Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Jawaban: Pertanyaan yang paling sering muncul tentang saya

[gudang-ilmu] Jawaban: Pertanyaan yang paling sering muncul tentang saya

 

Dear teman-teman,
Mohon izin untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tidak mungkin bisa saya jawab secara individual.
Saya mengundang teman-teman untuk mengunjungi Frequently Asked Question (FAQ) di website saya www.dadangkadarusman.com khususnya yang pernah menanyakan beberapa hal kepada saya namun belum mendapatkan jawabannya. Anda yang lain juga mungkin mempunyai pertanyaan yang sama, silakan merujuk kesana.
 
Apabila ada pertanyaan Anda yang belum tercakup disana, silakan tanyakan kembali karena bisa jadi luput dari perhatian kami atau tersaring oleh system junk mail filter kami.

Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman - 25 Agustus 2011
Penulis buku "Tuhan Terimalah
Taubatku"
2 HOURS AT YOUR BUDGET™ Since 17 August 2011
http://www.dadangkadarusman.com

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Kekuatan Yang Mengakar

[gudang-ilmu] Artikel: Kekuatan Yang Mengakar

 

Artikel:
Kekuatan Yang Mengakar
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Kekuatan. Itu adalah kata
yang memiliki beribu makna. Kata itu juga yang menjadi kejaran dan dambaan
setiap orang baik dalam konteks pribadi, kelompok, berbangsa, bahkan sejumlah
bangsa-bangsa yang berserikat. Tanpa kekuatan, tidak ada kemampuan. Tanpa
kemampuan, tidak ada yang bisa kita lakukan. Tanpa sesuatu yang bisa kita
lakukan, maka kita tidak ubahnya seperti jenazah. Mengapa? Karena kehidupan
kita tercermin dari kekuatan yang kita miliki. 'Power-off'. Begitulah kita
menyebut semua hal yang tidak lagi memiliki kekuatan yang cukup untuk menjalani
hidup. Persoalan kita sekarang bukanlah sudah 'off'-nya power itu, karena saat
ini pun kan kita masih hidup. Tetapi, bagaimana memiliki kekuatan yang tidak
pernah meredup. Dengan kata lain, kekuatan yang mengakar didalam diri kita.
 
Dihalaman rumah kami terdapat
cukup banyak tanaman. Selama bertahun-tahun semua tanaman memberi kami inspirasi melalui beragam isyaratnya lewat akar. Mengajari kami tentang
makna kekuatan yang mengakar. Saya tidak pernah henti mengagumi kekuatan
mereka. Seolah tiada henti-hentinya menyemangati kami. Tanpa disadari, selain
sosoknya yang memperindah halaman kami, tanaman-tanaman itu juga memberi kekuatan
kepada saya untuk menjalani hidup yang tidak selamanya mudah. Bagi Anda yang
tertarik menemani saya belajar mendalami kekuatan yang diajarkan sang akar,
saya ajak memulainya dengan mahami 5 prinsip Natural Intellligence sebagai berikut:
 
1.      Kekuatan akar prasyarat kehidupan. Adenium terbesar di rumah
kami tingginya sudah sekitar 1,5 meter. Butuh waktu belasan tahun untuk tumbuh
hingga sebesar itu. Saat itu, kami melihat daunnya banyak yang menguning, lalu
berguguran. Kami 'nyaris' panik karena tidak menemukan cara untuk
menyembuhkannya. Benar saja, tak lama kemudian dia pun mati.  Pura-pura jadi dokter ahli forensik saya melakukan
otopsi, hingga akhirnya menemukan bahwa penyebab kematiannya adalah; seluruh
akarnya membusuk. Oh, saya tertegun. Begitulah rupanya kekuatan akar. Tanpa
akar kita tidak memiliki hidup. Bagi kita, akar adalah motivasi  untuk terus hidup. Bukan sekedar hidup, tetapi
dalam 'hidup yang penuh makna'. Tanpa motivasi itu, kita akan biarkan saja
hidup kita terombang-ambing tanpa arah. Akar juga adalah dorongan untuk
berprestasi. Tanpa dorongan itu, kita sekedar melakukan alakadarnya saja.  Akar adalah kemauan untuk tampil menjadi yang
terbaik. Tanpa kemauan itu, kita hanya pasrah saja pada apapun yang kita
dapatkan. Lantas, apa bedanya kita dengan zombie? Hanya dengan kekuatan yang
mengakar itu saja kita bisa menjadi pribadi yang penuh gairah, kompetitif, dan motivasi tinggi.
 
2.      Kekuatan akar menopang pertumbuhan. Saya tidak tahu namanya
tanaman apa. Tetapi, dia tumbuh merambat seperti sedang memanjat dinding
tembok. Daunnya berbentuk hati. Di habitat aslinya dia membelit pohon raksasa
lalu naik hingga ke puncak tertinggi untuk meraih cahaya matahari.  Dihalaman belakang rumah kami ada tanaman
serupa itu. Hebat, tananam berbatang lunak kok bisa tumbuh setinggi itu. Tapi
itu bukan keajaiban diluar nalar. Karena dia merambat dengan melekatkan
akarnya. Dengan akar itu kemudian dia merambat naik. Persis seperti karir kita.
Harus ada kekuatan yang mengakar agar kita bisa merambat menaiki tangga karir
kita. Akualnya, harus ada kemampuan yang layak dijadikan pegangan untuk
menanjak naik. Jika kita tidak memiliki kemampuan itu, memaksa naik juga akan
kembali terpuruk cepat atau lambat. Setiap kali tumbuh memanjang, tanaman itu
mengeluarkan akar yang baru dipucuknya, lalu menempel lagi di pohon inangnya. Setiap
kali kita menanjak naik, kita perlu menguasai kemampuan dan keterampilan baru
yang akan menjadi akar baru untuk naik lebih tinggi lagi. Dengan begitu maka bertambah
besarlah kapasitas diri kita. Sehingga bertambah besar jugalah peluang kita
untuk naik ke level yang lebih tinggi. Mengapa? Karena seperti akar rambat yang
menunjang pertumbuhan tanaman itu, kapasitas diri kita yang terus diasah akan
menjadi kekauatan yang menopang pertumbuhan karir kita.
 
3.      Kekuatan akar menumbuhkan tunas baru.Salah satu tanaman
hias yang dirawat istri saya adalah sisik naga. Batangnya tidak bertulang, dan
daunnya kecil-kecil berbentuk seperti sisik. Dalam pertumbuhannya yang sehat
dia berbatang gemuk memenuhi pot dengan semua daun tebal dan mengkilap. Ketika
kami cukup lama pergi, pohon itu tidak dirawat dengan baik hingga akhirnya
mati. Semua batang dan daunnya mengering lalu tercerabut dari akarnya. Karena
masih bagus, kami tidak membongkar tanah dan pupuk dalam pot itu, melainkan
langsung menanaminya dengan biji-bijian. Tidak disangka, beberapa minggu
kemudian muncul tunas sisik naga lagi, seolah dia bangkit dari kuburnya. Dalam
hidup, kadang kita memasuki periode yang sedemikian sulitnya. Bisnis kita
bangkrut. Usaha kita gagal. Karir kita tidak kunjung berkembang. Semua yang
kita lakukan tidak memberikan hasil. Gemetar sekujur tubuh kita bahkan untuk
sekedar membayangkan bulan depan akan makan apa? Teriris hati kita memikirkan
semua kengerian yang menghantui. Kadang, kita sampai sedemikian terpuruknya
sehingga kita seolah 'menghilang' dari permukaan bumi. Saya. Benar-benar
mengalami masa-masa seperti itu. Namun Tuhan tak pernah henti menyemangati.
Lewat sisik naga itu Dia mengajarkan bahwa selama akarmu masih hidup, akan
selalu ada tunas yang bisa tumbuh kembali.
 
