Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Artikel: Menulis Diatas Kertas Kehidupan Kita

[gudang-ilmu] Artikel: Menulis Diatas Kertas Kehidupan Kita

 

Artikel:
Menulis Diatas Kertas Kehidupan Kita
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Saya meyakini bahwa setiap
bayi dilahirkan dalam keadaan suci. "Jiwanya bersih laksana selembar kertas
putih," demikian guru kehidupan saya mengajarkan. Setiap tindakan yang
dilakukannya menjadi tanggungjawab orang tuanya hingga dia mencapai usia akil
baligh. Jelas sekali jika orang tua hanya berperan dalam proses 'persiapan'
saja. Sedangkan setelah seorang anak akil baligh, maka semua tindak tanduk dan
perilakukanya menjadi tanggungjawab dirinya sendiri. Setiap orang memiliki buku
catatan amalnya masing-masing yang akan menjadi laporan akhir ketika hari
berbangkit tiba kelak. Lembaran-lembarannya merupakan dokumentasi semua
perbuatan. Oleh sebab itu, menjalani hidup tidak ubahnya dengan menulis diatas
kertas kehidupan itu sendiri.
 
Suatu ketika saya membuka
kotak penyimpanan dokumen-dokumen lama yang sudah disimpan selama
bertahun-tahun. Didalam kotak itu saya menemukan berbagai macam catatan,
termasuk surat cinta, kartu lucu-lucu, puisi-puisi yang saya tulis, dan
berbagai pernak-pernik lainnya. Ketika membacanya kembali, saya berkali-kali
bergumam; apa iya saya pernah menulis kalimat ini? Tetapi saya tidak bisa
mengelak karena kertas itu berisi tulisan tangan sendiri. Di hari kebangkitan
kelak, nasib kita kira-kira sama; kita dihadapkan kepada buku besar berisi
catatan perjalanan kehidupan. Jika catatan itu baik, maka kita akan senang.
Namun, jika catatan itu buruk, kita bertanya; 'benarkah saya sudah melakukan
hal itu?" Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menulis dalam kertas
kehidupan; saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural
Intelligence berikut ini:
 
1.      Nilai selembar kertas ditentukan oleh catatan yang tertulis didalamnya.  Bayangkan Anda memiliki 4 lembar
kertas berukuran A4 yang masing-masing Anda beli seharga 100 rupiah. Satu
lembar digunakan oleh Barrack Obama untuk menuliskan memo tentang skema
pembayaran utang Amerika. Satu lembar diambil Bill Gates untuk menuliskan memo
hadiah 1 milyar dollar bagi siapa saja yang membawa kertas itu ke akuntannya.
Satu lembar lagi digunakan bajak laut karibia untuk menggambarkan peta
penyimpanan harta karunnya. Lembar terakhir Anda simpan utuh dalam sebuah kotak
kayu didalam gudang. Sekarang, apakah ke 4 lembar kertas itu nilainya tetap sama?
Tidak. Karena diatas masing-masing kertas itu sekarang sudah tertera catatan
penting yang menentukan 'nilai sebenarnya dari kertas itu. Berapa nilai kertas
yang Anda biarkan kosong? Hidup kita juga sama. Tuhan menciptakan semua orang
dengan nilai yang sama. Namun saat kita kembali menghadap kepadaNya, nilai itu
sudah tidak sama lagi. Karena nilai akhir hidup kita, ditentukan oleh catatan
yang tertulis dalam buku kehidupan masing-masing.
 
2.      Menyadari setiap goresan tinta dalam kertas kehidupan. Jika
Anda  berkunjung ke ruang bayi di rumah
bersalin, cobalah perhatikan wajah bayi itu satu demi satu. Bukankah semua bayi
itu lucu dan menggemaskan? Anda tidak perlu mengenal siapa orang tua mereka
untuk menyukai sosoknya. Karena bayi adalah mahluk suci putih bersih laksana
selembar kertas utuh ke-4 yang masih Anda simpan itu. Saya dan Anda, dulu
persis seperti bayi-bayi itu. Jiwa kita bersih. Namun kita sering tergoda untuk
melakukan tindakan dan perilaku yang dikendalikan oleh hawa nafsu, sehingga kita
sering tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan yang kita lakukan. Padahal setiap tindakan kita
pada hakekatnya merupakan goresan-goresan pena dalam lembaran-lembaran kertas
kehidupan kita. Sungguh rugi jika kita terlalu banyak menggoreskan tinta
keburukan. Dan kita diliputi oleh keberuntungan yang dijanjikan oleh para Nabi,
jika kita mengisi kertas itu dengan pena yang menuliskan jejak-jejak kebaikan
dalam perjalanan hidup kita. Setidak-tidaknya, kita bisa mengusahakan agar
lebih banyak catatan baik daripada yang buruk.
 
3.      Kita tidak bisa menyangkal tulisan yang pernah dibuat. Dalam
kotak dokumen lama itu saya menemukan sebuah puisi yang sungguh indah. Siapakah
gerangan yang menuliskan puisi ini? Sulit untuk mempercayai jika puisi itu saya
sendiri yang menulisnya. Puisi yang saya buat ketika jatuh cinta. Dalam kotak
itu juga saya menemukan sebuah kertas berisi catatan tentang pengakuan atas
dosa-dosa yang telah saya lakukan. Seburuk itukah saya? Kapan? Saya tidak
pernah melakukan itu. Tetapi, jelas sekali jika catatan itu menorehkan
pengakuan tulus saya atas perilaku buruk yang sudah saya perbuat. Sungguh, kita
tidak mungkin bisa mengingat semua hal yang pernah kita lakukan semasa hidup.
Namun kertas kehidupan kita mencatatkan semuanya itu dengan sedetail-detailnya
tentang makanan yang kita santap, hak orang lain yang kita jarah, harta yang
kita rebut dengan cara licik, kebohongan yang kita tutupi didepan publik, bisikan
hati yang kita sembunyikan, senyum yang kita tebarkan, nasihat yang kita
sampaikan, kebaikan yang kita berikan. Semuanya tercatat dengan rapi. Kelak jika
catatan itu dibahas disidang akhirat, kita akan terkejut; oh, benarkah saya telah
melakukan kebaikan itu? Sebuah kejutan yang indah. Namun sungguh rugi jika kita
terkejut oleh catatan buruk amal-amal kita. Lidah kita boleh menyangkal.
Tetapi, catatan itu menceritakan segalanya. Penyangkalan kita menjadi sia-sia
belaka.
 
4.      Catatan masa lalu tidak bisa dihapus, namun bisa ditebus. Istri
saya pernah bekerja di sebuah perusahaan pembuat kertas daur ulang. Bahan
bakunya adalah kertas-kertas bekas apa saja yang berisi beragam macam catatan. Ditangan
mereka, kertas bekas itu diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan
pernak-pernik benda-benda seni yang indah. Tidak tampak lagi jejak
catatan-catatan isi kertas sebelumnya. Sejak kita memasuki masa akil baligh,
tentunya banyak keburukan yang sudah kita lakukan. Mungkin kita bisa meminta
maaf. Namun kata maaf tidak serta merta menghapuskan catatan perbuatan buruk
kita. Tidak mungkin semua itu bisa dihapus. Tetapi, kita bisa menebus semua
keburukan dimasa lalu dengan komitmen untuk mengubahnya menjadi keindahan. Kertas
kehidupan yang terlanjur coreng moreng itu harus diblender dengan komitmen
tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Lalu diperas, dicetak,
disetrika, dan dibentuk serta dihias dengan perangai indah. Itu bukan perkara
mudah. Namun kita bisa melakukannya jika kita benar-benar menginginkannya. Tetapi,
siapa yang tidak ingin catatan kertas kehidupannya disajikan dalam bentuk yang
indah saat menghadap Sang Khalik kelak? Perilaku baik dan perangai indah yang
kita lakukan mulai saat ini, semoga menjadi penebus bagi catatan keburukan masa
lalu yang tidak bisa dihapus.
 
