnya tiada terhingga. Namun, karena kita kurang mensyukurinya; maka kita sering lupa bahwa semua itu adalah wujud keberuntungan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
 
Memang benar bahwa 'sudut pandang' kita menentukan apakah kita bisa menemukan hikmah dibalik setiap kejadian atau tidak. Namun, saya meyakini bahwa keberuntungan sama sekali bukan soal sudut pandang; melainkan soal kesadaran. Kita perlu lebih sadar bahwa Tuhan menginginkan kehidupan kita baik. Bahkan Tuhan tetap ingin agar hidup kita baik sekalipun kita sering mengambil langkah dan keputusan-keputusan yang bodoh. Hanya saja, kita sering tidak menyadari semua kebaikan Tuhan selama ini. Sehingga, kita sering berburuk sangka kepada-Nya. Kita mengira bahwa Dia memberi orang lain lebih banyak nikmat, daripada yang diberikan-Nya kepada kita. Padahal, boleh jadi kenikmatan yang sesungguhnya terletak pada hati nurani kita. Bukan pada benda atau atribut-atribut yang kita lekatkan pada tubuh kita. Jika kita berhasil menemukan tak berhingga kenikmatan didalam hati kita; mungkin kita bisa lebih sadar akan betapa beruntungnya diri kita. Karena ternyata. Kehidupan
kita. Diliputi. Oleh keberuntungan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Betapa banyak kebodohan yang sudah kita buat. Namun, Tuhan selalu bersedia untuk menutupinya dengan begitu banyak keberuntungan yang bisa kita dapat.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com
 
 

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
.

__,_._,___

Blogger news