4.      Kekuatan akar membutuhkan tempat yang besar. Ada sejenis
tanaman dari bangsa talas-talasan yang kami miliki. Ini bukan talas air,
sehingga dapat bertahan hidup didarat. Tingginya sudah lebih dari satu meter. Bonggolnya  yang sangat besar dengan akar-akaranya yang
hampir seukuran jari kelingking. Kemarin sore, kami mendapatinya sudah tumbang.
Kami menegakkannya kembali, namun dia tumbang lagi. Rupanya, pot super besar
itu sudah tidak lagi bisa menahan bobotnya. Kami sadar, jika pohon itu
membutuhkan tempat yang lebih besar. Maka kami memutuskan untuk menanamnya
langsung di tanah. Ketika kita sudah memiliki kekuatan yang sangat besar.
Kemampuan yang sangat tinggi. Keterampilan yang sangat mumpuni. Kita tidak
berselera lagi untuk bermain dilahan yang kecil. Maka dengan logika terbalik,
kita menjadi tahu bahwa jika ingin menjadi pribadi yang besar; kita harus
memiliki akar yang kuat dan besar. Di kantor, banyak orang yang lebih suka memainkan
'peran' kecil, padahal kapasitas dirinya besar. Kasihan jiwanya yang besar
akhirnya harus mengerut jadi kerdil karena tidak diberi tempat yang cukup besar
untuk berkembang secara leluasa. Orang seperti itu, laksana talas dengan pot
kekecilan dihalaman rumah kami; dia akan tumbang. Maka carilah peran yang
besar, karena itulah yang paling cocok untuk melatih kapasitas diri Anda yang besar. Jika perlu, carilah mentor yang tepat untuk mambantu Anda.
 
5.      Akar terkuat adalah iman. Kaum muslim menahan lapar dan
dahaga, sambil mengendalikan nafsu satu bulan penuh selama Ramadhan. Bagaimana
mereka bisa sekuat itu? Iman. Setiap orang baik gigih melakukan
kebaikan-kebaikan meski dicemooh orang orang lain. Mengapa? Iman. Mengapa ada orang
yang terus berusaha agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak patut?
Iman. Mengapa pula seseorang tidak tergoda ikut-ikutan menggerogoti keuangan
perusahaan, meski sudah menjadi budaya ditempat kerjanya? Iman. Mengapa ada
orang yang tidak ikut bekerja malas-malasan meski mereka yang malas digaji sama
dengan yang rajin? Iman. Mengapa seseorang bekerja bersungguh-sungguh meskipun
atasannya tidak selamanya mengawasi dirinya? Iman. Mengapa begitu banyak orang
yang percaya meski tidak melihat? Iman. Adakah yang lebih kuat dan lebih besar
pengaruhnya kepada kehidupan seorang manusia selain iman? Tidak ada. Hanya iman
yang bisa menjadikan kita pribadi yang memiliki kekuatan yang mengakar. Karena
iman adalah akar terkuat dan terbesar. Baik dalam kehidupan spiritual kita.
Maupun dalam kehidupan kerja kita.
 
Kita
sering keliru mengira bahwa keimanan tidak ada kaitannya dengan hal-hal diluar
ruang peribadatan. Padahal, iman adalah akar yang menguatkan seluruh sendiri
kekuatan dalam hidup kita. Cobalah buang jauh-jauh iman Anda, maka hidup Anda
akan gamang. Mungkin Anda akan mempertanyakan benarkan ada itu yang namanya
Tuhan? Tapi, logika dan nurani Anda mengatakan; jika bukan Tuhan, siapa yang
menjaga seluruh bintang dan benda langit beredar hingga sedemikian harmonisnya.
Jika bukan Tuhan, siapa yang menjaga jantung kita tetap berdegup? Tanpa iman,
mungkin Anda menghasilkan banyak uang. Tetapi, Anda akan terus didera untuk
mempertanyakan; untuk apa semua ini, jika setelah mati hanya akan menjadi tanah?
Tidak. Kita tidak sama dengan semua tanaman yang sudah mati di halaman rumah
kami. Mereka mati membusuk dan menyatu dengan tanah. Kita? Setelah mati, ada
jiwa yang terbang ke langit tinggi. Lalu menghadap sang pencipta untuk mempertanggungjawabkan
semua keburukan yang kita lakukan. Atau, menerima hadiah atas setiap kebaikan
yang sudah kita amalkan. Itulah harta karun yang tersimpan dalam iman.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman - 25 Agustus 2011
Penulis buku "Tuhan Terimalah
Taubatku"
2 HOURS AT YOUR BUDGET™ Since 17 August 2011
http://www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Tanpa
iman, seorang manusia hanya bisa hidup seperti tanaman yang tidak memiliki
akar. Dia tidak memiliki kekuatan untuk hidup, kemudian tumbang.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Tuhan, Terimalah Taubatku

[gudang-ilmu] Artikel: Tuhan, Terimalah Taubatku

 

Artikel:
Tuhan, Terimalah Taubatku
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Tidak seorang pun manusia
yang sudah memasuki masa akil baligh terlepas dari dosa. Sesempurna apapun kita
pasti pernah melakukan kesalahan. Ada diantara kesalahan itu yang kita sadari
dan ada juga yang luput dari kesadaran kita. Ada diantara dosa itu yang kita
sesali, dan ada juga yang kita anggap enteng saja. Ah, cuma segitu aja kok.
Duh, padahal dosa yang ukurannya sebesar debu pun kalau tidak termaafkan pasti
harus kita pertanggung jawabkan. Bukankah debu itu kecil? Benar. Tetapi perhatikanlah
meja yang tidak pernah dibersihkan dirumah kita. Bukankah lama kelamaan
tertutup penuh oleh debu? Debu itu lalu melekat lengket. Jadilah dia noda,
hingga rusaklah meja indah kita. Jika debu itu tidak pernah dibersihkan, maka
lama-lama akan menumpuk menutupi semua permukaan hati kita. Dan ketika hati
tertutupi oleh debu dosa-dosa kecil yang kita abaikan itu, maka kita tidak lagi
bisa membaca nurani.
 
Usia saya sekarang 41 tahun.
Saya memasuki masa akil baligh sekitar usia 11 tahun. Maka saya sudah berbuat
dosa selama 30 tahun. Tidak berbilang banyaknya. Jika saya menebus semua dosa
itu setiap hari, maka saya harus hidup dengan bersih tanpa dosa baru sambil
terus bertaubat hingga usia saya 71 tahun. Bagaimana seandainya usia saya hanya
sampai 61 tahun? Atau mungkin hanya 51 tahun? Atau hanya 41 tahun lebih sehari?
Bagaimana mungkin saya bisa menghapus semua debu dosa yang melekat itu? Oh, Tuhan, Terimalah Taubatku. Pencarian kesadaran ruhani
adalah sebuah perjalanan pribadi. Namun saya selalu ingin mengajak teman,
sahabat dan karib kerabat untuk menemani saya menelusuri perjalanan taubat itu.
Makanya saya berani melakukan pengakuan dosa secara terbuka dan menuangkannya
dalam buku Tuhan, Terimalah Taubatku. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar bertaubat atas dosa-dosa yang sudah kita perbuat, saya ajak memulainya
dengan menggunakan kemampuan Natural Intellligence kita untuk menyadari 5 teritori
terbesar tempat bertumpuknya dosa sebagai berikut:
 
1.      Dosa kepada orang tua. Kita memang sering diajari untuk
berbakti kepada orang tua. Tetapi, benarkah kita sudah berbakti kepada ayah dan
bunda? Benarkah? Jikapun kita sudah mampu memberi materi kepada mereka, apakah
materi yang kita berikan itu lebih banyak dari dosa-dosa kita kepada mereka? Mari
renungkan kembali jawabannya. Kita juga sering mengira bahwa orang tua itu
hanyalah terbatas pada ayah yang menikahi perempuan yang mengandung kita; ayah
dan ibu kandung kita. Padahal, bagi setiap orang yang sudah menikah; orang tua
juga berarti ayah dan ibu mertua. Sekedar memiliki hubungan yang baik dengan
mereka, sudahkah kita? Mari renungkan kembali apakah kita sudah menjadi menantu
yang pantas bagi mertua kita? Sudahkah kita memulaikan mereka? Ataukah masih
merasa bahwa mereka hanya kebetulan saja menjadi orang tua istri atau suami
kita? Termasuk dosa kepada mertua adalah ketika kita bertindak semena-mena
kepada istri atau suami kita. Mengapa? Karena tidak ada orang tua yang ingin
anaknya diperlakukan tidak pantas oleh orang lain. Sekalipun orang lain itu
disebut sebagai menantu. Sudahkah kita membersihkan diri atas dosa kepada orang
tua?
 