5.      Putihkan kembali kertas kehidupan yang mulai buram. Dalam
kotak dokumen itu, semua kertas yang saya temukan berwarna buram kecoklatan.
Padahal dulu kertas-kertas itu berwarna putih bersih. Sama seperti kertas
kehidupan kita yang dulu putih bersih, namun kini sudah berubah menjadi kotor
karena tindakan-tindakan buruk yang kita lakukan. Di pabrik kertas, bubur kayu mengalami
proses 'bleaching' dengan klorin untuk menghilangkan pengaruh lignin yang
membuat warna kertas menjadi buram. Kertas kehidupan kita diputihkan dengan
apa? Sejak zaman dahulu, para para Nabi mengajarkan cara membleaching kertas
kehidupan kita. Sesuai dengan tantangan pada zamannya masing-masing, para utusan
suci itu tidak henti-hentinya mengajak umatnya untuk terus berusaha memutihkan
kertas kehidupannya. Guru kehidupan saya menjelaskan bahwa meskipun berbeda
masa, namun inti ajaran para Nabi itu sama yaitu; "Berserah diri hanya kepada
Tuhan Yang Maha Esa." Penyerahan diri secara utuh itulah yang menjadi 'bleacher'
kertas kehidupan kita. Sedangkan perangai dan tindakan baik kita menjadi tulisan
dan untaian kalimat-kalimat indah yang tertera dalam buku catatan kehidupan
kita.  
 
Setiap hari, kita menulis
dalam lembara kertas baru kehidupan kita. Kemudian lembaran-lembaran itu akan
disusun menjadi sebuah buku yang berisi seluruh catatan lengkap perjalanan
hidup kita. Diantara amal baik, mungkin terselip perbuatan buruk. Dibalik niat
baik, mungkin tersembunyi cara eksekusi yang buruk. Oleh sebab itu, pantaslah
kiranya jika kita saling menyadari ketidaksempurnaan diri. Dan saling memaafkan
satu sama lain. Persis seperti tuntunan para Nabi suci, untuk mengisi hari-hari
baru kita dengan lembaran-lembaran baru kehidupan yang menorehkan catatan indah
dalam buku kehidupan kita. Bagi seorang Muslim, Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk meluruskan
tauhid dan memutihkan kembali kertas kehidupannya, serta menghiasinya dengan
amal baik. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 1 Agustus 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Setiap hari baru adalah lembaran kertas
kehidupan yang baru bagi kita. Terserah kepada keputusan masing-masing, hendak
menuliskan apa didalam lembaran kertas kehidupan itu.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Antara Kontribusi, Manfaat, Dan Kompensasi.

[gudang-ilmu] Artikel: Antara Kontribusi, Manfaat, Dan Kompensasi.

 

Artikel:
Antara Kontribusi, Manfaat, Dan Kompensasi.
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
'There is no free lunch'. Ngimpi
namanya jika kita mengharapkan segala sesuatunya bisa diperoleh secara haratis.
Harus ada usaha untuk segala sesuatu yang kita inginkan. Memang, setiap orang
mempunyai keinginan yang berbeda-beda. Namun semua orang memiliki keinginan
yang sama, yaitu; dibayar setinggi-tingginya. Dalam konteks dunia kerja, kita
mengharapkan manfaat dan kompensasi alias gaji yang tinggi. Faktanya, banyak
orang yang mengajukan tuntutan yang berlebihan. Atau sebaliknya, banyak
perusahaan yang mengabaikan kewajiban untuk memberi imbalan sepadan kepada para
karyawan. Padahal, ada nilai-nilai kepantasan yang harus sama-sama kita
tegakkan. Karena hubungan kerja dibangun dalam azas kesetaraan.
 
Sekitar satu kilometer dari tempat
tinggal kami ada sebuah toko swalayan kecil yang memiliki fasilitas ATM. Hal
itu sangat memudahkan kami dalam banyak hal. Selain kemudahan itu, bagi saya
mesin ATM memberi pelajaran berharga tentang apa yang kita miliki didalam diri kita.
Selama Anda punya tabungan, maka selama itu pula Anda bisa mengambilnya.
Tabungan itu tak ubahnya seperti kemampuan pribadi kita dalam berkontribusi. Selama
kita memiliki tabungan itu, maka selama itu pula mesin ATM akan memenuhi
permintaan kita. Selama kita bisa berkontribusi, kita bisa mengharapkan
sejumlah pendapatan. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memahami
peran kontribusi kepada manfaat dan kompensasi untuk hidup kita sendiri; saya
ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence
berikut ini:
 
1.      Mesin ATM mau melayani hanya jika kita memiliki tabungan.  Bagi
para professional, mesin ATM itu mewakili perusahaan tempatnya bekerja. Bagi
saya, ATM itu seperti perusahan-perusahaan yang menjadi klien atau pengguna
jasa pelatihan in-house yang saya selenggarakan. Meski agak berbeda tetapi
mempunyai fungsi yang sama yaitu; tempat kita 'mencairkan' kemampuan dan
mengkonversinya menjadi sejumlah penghasilan. Jika di mesin ATM tabungannya
berupa uang, maka dalam konteks pekerjaan; tabungannya adalah 'kontribusi' melalui
pekerjaan yang kita lakukan. Anda harus mempunyai tabungan untuk bisa
mendapatkan manfaat dari mesin ATM. Anda juga harus memberikan kontribusi agar
bisa memperoleh sejumlah manfaat dari perusahaan. Semakin banyak tabungan Anda,
semakin besar dukungan kesediaan ATM untuk melayani Anda. Semakin tinggi kontribusi
kepada perusahaan, semakin besar juga manfaat yang bisa Anda dapatkan. Jadi,
jika Anda ingin mendapatkan manfaat yang sebanyak-banyaknya dari perusahaan
tempat Anda bekerja, maka Anda harus memastikan bahwa Anda mampu menabung cukup
banyak kontribusi kepada perusahaan.
 
2.      ATM mengeluarkan uang tidak lebih dari jumlah yang kita punya. Kita tidak akan pernah bisa mengambil uang di ATM melebihi jumlah saldo
tabungan yang kita miliki. Jika memaksakan diri, maka itu namanya 'ngimpi'. Kita
juga sering 'ngimpi' untuk mendapatkan bayaran yang setinggi-tingginya, sambil
berkontribusi alakadarnya. Jika kita ingin digaji tinggi, maka kita juga harus
berkontribusi tinggi. "Gaji tinggi dulu dong, barulah kita berkontribusi
tinggi!" begitu argument yang sering kita dengar di kantor-kantor. Memangnya di
mesin ATM Anda bisa mengambil uang dulu, baru kemudian Anda menabung? Tidak. Dikantor
juga sama. Kontribusi tinggi duluan. Setelah itu, barulah kita bisa
mengharapkan imbalan yang sepadan. Makanya, mulailah berfokus kepada 'memperbanyak
kontribusi' kepada perusahaan. Soal tuntutan imbalan secara otomatis
mengikutinya kemudian. Semakin
besar tabungan kita, semakin banyak uang yang bisa kita ambil di ATM. Semakin
tinggi kontribusi kita, maka semakin besar juga manfaat yang bisa kita dapatkan
dari perusahaan. Mengapa demikian? Karena tidak ada mesin ATM yang bisa
mengeluarkan uang melebihi tabungan yang kita punya.
 
3.      Semakin banyak yang diambil, semakin banyak yang harus ditabungkan. Sampai kapan Anda bisa mengambil uang di ATM? Sampai uang yang Anda tabungkan
tidak tersisa lagi. ATM, menghitung berapa uang yang Anda tabungkan, dan berapa
yang sudah Anda ambil kembali. Jika tabungan Anda sudah habis, maka ATM itu
tidak mau lagi mengeluarkan uang untuk Anda. Perusahaan tempat kita berkerja dikelola
berdasarkan neraca rugi laba. Artinya, setiap rupiah yang dikeluarkannya akan
dihitung secara seksama. Termasuk gaji dan manfaat lainnya yang kita terima.
Siapa saja yang mampu memberikan kontribusi lebih tinggi dari manfaat dan kompensasi
yang didapatkannya mempunyai peluang untuk terus dipekerjakan. Sedangkan mereka
yang tidak bisa memberikan 'nilai lebih' dari biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan; cepat atau lambat juga pasti akan dikeluarkan. Maka tidak ada cara
lain untuk mempertahankan hubungan kerja kita kecuali dengan memberikan
kontribusi yang setinggi-tingginya. Sebab jika tidak, orang lain yang
berkontribusi lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan lebih dulu dari kita. Mengapa?
Karena semakin banyak yang kita ambil, semakin banyak juga yang harus kita
kontribusikan.
           
4.      Keberadaan mesin ATM tidak mempengaruhi kepemilikan kita. Beberpa
bulan lalu, ATM di toko itu yang digondol pembobol. Anehnya, orang-orang tidak gundah
atas hilangnya mesin ATM itu. Mengapa? Karena hal itu tidak mempengaruhi
kepemilikian uang kami. Uang direkening milik kita tidak pernah bisa dibobol
maling yang menggondol mesin ATM itu. Perusahaan tempat kita bekerja juga tidak
ubahnya dengan mesin ATM. Dia merupakan tempat dimana kita bisa 'mengambil' hak
kita setelah mengabdikan diri dengan segenap kemampuan dan keahlian yang kita
miliki. Bagaimana seandainya kita tidak lagi bekerja disana? Mungkin kita tidak
pernah merasakan betapa sedihnya orang yang kehilangan pekerjaan. Namun sekedar
membayangkan pensiun pun kita masih sering merasa ngeri. Kita suka mengira
bahwa tanpa perusahaan yang mempekerjakan kita ini, maka kita kehilangan banyak
hal dalam diri kita. Padahal, 'apa yang kita miliki didalam diri kita' tidak
bisa direnggut oleh siapapun. Perusahaan mungkin bisa mengambil pekerjaan kita.
Tetapi tidak keahlian, pengalaman, dan keterampilan kerja kita. Maka dari itu,
jika suatu saat kita harus kehilangan pekerjaan kita; berbesar hatilah. Dan
terus berjuanglah untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian yang kita miliki.   
 
5.      Tabungan yang bunganya berlipat-lipat. Entah disadari atau
tidak, tabungan kita diganjar dengan tambahan bunga bank. Namun, bunga tabungan
itu terlalu kecil sehingga kita tidak merasakan manfaat yang bermakna. Makanya,
kita sering menggunakan bank dan mesin ATM hanya untuk sekedar menitipkan untuk
sementara. Cukup 'terima-kasih' saja. Setiap kali kita 'terima' dihari gajian,
kita langsung 'kasih' ke berbagai macam rekening tagihan. Kita tidak tertarik
untuk menyimpan uang itu berlama-lama di bank. Bagaimana jika ada bank yang
memberi bunga berlipat-lipat dari tabungan yang kita simpan? Dua kali lipat.
Sepuluh kali lipat. Bahkan tujuh ratus kali lipat. Bersediakah Anda menabung
lebih lama? Anda mau sih, tapi ragu jika ada bank yang seperti itu. Iya kan?
Ada. Namun bank itu bukan tempat penyimpanan uang, melainkan tempat
tersimpannya segala amal perbuatan. Guru kehidupan saya mengajarkan bahwa
setiap kebaikan yang kita lakukan itu laksana sebutir benih yang tumbuh menjadi
sepuluh tangkai. Sedangkan dalam setiap tangkai itu, terdapat tujuh puluh
buahnya. Maka setiap kebaikan kita diganjar dengan bunga dan buah sebanyak 700
kali lipatnya. Sekarang, sudah ada 'bank' yang memberi bunga berkali-kali lipat
itu. Dia tidak hanya menerima tabungan dalam bentuk uang. Tetapi juga menerima
ilmu yang Anda tebarkan. Menyambut perilaku baik yang Anda lakukan. Membukukan
setiap tindakan terpuji yang Anda kontribusikan. Maukah Anda menabung kebaikan
di 'bank' itu?
 
Pendapatan yang kita peroleh
berbanding lurus dengan kontribusi yang kita berikan. Tetapi, kadang-kadang
pendapatan itu tidak kita terima dalam bentuk uang yang bisa kita ambil di ATM;
melainkan berupa tabungan yang disimpan di bank yang memberikan bunga hingga
700 kali lipat. Maka jika Anda telah berkontribusi tinggi, namun jumlah uang yang
Anda bawa pulang tetap tidak melimpah ruah juga; ikhlaskanlah. Karena kadar keikhlasan
kita dalam berkontribusi sangat menentukan berapa kali lipat imbalan yang bisa kita
dapatkan untuk bekal di kehidupan akhirat kelak. Selama kita ikhlas, kita juga
tidak akan pernah dihinggapi oleh rasa kesal, kecewa, atau penghujatan karena
merasa telah diperlakukan secara tidak adil. Dengan keikhlasan itu, kita
menambah jumlah tabungan yang bisa dibawa ketika tiba saatnya untuk 'pulang'.  
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 29 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Jauh-jauhlah dari niatan untuk membatasi
kontribusi Anda. Karena selain menodai keikhlasan, juga menyebabkan diri Anda
terpenjara dalam tahanan kekerdilan pikiran.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Menjalani Saat-Saat Jalan Ditempat

[gudang-ilmu] Artikel: Menjalani Saat-Saat Jalan Ditempat

 

Artikel:
Menjalani Saat-Saat Jalan Ditempat
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Selain makna sebenarnya,
frase "jalan ditempat" juga mempunyai makna kiasan. Ketika bisnis kita tidak
kunjung berkembang, karir kita tidak naik-naik, atau kehidupan kita tidak juga
membaik; kita menyebutnya 'jalan ditempat' atau 'stagnan'. Masalahnya, setiap
aspek kehidupan kita tidak selamanya berada dalam 'mode maju'. Kadang kita
harus memasuki masa-masa jalan ditempat itu. Faktanya, 'jalan ditempat' itu
adalah salah satu bagian dari siklus kehidupan yang mesti kita jalani. Tidak
peduli sudah sebaik apa usaha yang kita lakukan, kita belum juga bisa beranjak
dari tempat dimana kita memulai. Tidak jarang hal itu menciutkan hati dan
melemahkan motivasi kita. Tetapi, benarkah kita tidak bisa berbuat apa-apa saat
memasuki periode jalan ditempat?
 
Beberapa puluh tahun lalu,
kita mengenal Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) yang populer nyaris disetiap
lapisan masyarakat. Selain sebagai olah raga murah meriah untuk membuat tubuh
sehat, saya juga mengenang SKJ sebagai sebuah nasihat; karena senam itu dimulai
dengan 'jalan ditempat'. Dengan nasihat itu, kita bisa membalik pandangan serba
suram, dan pesimistis ketika memasuki masa-masa sulit dalam kehidupan kita. Bagi
Anda yang tertarik menemani saya belajar menggali nasihat dari 'jalan ditempat';
saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 sudut pandang Natural
Intelligence berikut ini:     
 
1.      Jalan ditempat tidak berarti berdiam diri. Kita sering
keliru mengira bahwa 'tidak pergi kemana-mana' sama artinya dengan tidak
melakukan apa-apa. Padahal, saat jalan ditempat badan kita menjadi hangat.
Bahkan dibasahi oleh tetes keringat. Hal itu menandakan jika dalam keadaan
jalan ditempatpun kita bisa melakukan sesuatu agar setiap detik dalam hidup
kita tetap bermanfaat. Memang, kadang kita tergoda untuk berdiam diri ketika
keadaan sedang sangat tidak menguntungkan. Padahal, berdiam diri itu tidak bisa
mengubah keadaan. Kita harus melakukan tindakan agar keadaan bisa berubah
menjadi lebih baik. Bagaimana jika membaiknya keadaan itu tidak tergantung
kepada apa yang kita lakukan? Benar. Itu bisa saja terjadi. Misalnya, ketika
kita hanya menjadi bagian kecil dari sebuah system yang besar sehingga kita
tidak punya cukup kekuatan untuk mengubah keadaan. Tetapi itu juga tidak
berarti kita boleh berdiam diri. Setidaknya kita bisa melakukan sesuatu untuk
memastikan bahwa kita tetap menjadi orang yang lebih siap daripada orang lain untuk
segala kemungkinan.
 