2.      Dosa kepada keluarga. Bagi orang yang belum menikah, dosa
kepada keluarga hanya sebatas kesalahan yang kita buat kepada kakak, adik dan
saudara. Bagi kita yang sudah menikah, dosa itu ditambah dengan semua hal buruk
yang kita lakukan kepada istri atau suami kita. Apakah hal buruk itu diketahui
oleh mereka. Ataukah sesuatu yang kita rahasiakan dari mereka. Mungkin, kita
memang bisa menyembunyikannya dari pasangan hidup kita. Tetapi, apakah kita
bisa bersembunyi dari pengawasan Tuhan? Beranikah Anda melawan Tuhan? Kita
percaya jika Tuhan menyaksikan semua yang kita lakukan. Dan betapa beraninya
kita berbuat kemaksiatan dibawah pengawasan langsung Mata Tuhan. Takut? Oh,
bahkan malu pun tidak kita ini kepadaNya. Jika sampai diketahui oleh orang lain,
kita merasa malu alang kepalang. Tidak tahu lagi muka ini harus disimpan
dimana. Tetapi justru kita berani melakukannya dihadapan Tuhan. Oh Tuhan, Terimalah Taubatku.
 
3.      Dosa kepada orang-orang disekitar kita. Tidak seorang pun
hidup secara soliter dizaman ini. Memang kita tidak bisa hidup tanpa orang lain
kok. Maka tidak mungkin jika kita tidak pernah berbuat salah kepada mereka.
Bisa jadi, begitu banyak debu yang tidak kita sadari. Misalnya saja, ketika
kita memarkir mobil didepan garasi tetangga. Kita tidak tahu jika tetangga kesal
karena jalannya terhalang oleh mobil yang kita parkir sembarangan. Tanpa disadari,
perangai kita baik kepada orang yang jauh, tetapi buruk terhadap tetangga dekat.
Termasuk orang-orang disekitar kita adalah mereka yang setiap hari kita temui
dikantor tempat kita bekerja. Kepada bawahan, kita sering tergoda untuk
bertindak semena-mena. Kepada atasan, kita sering memandang penuh curiga.
Kepada teman sejawat, kita sering tanpa segan menyikut dan menyudutkannya hanya
untuk mencari muka atasan. Mari kita renungkan kembali, apakah semua dosa itu
sudah kita sadari? Bukankah ini saat yang tepat untuk meminta maaf kepada mereka?
Tidak usah minta maaf jika kita berani membawanya ke pengadilan Tuhan kelak. Tetapi,
bukankah kita tidak memiliki keberanian itu?
 
4.      Dosa yang tidak terhindarkan.Diantara dosa-dosa
yang sudah kita perbuat, ada begitu banyak yang sebenarnya bisa kita hindari. Kepada
orang tua, misalnya. Kita punya pilihan apakah akan berbakti atau durhaka.
Kepada mertua, apakah kita akan menggerutu atau rela. Kepada istri dan suami,
apakah kita akan menjaga kepercayaan atau mengkhianatinya. Kita mempunyai
pilihan terhadap semua itu; apakah akan melakukannya atau tidak. Tetapi ada
dosa-dosa yang kita lakukan karena kita tidak memiliki pilihan selain
melakukannya. Saya memiliki dosa serupa itu. Misalnya, ketika bekerja sebagai
profesional dulu; saya harus menjalankan tugas melakukan PHK karena terjadi
pengurangan jumlah tenaga kerja. Jika PHK itu dilakukan karena kesalahan
karyawan, saya tidak pernah ragu melakukannya. Tetapi, mereka adalah
orang-orang baik yang berdedikasi kepada pekerjaannya. Menghidupi keluarga
lewat pekerjaannya yang mulia. Bagi mereka yang masih muda dan mudah mencari
pekerjaan baru, tentu itu bukan masalah. Tapi bagi mereka yang usianya 'tanggung'? Tuhan, Terimalah Taubatku.
 
5.      Dosa kepada Tuhan. Bagaimana jika usia saya hanya sampai 41
tahun lebih sehari? Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa ternyata ruh ini
bergelimang dosa dan noda-noda yang mengotori sekujur tubuh saya. Padahal saya
belum sempat meminta ampunan atas semua kesalahan yang telah diperbuat semasa
saya hidup kemarin. Saat teringat atas semua dosa itu, saya segera menyadari
bahwa tidak ada jalan kembali ke muka bumi untuk membenahi diri. Semuanya sudah
terlambat kini. Saat itu juga saya diserang oleh ketakutan yang menjadi-jadi;
bagaimana mungkin saya bisa lolos dari hukuman Tuhan atas dosa-dosa yang saya
lakukan?  Tuhan, Terimalah Taubatku
 
Saya
menulis buku Tuhan, Terimalah Taubatku itu untuk menyatakan pengakuan atas
dosa-dosa saya. Sekaligus berharap agar semua orang yang pernah saya sakiti
berkenan memaafkan kesalahan saya. Saya menulis artikel ini, juga untuk tujuan
yang sama. Sahabat, mohon dimaafkan semua kesalahan dan dosa saya. Jika sampai
umur saya di ujung ramadhan ini, maka pemberian maaf Anda adalah hadiah
terindah dihari Iedul Fitri. Tetapi, jika umur saya tidak sampai kesana; maka
maaf Anda adalah bekal terindah untuk perjalanan pulang saya. Dan jika Tuhan
berkenan memberi umur lebih panjang lagi, maka maaf yang Anda berikan itu
menjadi titik pemberangkatan yang baru bagi saya. Semoga dimasa depan saya bisa
sedapat mungkin mengurangi perbuatan-perbuatan yang tidak patut kepada Anda. Kalaupun
saya kepeleset lagi, tolong; ingatkanlah saya. Tuhan, Terimalah Taubatku.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman - 24 Agustus 2011
Penulis buku "Tuhan Terimalah
Taubatku"
2 HOURS AT YOUR BUDGET™ Since 17 August 2011
http://www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Setiap
kata maaf yang kita dapatkan adalah cairan pembersih bagi noda yang mengotori
jiwa kita. Saat kita meninggal, maka jiwa itulah yang akan kita bawa.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Mengatasi Godaan Dari Luar, Atas Pernikahan Kita

[gudang-ilmu] Artikel: Mengatasi Godaan Dari Luar, Atas Pernikahan Kita

 

Artikel:
Mengatasi Godaan Dari Luar, Atas Pernikahan Kita
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Sudah berapa lama Anda
menikah? Saya tidak akan menanyakan apakah Anda pernah bertengkar dengan
pasangan atau tidak. Biarlah itu menjadi rahasia kita masing-masing. Kita semua
bukanlah pribadi yang identik. Jadi, dengan siapapun kita menikah, tidak akan
pernah bisa kita buat kesepakatan, kesesuaian dan kesalarasan 100%. Pasti ada
perbedaan. Entah hanya sekedar sudut pandang, prinsip, atau aspek lain dalam
kehidupan kita. Hal terpetingnya bukan soal pernah bertengkar atau tidak,
tetapi bagaimana kita membuat penyelesaian pertengkaran itu. Jika sekarang saya
menulis dengan topik pernikahan, bukan karena merasa sudah baik dalam pernikahan.
Namun, untuk sekedar berbagi perjalanan dan pengalaman yang saya dan istri saya
alami. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi.
 