2.      Menambah bobot tindakan bisa memperbaiki keadaan. Tidak
semua orang melakukan SKJ dengan baik. Ketika sedang jalan ditempat, mereka
mengangkat kakinya asal-asalan saja. "Angkat pahanya lebih tinggi!," begitu guru
olah raga kita mengingatkan. Dengan lutut dan paha yang diangkat lebih tinggi,
kita menambah bobot gerakan. Saat menjalani masa-masa stagnan pun, kita sering
kurang bersemangat. Padahal, tanpa semangat kita akan kehilangan momentum untuk
semakin menguatkan diri dan posisi kita. Justru pada saat stagnan kita harus
lebih gigih dalam bertindak dan berbuat. Jika kita melakukan tindakan kita
dengan bobot yang sama dengan sebelumnya, maka keadaan pasti tidak akan pernah
bisa berubah menjadi lebih baik. Apalagi kalau kita mengurangi bobot tindakan
kita. Keadaan malah akan semakin memburuk. Memang, tidak enak berada dalam
situasi sulit. Tetapi, jika kita bisa meningkatkan bobot tindakan kita; maka
kita memiliki peluang yang lebih besar untuk memperbaiki keadaan.
 
3.      Kecepatan tindakan menentukan kecepatan pemulihan. Selain dengan
mengangkat tungkai lebih tinggi, manfaat latihan jalan ditempat juga ditentukan
oleh kecepatannya. Demikian pula perkembangan kematangan dan ketajaman mental
kita. Dia bisa dibangun dengan kecepatan dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu.
Dalam jatah waktu yang sama-sama 24 jam sehari ini, nyatanya ada orang yang
lebih produktif dari orang lain. Bahkan dalam keadaan serba baik pun kita
berlomba dengan waktu. Apalagi ketika segala sesuatunya sedang stagnan.
Kecepatan kita meraih kesempatan. Kecepatan kita dalam merespon keadaan. Kecepatan
kita dalam memberikan solusi; mungkin menjadi faktor yang sangat menentukan
apakah masa-masa stagnan itu bisa segera diselesaikan. Boleh jadi, kita bisa
lebih cepat keluar dari masa-masa sulit itu jika kita memiliki kecepatan yang
lebih tinggi dari orang lain. Janganlah terjebak untuk semakin melambat hanya
karena kita memasuki masa-masa yang tidak menyenangkan. Karena boleh jadi,
kecepatan kita sangat dibutuhkan untuk melakukan pemulihan.
           
4.      Teruslah berjalan agar tidak jatuh terjerembab. Zaman sudah
sangat banyak berubah. Masa kejayaan SKJ juga sudah lama berlalu. Dulu,jalan ditempat hanyalah olah raga milik
orang-orang biasa. Namun, tengoklah latihan apa yang sekarang paling banyak
dilakukan orang di fitness center? Treadmill. Amatilah alat olah raga apa yang
ada di rumah-rumah mewah? Mesin treadmill. Sekarang, jalan ditempat menjadi
salah satu olah raga favorit kaum elit. Dulu, Anda boleh diam saja ketika guru
olah raga berteriak;"ayo, terus jalan ditempat!". Diatas mesin treadmill ini,
Anda tidak memiliki pilihan lain kecuali terus berjalan. Sebab jika Anda
berhenti, maka Anda akan jatuh terjerembab. Berbagai aspek dalam kehidupan kita
juga berubah banyak. Dulu, mungkin kita bisa berhenti saja ketika segala
sesuatunya sedang sangat sulit. Sekarang, berhenti hampir sama artinya dengan
mengijinkan diri kita jatuh tersungkur hingga mungkin tidak bisa bangkit
kembali.  Maka jika kita tidak ingin
terjatuh, kita harus terus berjalan.
 
5.      Nikmati ketika memasuki periode jalan ditempat. Kita sungguh
beruntung mendapatkan kesempatan untuk hidup dalam era seperti saat ini. Sekarang
kita bisa latihan jalan ditempat sambil menonton tayangan film-film favorit.
Atau mendengarkan musik-musik terkini. Bisa juga sambil memelototi laporan
pergerakan harga saham. There are lots of funs while you are walking on the
treadmill. Kehidupan kita boleh saja sedang jalan ditempat. Tetapi, kita tidak
pernah kehilangan kesempatan untuk menikmati hidup. Benar segalannya sedang
serba sulit. Tetapi sesulit apapun, kita masih bisa menemukan kenikmatan yang
kita butuhkan. Meskipun kita kehilangan hal lain, namun kita bisa mendapatkan
hal lainnya. Maka, seandainya Anda tengah memasuki masa-masa stagnan itu, nikmati
saja. Karena kecerdasan mental kita tidak pernah kehilangan alasan untuk
membuat hidup kita tetap penuh warna.
 
Hanya satu kata yang bisa
membuat kita kalah oleh keadaan, yaitu; menyerah. Tetapi jika pada saat
menjalani masa-masa 'jalan ditempat' itu kita masih bisa belajar banyak hal.
Atau meningkatkan kemampuan kita. Atau menambah pengetahuan kita. Atau
menguatkan mental kita, maka kita bisa menjadi pribadi yang lebih siap untuk
menyongsong datangnya masa-masa jaya itu sekali lagi. Bahkan, jika kita bisa
menikmati perih dan pedihnya, kita akan tahu bahwa masa-masa jalan ditempat itu
bukanlah hal yang buruk. Tidak akan menjadikan hidup kita semakin terpuruk. Karena
selama kita terus gigih untuk bertindak dan bergerak, kita masih memegang
kendali atas hidup kita sendiri. So, tetaplah berjalan. Meskipun kita tidak
berpindah tempat.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 28 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Situasi di luar mungkin tidak memungkinkan
kita untuk bergerak secara leluasa. Namun selama waktu terus berjalan seluruh
kehidupan kita pun bisa terus berjalan, sekalipun hanya bisa berjalan ditempat.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Kelemahan Terbesar Umat Manusia

[gudang-ilmu] Artikel: Kelemahan Terbesar Umat Manusia

 

Artikel:
Kelemahan Terbesar Umat Manusia
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Dibalik kelemahan tersimpan
kekuatan. Demikian hukum kesetimbangan menyatakan. Dengan hukum itu kita
percaya bahwa kekuatan kita justru terletak pada kelemahan yang kita miliki.
Makanya dalam sebuah wawancara kadang ditanya apa kelemahan kita. Sang
pewawancara tidak terlampu ingin tahu apa sebenarnya kelemahan itu. Dia justru
ingin tahu cara kita menyikapi kelemahan yang kita miliki, lalu bagaimana kita mengubahnya
menjadi kekuatan. Keterampilan memahami kelemahan dan mengubahnya menjadi
kekuatan ini bukan hanya cocok dalam proses wawancara, melainkan dalam cara
kita menjalani kehidupan kita. Jadi, sudahkah Anda memahami  kelemahan terbesar Anda? Dan sudahkah Anda
mengubahnya menjadi kekuatan?
 