Godaan dari luar atas
pernikahan kita datang nyaris tiada henti. Terlebih ketika teknologi komunikasi
menguasai setiap lorong-lorong paling sempit dan paling pribadi dalam hidup kita.
Saya dan istri saya tidak terleas dari godaan itu. Namun yang paling sering mengalaminya
adalah istri saya. Dengan blackberry ditangannya, seolah para lelaki penggoda
mempunyai beribu cara untuk mengejarnya kemanapun dia pergi. Ada diantara
mereka yang dapat dengan mudah 'diminta' berhenti. Namun, ada beberapa juga
yang sedemikian kurang ajarnya sehingga terus melakukan apapun untuk
mengejarnya meski tahu jika dia sudah bersuami. Tak jarang yang sampai membuat
kita panas hati. Untuk yang ringan, saya percayakan istri saya menanganinya
sendiri. Tapi untuk yang 'sulit', saya menemukan bahwa hanya dengan kerjasama
antara suami dan istri kita bisa menangani kekurang ajaran mereka yang tidak
senonoh. Bagi Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar mengatasi godaan
dari luar dalam pernikahan kita, saya ajak untuk memulainya dengan mempraktekkan
5 pemahaman Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Menjaga kepercayaan pasangan. Siapapun Anda, tidak mungkin
bisa membuntuti dan mengawasi pasangan hidup Anda. Tidak mungkin. Sama seperti
dia yang tidak bisa selalu mengawasi Anda.  Saya juga demikian. Meskipun ada didalam ruang
tertutup, masih ada alat telekomunikasi canggih yang membuka akses ke tempat
manapun di dunia. Apalagi di dunia bebas seperti yang kita tinggali saat ini.
Ketika para suami bekerja, apa yang dilakukan para istri? Ketika para istri
berada dirumah, apa yang dilakukan oleh para suami diluar rumah? Tidak mungkin
untuk mengetahui semuanya. Bahkan, ketika sepasang suami istri sedang berada
dalam ruangan yang sama; jiwa dan emosinya sering berada di dunia yang berbeda,
bukan? Jadi, saling mengawasi pasangan hidup bukanlah solusinya. Apalagi membatasi
mereka dalam kubik kecil kehidupannya. Menjaga kepercayaan pasangan, hanya itu
yang bisa kita lakukan sekarang. Sebagai suami, ada kepercayaan dari istri
untuk kita jaga. Dan para istri, memiliki kepercayaan dari suami yang patut
dijaga juga. Selama kita bisa menjaga kepercayaan itu, pasti segalanya akan
baik-baik saja.
 
2.      Mengendalikan emosi. Di luar sana, begitu banyak orang yang
memiliki beribu muslihat untuk mengajak kita berbuat maksiat. Banyak akal dan cara
hingga tak mudah menghindarinya. Parahnya lagi, mereka sudah punya akses
langsung ke blackberry, telepon, dan facebook kita, bahkan telah menjebol pintu
hati kita. Jika hal ini terjadi pada pasangan Anda, apakah Anda suka? Pasti
tidak. Mengetahui pasangan kita tergoda, rasanya darah sudah naik ke ubun-ubun.
Tidak masalah apakah Anda lelaki atau perempuan; Anda tidak akan suka pasangan
Anda mengikuti arus yang diciptakan para penggoda. Kalau sudah begitu, kita
sering terbawa oleh emosi. Terutama para lelaki, hingga tangan bisa melayang
menimbulkan bekas di pipi istrinya. Mari belajar  kepada Nabi Ayub. Ketika kemarahan kepada
istrinya sudah sedemikian memuncak, beliau tergoda untuk memukulnya. Namun,
Allah memberinya hidayah. Apa yang dilakukan Nabi suci itu? Diambilnya sejumput
rumput, lalu 'dipukulkan' rumput lembut itu kepada istrinya tanpa sedikitpun
menimbulkan rasa sakit. Itu adalah pelajaran yang saya dapat dari ayah saya;"Haramkan
tangan dari memukul istri." Alhamdulillah, hingga saat ini masih terus terjaga.
Kita menikahi seseorang bukan untuk dipukuli. Tidak akan selesai masalah dengan
mengikuti dorongan emosi.
 
3.      Sebagai pasangan, Anda adalah juru selamatnya. Seperti
halnya diri kita sendiri yang bisa kepeleset, pasangan hidup kita mungkin saja
terjerat oleh jebakan para penggoda lihai. Percayalah, dia tidak bisa
menyelamatkan dirinya sendiri. Mereka yang menggodanya sering terlalu kuat
untuk bisa diminta berhenti. Makanya, pasangan kita membutuhkan dukungan
sepenuhnya untuk menghadapi mereka. Jika itu terjadi pada pasangan Anda, ketahuilah
bahwa dia membutuhkan bantuan Anda. Wajar jika Anda marah atas semua yang telah
terjadi. Tetapi, kemarahan itu tidak boleh melampaui batas. Mari terima
kenyataan bahwa dunia kita sudah berubah. Sudah tidak ada lagi hijab dan dinding-dinding
yang bisa memisahkan pergaulan baik dan buruk. Inilah dunia kita. Maka
kemarahan yang berlebihan, hanya akan menambah parah keadaan. Itu hanya akan
menguntungkan mereka yang didalam hatinya ada penyakit, sehingga mereka semakin
leluasa memperalat pasangan hidup Anda. Dia bisa saja terperosok semakin dalam.
Tetapi jika Anda bersedia menolongnya, maka dia punya kesempatan lebih besar untuk
terbebas dari jerat. Mengapa? Karena sebagai pasangan, Anda adalah juru
selamatnya.
 
4.      Solusinya tidak berada ditangan orang
lain.Kalau
soal ini, saya to the point saja; sehebat apapun Anda menjalani kehidupan
pernikahan, Anda tidak akan pernah terbebas dari masalah. Mungkin soal uang;
terlalu sedikit, atau terlalu banyak. Soal perhatian. Soal kemesraan. Soal
kebutuhan fisik. Soal kebutuhan emosional. Sebut saja apa. Kita sering mengira
jika pasangan kita sudah tidak romantis lagi. Dia tidak sering membelai lagi.
Sudah jarang memuji lagi. Sudah tidak enak lagi untuk diajak bicara. Ingatlah.
Ada beribu alasan yang kita punya. Lalu kita tergoda untuk mencari solusi dari
luar. Sayangnya, kita sering sembarangan memilih orang. Hanya karena mereka
bisa membuat kita tertawa lewat leluconnya. Atau membuat kita tersipu dengan
pujiannya. Atau merasa tenang karena 'kebijaksanaan'-nya (pakai tanda petik lho
ya…). Lalu kita mengira dialah orang yang tepat untuk mencari solusi atas masalah
rumah tangga kita. Padahal, kita tidak benar-benar mengetahui siapa sebenarnya
dia. Keliru. Percayalah, tak seorang pun di luar lingkaran pernikahan Anda yang
bisa memberi solusi atas masalah pernikahan Anda. Bahkan konsultan pernikahan
sekalipun. Apalagi orang-orang yang tidak jelas juntrungannya. Berhentilah
mencari solusi dari orang lain. Karena hanya Anda dan pasangan hidup Anda yang
memilikinya.
 
5.      Hadapilah sebagai tantangan bagi berdua. Tak seorang pun
bisa memaksa mereka yang moralnya sudah tidak utuh berhenti merusak rumah
tangga orang lain. Makanya, tidak heran jika ada orang yang sangat sulit sekali
untuk diminta berhenti menggoda. Seseorang pernah berkata begini; justru bagus
kalau dia sudah punya suami. Lho? Kalau terjadi apa-apa, ada yang 'bertanggungjawab',
katanya.  Maka seorang istri yang terjebak
tidak mungkin bisa membebaskan dirinya sendiri. Begitu juga seorang suami yang  terjerat. Jika sudah tidak bisa diatasinya
sendiri, istri saya memberi tahu saya tentang para penggoda itu. Pada situasi tertentu,
memang saya harus turun tangan menghadapi mereka. Saya tidak berada dalam posisi
yang bisa mengajak mereka menghentikan kebiasaan buruknya menggoda istri orang.
Saya hanya memposisikan diri sebagai pasangan bagi istri saya. Dan saya siap
untuk menghadapi invasi tidak senonoh dari pihak luar. Meski nyawa taruhannya. Alhamdulillah,
sejauh ini kami masih bisa mengatasinya. Dalam pernikahan, kita bukan sekedar
soul-mate. Melainkan juga sebagai team-mate bagi pasangan kita. Jadi, jika
terjadi sesuatu dalam kehidupan pernikahan kita, maka kita tidak boleh
mengatasinya sendiri-sendiri.  
 