Sebagai pribadi, Anda dan
saya mempunyai kelemahan masing-masing. Mungkin kelemahan yang sama. Mungkin
juga berbeda. Namun sebagai sesama manusia; saya, Anda dan mereka mempunyai
common weaknesses atau kelemahan umum yang dimiliki oleh semua umat manusia. Kelemahan
manusia ditandai dengan adanya hal-hal yang tidak bisa dilakukannya. Namun jika
kita bisa mengubah semua kelemahan itu menjadi kekuatan, maka kita bisa
menampilkan diri sebagai 'mahluk sempurna'. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar mengubah kelemahan menjadi kekuatan; saya ajak untuk memulainya dengan
memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:     
 
1.      Manusia tidak bisa selamanya melakukan kesalahan. Jika kita
dituntut untuk terus melakukan kesalahan, pasti kita tidak akan bisa. Mengapa?
Karena dalam proses penciptaan kita, Tuhan telah mengilhamkan kebaikan dan
keburukan sebagai satu paket yang utuh. Meskipun kita berusaha keras untuk
terus melakukan kesalahan itu, tetapi hati kita akan selalu mengingatkan untuk
tidak melakukannya. Anda tidak akan mungkin melakukan kesalahan terus secara
sempurna. Karena hati Anda akan selalu mengingatkan untuk melakukan tindakan
dalam koridor kebenaran. Guru kehidupan saya mengingatkan; 'maka beruntunglah
orang-orang yang rajin membersihkan jiwanya. Dan rugilah orang-orang yang terus
menerus mengotorinya'. Sebagai manusia sempurna, ukuran nilai diri kita
ditentukan oleh tindakan mana yang paling banyak kita lakukan. Kesalahan-kah? Atau
kebenaran? Namun jika ingin menjadi orang yang beruntung,  maka kita butuh melakukan lebih banyak
tindakan berisi kebenaran. Karena kebenaran membawa jiwa kita kedalam kesucian.
 
2.      Manusia tidak bisa hanya disuruh-suruh saja. Office boy kadang
disebut juga sebagai 'pesuruh'. Ada seorang 'pesuruh' yang mengajari saya
dengan baik fakta bahwa manusia itu memang tidak bisa disuruh-suruh. Sang 'pesuruh'
ini selalu mempunyai argumen bagi orang yang menyuruhnya sehingga dia tidak selalu
benar-benar menjadi 'pesuruh'. Misalnya, jika seseorang menyuruhnya membeli
nasi goreng bisa saja dia datang dengan nasi padang. Jika sang 'penyuruh'
protes, maka sang pesuruh ini dengan ringannya mengatakan;"Susah cari nasi goreng
siang-siang, Bu. Lagian tidak sehat kalau Ibu makan nasi goreng siang-siang…."
Fakta bahwa manusia mempunyai 'will' atau kehendak menunjukkan bahwa Tuhan
memang tidak menciptakan kita untuk menjadi mahluk yang hanya disuruh-suruh.
Kita adalah mahluk dengan inisiatif. Makanya, jika kita masih harus
disuruh-suruh; mungkin kita belum menjadi manusia secara utuh. Karena manusia
yang utuh, tidak bisa hanya disuruh-suruh.
 
3.      Manusia tidak bisa melepaskan diri dari rasa cinta. Bisakah
Anda menyebut nama seorang manusia yang hidupnya tidak mengenal rasa cinta?
Cinta kepada sesama manusia. Cinta kepada harta. Cinta kepada pangkat dan
jabatan. Cinta kepada benda-benda. Tidak ada manusia yang tidak punya rasa
cinta, bukan? Hal ini menunjukkan bahwa cetak biru penciptaan manusia sudah
memasukkan unsur cinta kedalamnya sehingga kita membutuhkan penyaluran rasa
cinta itu. Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana, kepada siapa dan seberapa
banyak kita mencurahkan perasaan cinta itu. Jika penyaluran rasa cinta itu
tersumbat, maka hidup kita akan terasa hampa. Sebaliknya dengan penempatan rasa
cinta yang tepat, maka hidup kita akan semakin terasa indah dan penuh warna.
Mengapa? Karena siapapun kita, tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari rasa
cinta.
           
4.      Manusia tidak bisa lepas dari ketergantungan kepada orang lain. Sebutkan satu saja kebutuhan hidup Anda yang bisa dipenuhi oleh diri Anda
sendiri. Tidak ada. Hidup kita dikelilingi oleh benda-benda atau hal-hal yang
disediakan oleh orang lain. Saya? Bagaimana mungkin bisa bersemangat untuk
menulis jika tidak ada orang-orang seperti Anda yang berkenan membacanya. Anda?
Tidak mungkin bisa memperoleh pakaian indah yang saat ini sedang Anda kenakan
jika tidak ada petani kapas, buruh pabrik tenun, tukang jahit dan orang-orang
tak dikenal lainnya yang berkontribusi kepada kenyamanan hidup Anda. Nasi yang
kita makan. Bis yang kita tumpangi. Kursi yang kita duduki. Jabatan yang kita
sandang. Semuanya ada karena keterlibatan orang lain. Tanpa mereka sungguh,
kita menjadi tidak berdaya. Mengapa? Karena sebagai manusia, kita tidak bisa
lepas dari ketergantungan kepada orang lain.
 
5.      Manusia tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan. Kita memang mengenal istilah 'atheis' atau orang-orang yang pada masa jayanya
mempertanyakan keberadaan Tuhan. Namun, sejarah mencatatkan bahwa Hitler sang diktator
zaman modern paling berkuasa pun mengakhiri hidupnya karena akhirnya dia
mengakui bahwa ada kekuatan mutlak lain yang kekuasaannya bukan sekedar
menyaingi dirinya, melainkan meliputi seluruh jagat raya. Sejarah juga
mencatatkan bahwa Fir'aun sang diktator zaman klasik yang mengejar Musa pun
akhirnya mengakui keberadaan Tuhan tepat ketika gelombang laut melibas, menghempas,
dan menenggelamkan dirinya. Ketika sedang berada dalam kesulitan, Anda
bergumam;"Ya Tuhan….." Meskipun ketika sedang bahagia kita sering lupa kepada
Tuhan, tetapi ada saat dimana  hati kita
kembali mengingatkan bahwa kita, tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai
ketuhanan.
 
Uraian diatas hanya membahas
kelemahan manusia secara kolektif. Kelemahan kita sebagai individu? Biarkan
kita masing-masing yang menelusurinya. Kita bisa mengingkari semua kelemahan
yang kita miliki. Namun, kita juga bisa memilih untuk mengakui, memahami, dan
menerima kelemahan itu sejujurnya. Kemudian mengubahnya menjadi kekuatan yang
bisa meningkatkan nilai diri kita sendiri. Karena makna kesempurnaan manusia terletak
pada kombinasi antara apa yang dimilikinya, dan apa yang tidak dimilikinya.
Maka bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Dan bersyukurlah atas apa yang
tidak kita miliki. Karena kedua kutub itulah yang menjadikan kita manusia
seutuhnya. Alhamdulillah.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 27 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Kesempurnaan penciptaan manusia terletak
kepada dirinya apa adanya. Kita yang lemah namun juga kuat. Kita yang penuh
cinta sekaligus nafsu. Kita yang benar dan salah. Semua itulah yang menjadikan kita
manusia seutuhnya. Maka terimalah diri kita apa adanya.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Haruskah Kita Bersabar Menantikan Masa Depan?

[gudang-ilmu] Artikel: Haruskah Kita Bersabar Menantikan Masa Depan?

 

Artikel:
Haruskah Kita Bersabar Menantikan Masa Depan?
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Kita sering gelisah dengan
masa depan; akan menjadi seperti apakah hidup saya nanti? Bahkan kadang kita
tergoda untuk bertanya kepada para peramal. Berbagai cara kita tempuh agar bisa
tahu apa yang akan terjadi nanti. Kita mengira jika mengetahui masa depan maka
kehidupan kita akan semakin baik. Benarkah demikian?
 