Guru
kehidupan saya mengingatkan bahwa salah satu ciri dekatnya kiamat adalah;"ketika manusia sudah berubah menjadi
binatang." Tidak dalam pengertian fisik. Tapi perilaku. Sebagai penikmat
kemajuan teknologi komunikasi yang sudah dewasa, tentu kita tahu betapa
amburadulnya akhlak manusia di zaman ini. Nyaris hilang urat malu kita dalam
mengumbar nafsu. Bahkan di ruang publik sekalipun. Tidak mungkin mencegahnya,
karena hal itu adalah bagian dari fitrah Tuhan. Memang begitulah nasib moral
kita saat kiamat sudah dekat. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar Tuhan
berkenan menjagakan kesucian harga diri citra kemanusiaan kita. Semoga Tuhan
menjauhkan sifat hewani dari diri kita. Jika yang membaca artikel ini pernah
mengalami hal yang sama dengan yang kami alami; semoga Tuhan memberi kekuatan
untuk menyelesaikannya dengan baik. Jika ada yang sudah terlanjur jauh, semoga
Tuhan memberi kekuatan untuk bertaubat. Dan kembali kepada keutuhan pernikahannya.
Jika ada yang pernah menyakiti pasangannya, semoga berhasil untuk berbalik
arah. Jika ada yang pernah disakiti oleh pasangannya, semoga dibantu Tuhan
untuk tabah. Mari kembali kepada kesucian pernikahan kita. Mari kembali kepada harkat
dan derajat kemanusiaan kita.
 
Nasihat
untuk para istri: Jika ada lelaki yang tahu Anda sudah bersuami namun tetap
menggoda Anda, maka dia sedang menjadi agen nafsu para binatang. Percayalah,
dia tidak mempunyai cinta seperti yang dibualkannya kepada Anda. Apakah Anda
punya nasihat untuk para suami? Silakan.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman - 23 Agustus 2011
Penulis buku "Tuhan Terimalah
Taubatku"
2 HOURS AT YOUR BUDGET™ Since 17 August 2011
http://www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Mohon
maaf ya..., saya tidak melayani konsultasi tentang pernikahan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Info: Proses Facelift Website www.dadangkadarusman.com

[gudang-ilmu] Info: Proses Facelift Website www.dadangkadarusman.com

 

Dear teman-teman,
Hari senin ini saya tidak posting artikel, tapi
mohon izin untuk menginformasikan bahwa selama seminggu terakhir website saya www.dadangkadarusman.com mengalami
facelift. Hari ini, prosesnya nyaris rampung, sehingga hampir semua 'penampakannya'
berubah total dari yang sebelumnya.
 
Saya mengundang teman-teman untuk mampir ke website www.dadangkadarusman.com dengan
wajah barunya.  Mohon doa untuk bisa
terus berkarya. Masukan dan kritikan untuk terus memperbaikinya diterima dengan
tangan terbuka dan ucapan terimakah.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman  
2 HOURS AT
YOUR BUDGET™  Since 17 August 2011
Penulis buku "Tuhan Terimalah
Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Mengapa Sebalum Bekerja Kita Perlu Berdoa?

[gudang-ilmu] Artikel: Mengapa Sebalum Bekerja Kita Perlu Berdoa?

 

Artikel:
Mengapa Sebalum Bekerja Kita Perlu Berdoa?   
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Diantara semua hal baik yang
pernah diajarkan oleh orang tua, pasti terselip tentang doa. Semua orang tua
pasti mengajari anak-anaknya untuk berdoa. Mungkin kita jarang berdoa, tetapi;
kita pun ingin agar anak-anak kita belajar berdoa. Minimal, kita pun berdoa
pada saat sembahyang. Atau, paling tidak; kita pasti berdoa saat sedang
menghadapi kesulitan. Anda, mungkin termasuk orang yang rajin berdoa setiap
hari. Mungkin juga tidak. Apapun itu, tidak menjadi masalah bagi saya. Tetapi sekarang,
izinkan saya untuk mengajak Anda berdoa setiap kali hendak berangkat ke tempat
kerja.
 
Mungkin Anda pernah mendengar
istilah 'Ulil Albab. Itu adalah gelar yang diberikan Tuhan kepada orang-orang
yang sudah mampu mencapai derajat tertentu dalam kualitas kepribadiannya. Kualitas
Ulil Albab itu antara lain adalah selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan papapun;
pada saat berdiri, waktu duduk, dan ketika berbaring. Wah, benar-benar kelas berat
nih. Mana bisa hal itu dilakukan oleh manusia biasa, ya? Eit, tunggu dulu. Ada
sebuah resep yang diajarkan para guru kehidupan agar kita bisa melakukannya.
Resep itu berbunyi; "Awali dan akhiri segala aktivitas kerja kita dengan doa." Itu
saja? "Dan, pastikan bahwa selama mengerjakannya kita mencurahkan yang terbaik
untuk pekerjaan kita." Maka doa menjadi salah satu kunci menuju kualitas
pribadi yang mumpuni. Bagi Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar menemukan
makna dibalik doa yang kita ucapkan sebelum bekerja, saya ajak untuk memulainya
dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Doa mencerminkan rasa syukur pada pekerjaan. Pekerjaan yang
kita miliki adalah anugerah. Namun, kita sering tidak menyadarinya. Nikmat
pekerjaan sering terhalang oleh kurangnya pendapatan, perlakuan buruk dari
atasan, omelan menyakitkan dari pelanggan, kemacetan di jalan dan berbagai
macam hal lainnya. Tidak heran jika setiap kali pergi ke kantor, berasa berat
hati kita. Kita lupa, bahwa pekerjaan ini adalah anugerah yang tiada tara.
Sekarang, cobalah bayangkan; bagaimana seandainya kita tidak memiliki pekerjaan
itu. Apakah sudah ada alternatif lain yang bisa menjadi sumber penghasilan?
Pekerjaan kita ini bukan sekedar bisa memberi penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan fisik belaka. Penghasilan itu juga sangat menentukan 'harga diri kita'.
Bukankah orang-orang yang tidak punya penghasilan sering disepelekan oleh
lingkungan? Ternyata, pekerjaan ini bukan sekedar memberi kita pemenuhan
kebutuhan materi, melainkan juga menjaga harga diri kita. Maka patutlah jika
kita mensyukurinya. Doa itulah ungkapan rasa syukur kita. Mulai sekarang,
sebelum pergi ke kantor, biasakanlah untuk berdoa, dan katakanlah;"Tuhan,
terimakasih telah Engkau berikan anugerah pekerjaan ini kepadaku. Izinkan hamba
untuk merengkuh hidup dan meraih nafkahmu melalui pekerjaan hari ini."
 
2.      Doa melindungi kita dari rasa kecewa. Ketika berdoa, kita
menyerahkan segala urusan kepada Sang Maha Pengurus. Itu berarti kita berkomitmen untuk menerima apapun yang
diputuskan olehNya untuk diri kita. Maka jika selama bekerja hari itu, ada
sesuatu yang mengecewakan hati, kita akan tetap menerimanya dengan ikhlas dan
lapang dada. Meski atasan Anda marah-marah. Walau bawahan Anda mengesalkan.
Biarpun pelanggan Anda memaki-maki. Namun, doa yang tadi pagi Anda panjatkan
melindungi hati Anda dari rasa kecewa. Jika tadi pagi Anda belum sempat berdoa,
sekarang berdoalah. Dan buktikan sendiri, bahwa dengan doa itu hati Anda akan
semakin lapang. Mengapa demikian? Karena saya telah membuktikannya sendiri.
Namun, saya tidak menyetahui hal itu dari hasil penelusuran sendiri. Guru
kehidupan saya yang mengajarkannya pertama kali. Beliau mengajarkan tentang
firman Tuhan yang mengatakan bahwa; "hanya dengan mengingat Allah saja hati
bisa tenteram." Tidak ada cara lain untuk membuat hati tenteram, kecuali dengan
selalu mengingatNya. Melalui doa itu, kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita
selalu mengingatNya. Dan dengan doa itu, hati kita terlindung dari rasa kecewa.
 
 
3.      Doa menumbuhkan semangat untuk melayani. Tidak masalah jenis
pekerjaan apapun yang Anda tangani. Sales, finance, HR, manufacturing,
marketing, legal, apapun. Semua pekerjaan yang berbeda-beda itu mempunyai inti
fungsi yang sama, yaitu; melayani. Pekerjaan kita adalah melayani orang lain.
Coba perhatikan, apakah yang saya katakan itu benar? Anda bertugas untuk
melayani orang lain, bukan? Bahkan sekalipun setiap hari Anda selalu berkutat
dengan benda mati; komputer, mesin, kertas-kertas. Tetapi, Anda melakukan semua
itu untuk menghasil sebuah produk atas jasa yang bisa melayani orang lain.
Mungkin ada yang melayani orang lain di luar kantor, ada juga yang melayani
orang di dalam perusahaan. Makanya kita mengenal external maupun internal
customer. Bahkan sekalipun Anda sudah menjadi manager dan direktur, tugas Anda
tetap melayani orang lain. Doa yang kita panjatkan tadi itu, merupakan komitmen
kepada Tuhan bahwa kita akan mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Artinya, kita bertekad untuk melayani orang lain dengan sebaik-baiknya. Maka
pada hari ini, Anda pasti memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya.
Mengapa? Karena Anda sudah berkomitmen kepada Tuhan, untuk memperlakukan mereka
sebaik mungkin. Maka pantas, jika Tuhan pun memperlakukan Anda dengan
sebaik-baiknya.
 
4.      Doa menghalangi kita dari perbuatan tercela. Tidak masalah,
apapun keyakinan atau agama Anda. Satu hal yang saya percaya; Tuhan kita adalah
sama. Karena tidak ada Tuhan lain selain Dia. Tuhan yang kita yakini ini tidak
pernah menyukai perbuatan tercela. Justru Dia memerintahkan untuk
menghindarinya. Bahkan, kepada orang-orang yang berhasil menjaga dirinya dari
perbuatan tercela Tuhan memberikan reward yang tidak ternilai harhanya, yaitu;
menjadikan dia pribadi yang mulia. Bayangkan, kita dijadikan oleh Tuhan sebagai
pribadi yang mulia hanya karena kita menghindari perbuatan tercela. Tengoklah,
fakta hidup disekitar kita. Tidak peduli setinggi apapun jabatannya, seseorang
yang melakukan perbuatan tercela pasti hina dihadapan orang lain. Kita tidak
pernah menaruh respek kepada pejabat tinggi yang perilakunya tidak senonoh,
bukan? Semua perilaku buruk kita di tempat kerja bukan seluruhnya datang dari
dalam diri kita, melainkan dikompori oleh syetan. Hanya ada satu cara untuk
selamat dari godaannya, yaitu berlindung kepada Tuhan. Doa yang pagi tadi kita
panjatkan, menghalangi kita dari perbuatan tercela. Mengapa? Karena kita akan
merasa malu jika menodai niat baik untuk bekerja dihadapan Tuhan itu, dengan perilaku
buruk ditempat kerja. Atau perbuatan-perbuatan nista lainnya di di jam kerja.  
 
5.      Doa menjadikan pekerjaan kita bernilai
ibadah.Berapa
banyak gaji yang Anda terima? Tidak peduli sebanyak apapun itu, tapi
belum tentu sepadan dengan pengorbanan yang Anda berikan. Waktu Anda yang
tersita. Kepentingan keluarga Anda yang dinomorduakan. Perasaan dan gengsi Anda
yang dikorbankan. Bahkan sampai resiko kematian. Semua sudah Anda pertaruhkan. Di
beberapa lokasi kerja, kita menemukan orang yang cedera, bahkan sampai
kehilangan nyawa. Santunan miliaranpun belum tentu sepadan dengan pengorbanan
kita. Maka dari itu, kita harus berani 'menaikkan' imbalan itu tanpa harus
bergantung kepada persetujuan managemen. Apa ada imbalan yang dinaikkan tanpa
tergantung pada managemen? Ada. Yaitu imbalan yang Anda minta dari Tuhan. Guru
kehidupan saya mengajarkan nasihat Rasulullah bahwa orang yang bekerja dengan
ikhlas dan meniatkannya untuk beribadah pada hakekatnya sedang berjihad di
jalan Allah. Bahkan jika sampai mereka meninggal karena bekerja, mereka dijamin
mendapatkan pahala terbaik disisiNya. Sungguh, doa yang kita panjatkan setiap
pagi sebelum berangkat bekerja menjadikan segala sesuatunya bernilai ibadah.
 
Doa
itu sangat sederhana. Tetapi implikasinya sarat dengan makna. Orang yang
mengawali kerjanya dengan doa, tidak pelit untuk mengerahkan semua daya
dirinya. Orang yang berdoa sebelum bekerja berani menunjukkan yang terbaik dari
dirinya. Mereka melakukan itu bukan hanya sekedar menyenangkan para
stakehordernya; melainkan dia sedang menyenangkan Tuhannya. Maka, mari dari
sekarang kita belajar memulai pekerjaan dengan doa. Sebelum melangkahkan kaki
ke tempat kerja, berdoalah. Maka pekerjaan kita hari itu, akan bernilai ibadah.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman  - 18 Agustus 2011
2 HOURS AT YOUR
BUDGET™  Since 17 August 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Doa
itu adalah investasi murah yang pasti menghasilkan laba yang melimpah ruah.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE
A bad score is 598. A good idea is checking yours, at freecreditscore.com.
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Menyambut Kedatangan Si Kembar

[gudang-ilmu] Artikel: Menyambut Kedatangan Si Kembar

 

Artikel:
Menyambut Kedatangan Si Kembar
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Saya tidak tahu apa yang
dirasakan oleh orang tua yang mempunyai anak kembar. Tapi setiap kali melihat
anak kembar, saya selalu tekagum-kagum. Ada 'nilai lebih' pada segala sesuatu yang
kembar. Makanya si kembar selalu mampu menarik perhatian. Pada 17 Agustus 2011
kita kedatangan si kembar. Satunya adalah peringatan hari kemerdekaan Republik
Indonesia, dan satu lagi adalah peringatan turunnya kitab suci Al-Qur'an yang
bertepatan dengan 17 Ramadhan 1432H. Jika bukan pemeluk Islam, mungkin Anda
tidak merasa berkepentingan. Tetapi, mengapa tidak kita gunakan momentum ini
untuk sama-sama menilai kembali pemahaman kita terhadap kitab suci
masing-masing?
 
Saya bertanya kepada
teman-teman di facebook; apa hikmah kembaran hari kemerdekaan dengan hari
turunnya Al-Quran? Teman saya menjawab begini; kalau ingin merdeka, maka
bacalah kitab sucimu. Sungguh, hal itu merupakan sebuah jawaban yang memiliki
begitu banyak makna. Bagi Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar menemukan
makna apa saja yang bisa kita dapatkan dari fenomena kembaran itu, saya ajak
untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intellligence berikut
ini:
 
1.      Bacalah kitab sucimu. Sudah bukan rahasia lagi jika kitab
suci dirumah-rumah sering menjadi mahluk yang kesepian. Karena jarang disentuh
oleh pemiliknya, kitab suci juga menderita penyakit jablay. The Book of Eli
adalah sebuah film futuristik yang menceritakan tentang zaman dimana manusia
kehilangan pegangan. Perang nuklir menyebabkan segala sesuatu di muka bumi musnah
kecuali sedikit orang yang sempat bersembunyi di bunker perlindungan. Setelah
itu, manusia harus berjuang untuk mengumpulkan sisa-sisa peradaban. Hampir
semua faktor penting berhasil ditemukan. Namun ada satu buku yang masih hilang.
Buku apakah itu? Holy book alias kitab suci. Tanpa kitab suci, ternyata manusia
tidak bisa merekonstruksi kehidupannya. Mengapa? Karena hanya kitab suci yang
bisa membimbing kita menuju peradaban yang sebenarnya. Film itu mengingatkan
kita; jangan menunggu bumi hancur dulu baru mau membaca kitab suci. Bacalah
sekarang, karena hanya kitab suci yang bisa menjadikan hidupmu bermakna. Maka,
bacalah kitab sucimu.
 