Nabi Khidr mengingatkan jika
Musa tidak akan bisa bersabar mengikuti dirinya. Nabi Musa pun menyaksikan
tindakan-tindakan aneh Nabi Khidr, sehingga dia tidak lagi bisa membiarkannya. Sebelum
berpisah Nabi Khidr menjelaskan, mengapa dia melakukan semua tindakannya. Semua
itu bukanlah kehendaknya, melainkan atas petunjuk Tuhan yang memberinya
pengetahuan tentang apa yang akan terjadi dimasa depan. Saya termasuk yang penasaran
dengan masa depan. Dan saya, tentu lebih tidak sabar dibandingkan Nabi Musa. Maka
bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar bersabar atas rahasia masa depan;
saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural
Intelligence berikut ini:     
 
1.      Mengendarai waktu yang menuju ke masa depan. Selain waktu, tidak
ada alat transportasi lain yang bisa membawa kita kepada masa depan. Karena
waktu bertugas untuk membawa kita menuju kesana. Maka kendarailah waktu. Dan arahkan
dia kepada masa depan yang mana Anda ingin menuju. Sebagai sebuah kendaraan,
waktu bisa membawa kita kemasa depan yang nyaman, atau menyebalkan. Jika kita
menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang baik, misalnya. Maka pasti kita
akan sampai ke tempat yang baik. Namun jika kita menggunakan waktu untuk
melakukan tindakan-tindakan yang buruk, maka cepat atau lambat kita akan
dibawanya kepada masa depan yang pasti buruk. Waktu adalah kendaraan yang
melekat dalam diri kita. Tidak bisa ditolak. Namun bisa kita kendalikan
arahnya, melalui pilihan perilaku dan perbuatan kita dalam detik demi detiknya.
Maka apapun yang kita lakukan dalam setiap detak waktu itu, merupakan cara kita
dalam memberi arah kepadanya.
 
2.      Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang buruk. Tak
seorang pun sanggup menerima berita buruk tentang masa depannya. "Setidaknya,
saya bisa bersiap-siap," mungkin begitu kilahnya. Mari kita bertanya kepada
diri sendiri; mana yang lebih mungkin terjadi jika kita diperkenankan untuk
mengetahui masa depan kita yang buruk. Apakah kita akan tabah, atau malah
semakin gelisah? Saya tidak yakin jika kita akan semakin tabah. Boleh jadi
malah kita tergoda menyalahkan nasib; mengapa harus seperti ini? Mungkin kita
menuduh Tuhan tidak adil. Atau, mungkin kita berpikir; jika masa depan gue
seburuk itu, ngapain mesti susah-susah menjadi orang yang baik? Jadi orang
rusak sekalian saja. Kita, belum tentu sanggup untuk mengetahui masa depan yang
buruk. Sehingga membiarkannya tetap menjadi misteri, mungkin jauh lebih baik.
 
3.      Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang baik. Kita
tahu jika masa depan itu adalah hasil dari masa kini.Apa yang kita lakukan sekarang, sedikit banyaknya menentukan apa
yang akan kita dapatkan dimasa depan. Tetapi jika Anda diramalkan akan
mendapatkan masa depan yang baik, masihkah Anda bersedia untuk bersusah payah
sekarang? Saya tidak yakin. Jika kita sudah tahu 'akan menjadi orang sukses'
misalnya. Mengapa kita mesti 'menderita' sekarang? Bukankah sesuai ramalan kita
'santai-santai' pun akan mendapatkan masa depan yang 'baik' itu? Sifat dasar
manusia adalah untuk mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Jadi jika
kita sudah 'tahu' masa depan kita akan baik, maka kemungkinan terbesarnya
adalah; kita enggan untuk berjuang melintasi jalur-jalur terjal yang
menyakitkan. Jika 'nasib baik' itu belum juga datang, bisa jadi kita malah
menghujat-hujat Tuhan; mengapa Dia terlalu lama menahan semua kebaikan itu? Padahal,
apa yang kita lakukan sekarang sangat menentukan apa yang akan kita dapatkan
dimasa depan.
           
4.      Mengubah misteri masa depan menjadi kegairahan. Banyak
ramalan yang bercerita tentang ini dan itu. Namun kenyataan yang terjadi
berbeda sama sekali. Hal itu menunjukkan bahwa tidak seorangpun benar-benar
mengetahui apa yang akan terjadi bahkan sedetik setelah saat ini. Makanya,
memaksa masa depan untuk menampakkan dirinya bukan lagi gagasan brilian.
Kitalah yang bertanggungjawab untuk membentuk masa depan seperti apa yang kita
inginkan. Kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa masa depan kita
nantinya. Kitalah yang yang membentuk sosok masa depan diri kita sendiri.
Justru karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa; kita termotivasi
untuk bekerja keras sekarang. Justru karena tidak tahu apa yang akan terjadi,
kita mawas diri kini. Justru karena kita ingin mendapatkan esok yang indah, kita
menjadi semakin bergairah. Dan gairah itu akan semakin menggelora, justru
ketika kita membiarkan masa depan tetap menjadi misteri.
 
5.      Que sera-sera - whatever will be, will be. Apapun yang akan
terjadi, ya terjadilah. Namun sebelum semuanya terjadi, biarkan kami untuk
melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk merengkuh seluruh alunan lagu kehidupan
dengan semerdu-merdunya. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun,
sebelum semuanya itu terjadi, ijinkan kami untuk melakukan yang terbaik saat
ini. Sungguh, tidak seorang pun yang memiliki masa depan. Karena belum tentu
umur kita sampai kesana. Tetapi, setiap orang memiliki 'saat ini'. Maka pada
saat inilah kita berpijak. Dan kita boleh menggunakan 'saat ini' yang sudah
jadi miliki kita untuk melakukan apapun sebaik yang kita bisa. Dan setelah saat
ini berlalu, maka apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Karena setelah semua
usaha terbaik kita lakukan saat ini, maka tidak ada sedikitpun kekhawatiran
akan masa depan. Inilah yang dikatakan oleh guru kehidupan saya tentang makna tawakkal.
Yaitu kita melakukan segala sesuatu dengan benar, sepenuh hati, dan
bersungguh-sungguh. Setelah itu, hasilnya kita serahkan kepada Sang Pemilik masa
depan. Biarkan Dia yang menilai, masa depan seperti apa yang pantas
diberikan-Nya kepada kita berdasarkan semua yang sudah kita upayakan. Que sera,
sera.
 
Kisah kitab suci tentang Nabi
Khidr dan Nabi Musa menegaskan bahwa mengetahui masa depan tidak menjadikan
hidup kita 'normal'. Karena dengan tahu tentang masa depan, mungkin kita akan
melakukan sesuatu yang dianggap aneh oleh orang-orang disekitar kita. Oleh
sebab itu, mengetahui masa depan bukanlah gagasan yang menarik jika kita ingin
hidup layaknya manusia normal pada umumnya. Keindahan hidup kita justru
terletak pada misteri yang meliputi apa yang akan terjadi sedetik setelah ini.
Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa buruk, maka sekarang kita masih bisa
bahagia. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa baik, maka sekarang kita
memanfaatkan semua yang ada pada diri kita. Maka jika kita ingin bisa
benar-benar menikmati hidup, kita perlu bersabar dalam menantikan masa depan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 26 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Meskipun kita tidak memiliki masa depan tetapi
kita memiliki masa kini. Selama kita bisa mengendalikan masa kini, maka kita
bisa berharap masa depan yang jauh lebih baik lagi.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Pengalaman Bisa Dibeli?

[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Pengalaman Bisa Dibeli?

 

Artikel:
Apakah Pengalaman Bisa Dibeli?
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Ya, apakah pengalaman bisa
dibeli? Tidak, jika kita membelinya dengan uang. Karena, money can't buy
everything. Tetapi, apakah pengalaman memang bisa dibeli? Bisa, jika kita
membelinya dengan alat pembayaran yang tepat. Jika bukan dengan uang, dengan
apa membayarnya? Alat pembayaran itu bernama;'melakukan' alias 'mengajalaninya'
sendiri. Jika Anda pernah melakukan sesuatu, maka Anda bisa memiliki pengalaman
itu. Jika Anda menjalani suatu peristiwa, maka Anda menjadi berpengalaman
dengan peristiwa itu. Sesederhana itu. Sekalipun sederhana, tidak mudah untuk
membangun pengalaman yang bernilai tinggi. Karena pengalaman yang buruk,
berbeda dengan pengalaman yang baik. Dua orang yang sama-sama telah menjalani
sesuatu selama 10 tahun belum tentu memiliki keterampilan yang sama baiknya,
misalnya. Apa yang membedakan keduanya?
 
Dalam sebuah film documenter,
sekelompok gajah menjelajah padang tandus Afrika ditengah terik matahari musim
kemarau yang panjang. Mereka berpindah dari satu kolam kering ke kolam
berikutnya yang masih menyisakan genangan air. Suatu hari, pemimpin mereka
menghilang secara misterius, sehingga seluruh keluarga kebingungan. Pada
situasi sulit itu, tampillah gajah lainnya yang mengambil tanggungjawab
kepemimpinan. Waktu tempuh menuju sumber air itu pun menjadi semakin panjang
berkali-kali lipat. Meskipun gajah pengganti itu sama besarnya, namun pengalamannya
tidak sebanding dengan gajah pemimpin mereka. Sama persis seperti kehidupan
karir kita. Nama besar kita tidak berbanding lurus dengan ukuran badan, atau
lamanya kita berada pada situasi tertentu; melainkan dengan besarnya pengalaman
kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membesarkan pengalaman; saya
ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural
Intelligence berikut ini:     
 
1.      Textbook hanya bisa memuaskan lapar intelektual. Ketika sang
pemimpin menghilang begitu saja, semua gajah menjadi kebingungan. Mereka
terdiam tanpa tahu kemana arah yang harus mereka ambil untuk menuju oasis baru.
Bertanya? Kepada siapa? Membaca? Atas buku apa? Manusia beruntung karena bisa
bertanya. Manusia juga beruntung karena bisa membaca buku. Namun dibalik
keuntungan itu, manusia menghadapi resiko besar. Jika bertanya, belum tentu
orang yang ditanya tahu jawabannya. Dan jika membaca textbook, belum tentu  textbook itu sejalan dengan realitas hidup. Lewat
textbook kita hanya bisa memuaskan lapar intelektual. Namun kita tidak bisa
merasakannya dengan hati, kulit, tangan, kaki, keringat, atau air mata. Padahal
pengalaman adalah tentang sensasi yang pernah dirasakan oleh sekujur tubuh kita.
Jadi, bacalah textbook. Tetapi jangan terlalu cepat puas dengan isinya.
 
2.      Pengalaman tidak bisa didelegasikan. Banyak orang yang
terlalu sering mendelegasikan hal-hal penting kepada orang lain. Lebih parahnya
lagi, banyak anak buah yang 'mendelegasi' tugas-tugas penting kepada atasannya.
Lho, kok bisa? Ya bisa. Jika ada tugas penting, mereka tidak mengambil
tanggungjawab. Nanti saja kalau sudah ada atasan; 'itu bukan tanggungjawab saya'.
Atau, 'gaji saya tidak termasuk mengerjakan tugas itu'. Kalau ada penugasan
penting, sebisa mungkin menghindar saja. Biarkah teman lain yang menanganinya. Padahal,
ada aspek-aspek kritis dalam jabatan dan posisi kita yang harus kita ambil
peluangnya untuk menjadi pengalaman berharga. Sekalipun ada banyak orang dalam
satu level jabatan, tetapi kita selalu bisa menemukan salah satu dari mereka
yang mengungguli kolega lainnya. Keunggulan itu pasti tidak didapatkannya
dengan mendelegasikan kepada orang lain, melainkan dari 'mengalaminya' sendiri.
Jadi pupuklah pengalaman sebanyak dan sebaik mungkin. Karena pengalaman tidak
bisa didelegasikan.
 
3.      Bayarlah harganya secara penuh. Anda tidak bisa membeli
setengah perangkat pesawat televisi, misalnya. Atau setengah tube pasta gigi.
Anda harus membeli '1 unit' dengan harga penuh. Anda yang hanya mau membeli
setengahnya jangan harap bisa mendapatkannya. 'Take it all, or leave it alone'.
Untuk membeli sebuah pengalaman tidak mesti begitu. Kita boleh membeli 'sebagiannya'
atau 'seutuhnya'. Terserah Anda. Jika Anda hanya ingin 'seperempatnya' saja
juga boleh. Anda bisa mendapatkannya hanya dengan 'titel jabatan Anda' tanpa melakukan
hal-hal bermakna selama menduduki jabatan itu. Makanya ada orang-orang yang
sudah bertahun-tahun menduduki jabatan penting tertentu tetapi kualitas dirinya
tidak mencerminkan tingginya jabatan yang disandangnya. Atau, Anda bisa
membelinya secara penuh. Caranya? Manfaatkanlah jabatan atau posisi apapun Anda
saat ini untuk melakukan tindakan-tindakan yang bernilai tinggi. Baguskan prestasi
Anda. Sempurnakan kualiatas kerja Anda. Maka Anda akan mendapatkan pengalaman
itu seutuhnya. Karena hanya dengan semua hal itu Anda bisa membayar harganya
secara penuh.
           
4.      Pengalaman berharga seringkali ada di tempat lain. Coba
perhatikan betapa banyak orang yang hanya melakukan pekerjaan yang sama selama
bertahun-tahun. Bahkan ada yang hingga belasan atau puluhan tahun. Salahkah
itu? Tidak salah jika memang ingin membangun keahlian dibidang itu saja sampai
masa pensiun tiba. Tetapi jika ada perasaan bosan, atau menginginkan hal lain
padahal masih ngendon saja diposisi yang sama; pasti ada yang salah. "Masalahnya
saya tidak diberi kesempatan untuk pindah departemen," ini adalah alasan klise
yang sering kita dengar. Itukah yang menghalangi kita dari pengalaman berharga
untuk meningkatkan kapasitas diri kita? Tidak. Sejauh yang saya tahu, jika kita
bersedia bekerja extra, memberi lebih banyak waktu, bekerjasama dengan orang
lain, membuka diri dengan penugasan dan pekerjaan baru, mengulurkan tangan
untuk menawarkan bantuan; maka kita punya kesempatan yang sama untuk 'membeli' pengalaman
itu. Dengan cara itu, kita bisa belajar dan mengembangkan diri lebih cepat dan
lebih luas dibandingkan kolega-kolega kita yang lainnya.
 
5.      Nikmati saat menjalani keadaan yang paling menyulitkan. Tidak
disangka-sangka, pemimpin gajah itu datang lagi. Setelah semua kesulitan yang
dialami oleh semua anggota kelompok, dia datang sama misteriusnya dengan ketika
dia menghilang. Semua anggota kelompok sekarang kembali bersuka cita. Tetapi,
pemimpin gajah itulah yang paling bahagia. Karena sekarang dia memiliki calon
pengganti yang bisa diandalkannya jika suatu saat nanti dia harus benar-benar 'pergi'.
Tidak disangka, seekor gajah pun memahami makna suksesi. Dia tahu jika pemimpin
pengganti haruslah gajah yang kemampuan memimpinnya sudah teruji. Saat dia tahu
kebanyakan gajah sering bersembunyi dibalik ketiak pemimpinnya, dia pergi sebelum
sampai di oasis yang baru. Dengan cara itulah calon pemimpin berikutnya menunjukkan
kemampuannya dihadapan para gajah lain yang hanya cocok untuk menjadi pengikut
saja. Dalam karir, mungkin Anda menghadapi masa-masa sulit. Bahkan atasan Anda
membiarkan kesulitan itu melumatkan sekujur tubuh dan meremukkan tulang
belulang Anda. Janganlah menyalahkan atasan Anda. Karena boleh jadi,
sesungguhnya Anda sedang diawasi oleh mata yang tidak terlihat. Apakah Anda
berhasil melewati kesulitan itu, atau tidak.
 