2.      Berdayakanlah dirimu. Apalah artinya kemerdekaan jika kita
masih terbelenggu dalam ketidakberdayaan. Jika segala sesuatunya masih
bergantung kepada orang lain, kita belum benar-benar merdeka. Lho, bukankah
sebagai mahluk sosial kita ini saling membutuhkan? Iya, tapi derajatnya setara.
Kita membutuhkan orang lain, dan orang lain membutuhkan kita juga. Artinya, ada
sesuatu yang bisa kita lakukan sehingga bisa memberi nilai tambah bagi
kehidupan orang lain. Jangan pernah mau menjadi benalu yang hanya bisa menerima
tetapi tidak bisa memberi. Mengapa? Karena ketika kita tidak bisa memberi, maka
itu berarti kita menyerahkan nasib kepada orang lain. Ketika orang lain menilai
tidak ada lagi gunanya kita, maka pasti kita akan dicampakkan juga. Orang lain
hanya akan mau menerima kita, jika dan hanya jika kita cukup berharga. Jadi, berdayakanlah
dirimu. Karena harga
diri kita, ditentukan oleh daya diri kita.
3.      Berikanlah kontribusimu. Salah satu ciri manusia merdeka
adalah; bersedia melakukan sesuatu bagi orang lain tanpa takut akan menjadi
miskin. Saat saya mencanangkan program 2 JAM SEIKLASNYA™ Since 17 August 2011,ada angin sepoi berkata;"Seperti
pembicara murahan." Kan hanya 'seperti', bukan murahan beneran. Itulah respon
saya. Profesi saya adalah penulis dan pembicara publik. Untuk ikut berkontribusi,
saya baru bisa menggunakan lidah dan jari jemari. Belum bisa dengan uang atau
pengaruh, apalagi kekuasaan. Kalau biasanya saya pasang tarip untuk bicara 2
jam, sekarang saya tidak mau begitu lagi. Harapannya, perusahaan atau lembaga
yang ingin 'nanggap' saya tidak lagi terjajah oleh tarip yang belum tentu cocok
dengan budget mereka. Sejak dulu pun saya bertekad untuk melakukan itu,
tapi  'nanti' kalau saya sudah kaya. Sekarang
saya belum kaya, tapi sudah merdeka. Maka saya mempercepat keputusan untuk
tidak menetapkan tarip bukan 'nanti', tapi sejak hari kemerdekaan ini. Saya
menyediakan diri untuk berkontribusi. Sekarang, apa yang akan Anda kontribusikan
bagi bangsa ini?  Devisa, hasil karya,
lapangan kerja, pemikiran, gagasan, atau apa saja. Rakyat berterimakasih kepada
Anda.
 
4.      Hargailah pendahulumu. Ini bukan soal senioritas. Tetapi soal
fakta bahwa kemerdekaan ini tidak didapatkan dengan penjuangan kita. Sudah kesiangan
untuk menjadi pahlawan. Lagipula, kita tidak bisa melepaskan diri dari masa
lalu yang sudah susah payah dibangun oleh para pendahulu kita. Salah satu hal
yang telah secara gamblang kita sepelekan adalah bagaimana para founding
fathers kita meletakkan dasar-dasar kenegaraan. Bahkan kita masih sering
mentertawakan Dasar Negara Pancasila. Kritik kita begitu pedasnya. Padahal kita
pun belum tentu sanggup merancang pengganti yang sepadan apalagi lebih baik
darinya. Sudah cukup mengobrak-abrik fondasi bangsa kita. Kalau mau berdebat,
tidak perlu menjadikan Pancasila sebagai sasaran. Fokuslah kepada apa yang
benar-benar bisa kita lakukan untuk bangsa ini. Berhentilah menggugat para
pendahulu kita. Perjuangan mereka, sudah nyata hasilnya. Sekarang, giliran kita
untuk meneruskan. Jika ada yang harus diperbaiki dari kiprah mereka, lakukan
saja tanpa harus mencederai nama baik dan jasa-jasanya.
 
5.      Merdekakanlah dirimu dari sifat
penjarah.Kita
sudah lama tidak lagi berhadapan dengan penjajah. Sebagai gantinya, kita
dipusingkan oleh para penjarah. Ironisnya, sang penjarah bisa jadi sebelumnya
adalah orang yang paling lantang suaranya ketika berdiri diatas mimbar orasi
demokrasi. Benar, kita memang punya sifat menghujat orang lain. Tetapi, begitu
mencicipi nikmatnya keju yang dipercayakan untuk kita jaga, kita tergoda oleh
aromanya yang menggiurkan. Setelah menduduki kursi empuk, janganlah
sampai ikut-ikutan menjadi tikus yang sama rakusnya dengan tikus-tikus yang sebelumnya
kita berangus. Hati-hati dengan tikus, karena wajahnya mirip kelelawar. Hati-hati
dengan kelelawar, karena dia dia temannya vampire. Hati-hati dengan vampire karena
gigitannya menyebabkan virus para tikus menular. Nah. Kalau sudah tertulas virus
tikus itu, biasanya kita berubah dari pejuang demokrasi menjadi tikus yang
lebih rakus lagi. Maka masa penjajahan yang sudah lewat, digantikan oleh masa
penjarahan yang sulit dihentikan. Jadi, merdekakanlah dirimu dari sifat penjarah.
 
Merdeka!
Itu tidak berarti hidup tanpa aturan hingga boleh melakukan apa saja sesuka
hati kita. Merdeka! Itu adalah isyarat untuk secara leluasa mengekspresikan
nilai tertinggi kita sebagai manusia. Peringatan hari kemerdekaan kita tahun
ini diiringi oleh peringatan turunnya kitab suci. Bukankah ini isyarat dari
langit agar kita bisa mau kembali membaca kitab suci? Jika mau menjadi pemimpin
Negara yang baik, bacalah kitab suci. Jika ingin menjadi warga Negara yang
baik, bacalah kitab suci.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 16 Agustus 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
2 JAM SEIKLASNYA™  Since 17 August 2011
 
Catatan Kaki:
Kemerdekaan
paling tinggi adalah ketika kita tidak lagi membiarkan diri sendiri dijajah
oleh hawa nafsu untuk melakukan tindakan yang tidak disukai oleh Tuhan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Alhamdulillah, buku terbaru saya sudah selesai dicetak

[gudang-ilmu] Alhamdulillah, buku terbaru saya sudah selesai dicetak

 

Dear teman-teman,
 
Alhamdulillah naskah buku terbaru yang bulan lalu saya mintakan doa dari teman-teman sudah selesai dicetak. Insya Allah pekan ini sudah mulai memasuki toko buku secara bertahap. Judul buku kali ini adalah; "Tuhan, Terimalah Taubatku." Didalamnya saya tidak berteori tentang bagaimana caranya bertaubat. Justru saya membeberkan dosa-dosa yang dimasa lalu pernah saya perbuat. Dosa kepada orang tua, dosa kepada mertua, dosa kepada istri, dosa kepada anak, dosa kepada tetangga, dosa kepada atasan, dosa kepada bawahan, dosa kepada orang-orang yang saya kenal, dan dosa kepada orang-orang yang tidak saya kenal. Juga, dosa saya kepada Tuhan.
 
Melalui buku itu, saya tidak sedang menelanjangi diri sendiri. Atau menggurui orang lain. Justru saya ingin mengajak pembaca untuk menemani saya bertaubat. Khusus bagi orang-orang yang pernah saya sakiti, buku itu adalah pengakuan dosa saya. Semoga berkenan memaafkan saya.
 
Salam,
Dadang Kadarusman  - 15 Agustus 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
 
Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang

[gudang-ilmu] Artikel: Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang

 

Artikel:
Pengacara Dalam Persidangan Setiap Orang
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Salah satu hal yang ingin
saya hindari dalam hidup adalah; terlibat masalah hukum. Saya ingin terhindar
dari urusan seperti itu karena jika menyimak kasus-kasus hukum yang terjadi di
sekitar kita, kelihatannya sungguh sangat menyulitkan. Sidang bolak-balik.
Masuk bui. Kehilangan harga diri, serta sejumlah konsekuensi lainnya. Setiap
orang yang menghadapi masalah hukum harus didampingi oleh pengacara. Makanya
pengacara menjadi salah satu profesi yang paling bergengsi sekaligus paling
menghasilkan di seluruh dunia. Namun ada satu jenis persidangan dimana
pengacara paling kondang sekalipun tidak akan sanggup untuk memberikan
pembelaan. Jangankan membela orang lain. Membela dirinya sendiri pun belum
tentu berhasil. Ingatkah Anda persidangan apakah gerangan itu?
 
Dalam sebuah majlis ilmu
seorang pengacara kawakan berkata begini;"Di dunia Anda bisa menyewa pengacara seperti
saya. Di akhirat, Anda harus bisa membela diri Anda sendiri."  Saya sungguh tergelitik dengan pernyataan
beliau. Kalimat itu meluncur dari mulut seorang ahli hukum yang profesinya
adalah mendampingi orang-orang yang sedang berperkara di persidangan. Maka
bobot perkataannya sungguh sangat tinggi. Oleh karenanya, setiap pribadi wajib
mempersiapkan diri menghadapi persidangan yang harus kita hadapi sendiri itu. Bagi
Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar mempersiapkan diri menghadapi majlis
persidangan Tuhan, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 prinsip
Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Mempersiapkan saksi-saksi kita. Dalam setiap persidangan
selalu ada saksi.
Perannya sangat krusial dalam menentukan keputusan hakim. Maka mempersiapkan
saksi menjadi bagian yang sangat penting untuk memenangkan sebuah perkara dalam
persidangan. Kita sering mendengar pernyataan yang berbeda 180 derajat dari
saksi-saksi di persidangan. Padahal, sebelum bersaksi mereka terlebih dahulu bersumpah.
Jika untuk satu perkara ada 2 pernyataan yang bertolak belakang, ada kemungkinan
salah satunya berisi kebohongan. Dalam syairnya yang dipopulerkan oleh Chrisye,
Pak Taufik Ismail menyatakan jika akan datang hari ketika mulut dikunci, dan
kata tak ada lagi. Akan tiba masa dimana tak ada suara dari mulut kita. Berkata
tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita, kemana saja
melangkah. Bersama anggota badan lainnya mereka akan menjadi saksi bagi kita.
Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan saksi-saksi itu untuk memberikan
pembelaan kepada diri kita. Karena kesaksian mereka akan menentukan keputusan
sidang Tuhan yang akan kita terima.
 
2.      Memperbanyak amal-amal kita. Salah satu kabar tak sedap yang
melanda dunia peradilan kita adalah kentalnya peran uang dalam sebuah
persidangan. Ruang sidang seolah sudah menjadi milik mereka yang banyak uang.
Di persidangan Tuhan juga demikian. Bedanya, yang berperan disana bukan uang,
melainkan amal saleh yang pernah kita lakukan. Setiap kebaikan yang kita
kerjakan dengan tulus ikhlas hendaknya disertai dengan pengharapan balasan
Tuhan. Semakin lurus niat kita, semakin murni pahala yang kita terima. Itulah
yang akan menjadi tabungan akhirat kita. Amal saleh tidak harus selalu
dilakukan dengan sokongan materi. Tidak mesti menjadi orang kaya untuk berbuat
baik. Tidak perlu menunggu hingga mempunyai banyak uang untuk melakukan
kebaikan. Tanpa uang pun kita bisa mengambil peran. Amal saleh juga tidak
selalu harus berupa tindakan besar. Hal-hal kecil pun tetap dihitung. Bahkan
sekedar menyingkirkan paku yang kita temukan di jalan. Karena dimata Tuhan,
bahkan amalan sekecil biji sawi ada hitungannya. Maka perbanyaklah amal saleh.
Karena amal-amal itulah yang bisa menentukan kemenangan dalam persidangan.
 
3.      Menghindari perbuatan-perbuatan tercela. Berapa banyak
kesaksian di ruang pengadilan yang dibalas oleh teriakan; bohong!. Mungkin kita
ingin sekali meneriakan kata yang sama ketika sekujur tubuh kita memberikan
kesaksian yang memberatkan. Percuma. Tidak ada kesaksian palsu dalam sidang
Tuhan. Maka hanya ada satu cara untuk bisa mencegah kesaksian memberatkan,
yaitu; menghindari perbuatan yang tidak disukai oleh Tuhan. Berhentilah berbuat
dosa-dosa yang disengaja. Apa saja dosa yang disengaja itu? Hanya Anda sendiri
yang mengetahuinya. Memang berat menghentikan sebuah kebiasaan yang memberikan
rasa nikmat. Meski kita sadar bahwa kenikmatan itu berselumur dosa. Namun
sungguh, setiap anggota tubuh kita yang terlibat dalam perbuatan itu akan
memberikan kesaksian yang memberatkan bagi kita. Yuk, kita hentikan semua
perbuatan dosa itu. Lalu sama-sama berkomiten untuk menghindari perbuatan
tercela lainnya.
 
4.      Banyak-banyaklah meminta maaf. Perilaku terdakwa selama
menjalani persidangan juga merupakan faktor penting. Mereka yang kooperatif,
tidak berbelit-belit, serta menunjukkan penyesalan biasanya mendapatkan penilaian
positif dari hakim. Itu dalam persidangan manusia. Di persidangan Tuhan tidak
demikian. Mengapa? Karena sejak di dunia Tuhan sudah tahu perilaku buruknya,
dan Dia telah menyerunya untuk berhenti. Namun, orang tidak menggubris  peringatan itu. Pantas jika Tuhan marrrrahh. Penyesalan
sudah tidak memiliki makna lagi, karena tempat menyesal itu adalah dunia. Jika
sungguh menyesali perbuatan-perbuatan nista, maka tunjukkanlah sejak kita masih
punya kesempatan di dunia. Minta maaflah sebanyak-banyaknya kepada sesama
manusia. Ikutilah permintaan maaf itu sengan insyaf. Dan tinggalkanlah semua
perilaku keliru yang pernah kita terjadi. Hanya itu cara satu-satunya untuk
menunjukkan kesungguhan dan kerjasama kita dengan majlis hakim di sidang Tuhan.
Kita harus melakukannya sebelum memasuki ruang sidang, sebab setelah berada
didalamnya; tidak berlaku lagi kata taubat. Maka bertaubatlah secara
sungguh-sungguh. Kemudian, katakanlah dengan sepenuh ketulusan "Tuhan,
terimalah taubatku."
 
5.      Memilih pembela terbaik.Sang
pengacara benar ketika mengatakan bahwa diakhirat kita harus bisa membela diri
kita sendiri. Tetapi guru kehidupan saya pernah menjelaskan bahwa didalam
pengadilan akhirat kelak ada satu orang manusia istimewa yang bersedia membela
kita. Siapakah gerangan orang itu? Dia adalah Nabimu. Utusan yang engkau taati
seruannya dalam iman. Maka penting bagi setiap orang untuk menentukan siapa
Nabi bagi dirinya dan benar-benar mengikuti ajarannya. Saya tidak tertarik
untuk mengajak Anda agar mengimani Nabi yang saya yakini. Karena mengimani para
Rasul suci utusan Tuhan adalah bagian dari keimanan yang diajarkan oleh Nabi
yang saya imani. Saya lebih tertarik untuk mengajak Anda bersama-sama
mengimani mereka dengan sungguh dan utuh, karena hanya dengan kepatuhan itu
saja kita berharap Sang Nabi berkenan menjadi pembela kita dihadapan Tuhan.
Jika kita tidak patuh kepada ajarannya, mengapa pribadi suci itu harus
memberikan pembelaan? Maka, patuhilah Nabi-mu dan murnikanlah kepatuhan pada
ajarannya. Karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa menjadi pembela bagi
kita.
 
Setiap
orang perlu memiliki kemampuan untuk membela diri. Latihlah kemampuan membela
dirimu. Karena hal itu akan sangat diperlukan ketika kita menghadapi pengadilan
Tuhan. Caranya, bukan dengan sekolah di fakultas hukum. Bukan pula ikut kelas
kursus debat. Melainkan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kita untuk
belajar melakukan kebaikan-kebaikan. Karena dalam sidang Tuhan; tangan, kaki,
telinga, mulut, kulit dan seluruh bagian dalam tubuh kita memiliki argumennya
sendiri-sendiri ketika mengatakan apa yang sudah kita lakukan semasa hidup.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 11 Agustus 2011
Penulis
buku "Tuhan Terimalah Taubatku"
Website: http://www.dadangkadarusman.com
Buktikan "SEIKHLASNYA";  mulai 17 Agustus 2011
 
Catatan Kaki:
Cara
terbaik melatih diri sendiri untuk menjadi pembela dalam sidang Tuhan adalah;
menggunakan seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan sebanyak mungkin
kebaikan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Blogger news