Kita
sering keliru mengukur pengalaman dengan 'berapa lama' waktu yang dihabiskan
untuk menangani suatu jabatan tertentu. Padahal, waktu sama sekali tidak
berbicara lain selain seberapa banyak kesempatan yang kita sia-siakan, 'atau'
seberapa banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup yang kita
hadapi. Hanya mereka yang mau bertindak dan menjalani setiap detik dengan baik
sajalah yang mampu menguasai keterampilan dan pengalaman baru dalam waktu singkat.
Jadi jika sekarang Anda sedang manghadapi keperjaan yang sulit atau penugasan
yang rumit, atau tantangan yang berat; nikmati saja.  Boleh jadi sekarang kita sedang berada di 'bursa
pengalaman', dan kita bisa membelinya dengan mengerahkan segenap kemampuan yang
kita miliki.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 24 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Pengalaman bukanlah soal tahun-tahun yang
kita habiskan untuk berada dalam situasi tertentu, melainkan tentang hikmah, pelajaran,
dan keterampilan apa yang kita peroleh ketika menjalaninya.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Membaca ’Buku Manual’ Tentang Diri Kita

[gudang-ilmu] Artikel: Membaca ’Buku Manual’ Tentang Diri Kita

 

Artikel: Membaca 'Buku Manual' Tentang Diri Kita
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Salah satu penjelajahan paling bersejarah bagi umat manusia adalah perjalanan menuju kedalam diri mereka sendiri. Kita memang menyadari benar bahwa rahasia yang tersimpan di langit terlalu banyak untuk bisa disingkapkan semuanya. Namun, penjelajahan kedalam diri sendiri pun menunjukkan betapa banyaknya rahasia tentang diri kita yang belum terungkap. Misalnya, otak kita. Seberapa besar sesungguhnya kapasitas otak kita itu? Hati kita. Apa yang menjadi unsur penyusunnya sehingga kita bisa memiliki perasaan dan respon emosi yang sedemikian kompleksnya? Perjalanan kedalam diri sendiri tidak kalah misteriusnya dengan penjelajahan ke angkasa raya.
 
Meski sudah menahan diri, kadang saya masih juga tergoda untuk membeli hand phone yang memiliki beragam fitur canggih. Padahal, HP itu hanya saya gunakan untuk 2 kegiatan, yaitu; (1) bertelepon ria, dan (2) berkirim pesan pendek. Tidak lebih dari itu. Jadi, apa gunanya memiliki gadget dengan begitu banyak fitur itu ya? Batin saya sekali lagi tergelitik. Cara kita memperlakukan HP, sedikit banyaknya merupakan gambaran dari cara kita mendayagunakan diri kita sendiri. Betapa tidak? Dari nyaris tidak terhingga 'fitur' yang kita miliki, kita hanya menggunakan yang itu-itu saja. Tidak aneh jika pencapaian kita hanya sampai disitu-situ saja. Juga tidak aneh jika hidup kita sering terasa membosankan. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menggunakan lebih banyak 'fitur' diri kita; saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:    
 
1.      Kita sama canggihnya dengan orang lain. Ketika membeli HP itu, saya dipengaruhi oleh iklan tentang kecanggihannya. Semakin banyak fiturnya, semakin dalam rogohan kita kedalam kantong. Untungnya, kita tidak harus 'membeli' diri kita sendiri berdasarkan berapa banyak fitur yang kita miliki. Tidak masalah apakah kita lahir di rumah sakit, klinik bersalin, atau dukun beranak; Tuhan memberikan fitur yang sama, tanpa ada pengurangan barang sedikitpun. Bayangkan jika fitur kita ditentukan oleh berapa banyak uang yang bisa Ayah-Ibu kita keluarkan saat melahirkan? Hmmmh, faktanya tidak demikian. Siapapun kita. Dari kelas sosial ekonomi apapun orang tua kita; tidak menjadi penentu jumlah dan jenis fitur apa saja yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Jika orang lain lebih pintar matematika, belum tentu kemampuan berbahasanya sama canggihnya dengan kita. Jika orang lain mudah sekali mengerti, belum tentu mereka bisa mengingat sekuat yang kita bisa.
Meskipun tidak dalam aspek yang sama, faktanya; kita sama canggihnya dengan orang lain.
 
2.      Menghindari jebakan 2 fungsi rutin. HP keren kita itu punya banyak fitur. Tetapi hanya 2 fungsi yang kita digunakan. Lalu kita membeli HP baru yang fiturnya lebih banyak lagi. Tapi, tetap saja hanya 2 fitur itu yang digunakan. Tubuh kita ini, punya fitur yang lebih banyak dari HP paling canggih sekalipun. Tetapi, jangan-jangan; kita juga tetap terjebak dalam 2 fungsi rutin itu. Jika 2 fungsi rutin HP adalah menelepon dan pesan pendek, lantas apa 2 fungsi rutin yang mengerdilkan manusia? Kita sering dikerdilkan oleh (a) tindakan yang 'ini', dan (b) tindakan yang 'ini lagi'. Artinya, kita hanya melakukan pekerjaan dan kegiatan yang 'itu-itu saja'. Kalau saya perhatikan, setiap hari saya melakukan kegiatan yang nyaris sama persis. Bangun pagi, mandi, sarapan, ke kantor, mengerjakan tugas seperti kemarin, pulang ke rumah, makan, nonton, tidur. Lalu besoknya, melakukan hal itu lagi. Puluhan tahun saya melakukan hal yang sama. Mulailah
melakukan hal kecil yang berbeda, maka Anda akan bisa menggunakan 'fitur lainnya' dalam diri Anda.
 
3.      Fokus pada fitur terdayagunakan, bukan fitur terpasang. Saya belum pernah mendengar orang mempermasalahkan jenis HP Anda. Kecuali, jika Anda menjadi anggota asosiasi pameran HP baru, mungkin. Faktanya, kebanyakan orang bersedia menerima apapun HP Anda. Bukankah belum pernah ada orang yang menanyakan 'fitur' apa saja yang ada dalam HP Anda? Mereka hanya peduli jika ketika menelepon Anda, mereka bisa berkomunikasi dengan lancar. Saat berkirim SMS, Anda bisa membalasnya. Itu saja. Manusia juga sama. Tidak ada orang yang mau meluangkan waktu untuk bertanya; "tolong tuliskan semua potensi diri Anda dalam formulir ini…" Mereka hanya peduli, kita bisa melakukan apa dalam hidup kita. Apakah kita bisa bekerja cekatan. Apakah kita bisa memikul tanggungjawab yang besar. Apakah kita bisa dipercaya. Apakah kita bisa menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Apakah kita bisa menjadi orang yang memberi manfaat lebih banyak. Mengapa orang lebih
peduli kepada tindakan-tindakan yang bisa kita lakukan seperti itu? Karena kita semua tahu bahwa yang paling penting itu adalah kapasitas yang terdayagunakan, bukan fitur-fitur terpasang.
           
4.      Penampilan itu penting, tetapi kemampuan jauh lebih penting lagi. Anak gadis saya baru berusia sekitar 5 tahun ketika membeli HP pink bergambar Barbie cantik. Anak lelaki kecil saya memilih bentuk superhero. Keduanya sama-sama keren. Dan keduanya, sama-sama tidak bisa berfungsi.  Hidup mungkin memang hanya sekedar permainan. Tetapi permainan kita berbeda dengan permainan anak kecil. Setelah dewasa kita dituntut untuk mendapatkan hasil. Dan hasil hanya bisa diperoleh dengan kemampuan. Dengan penampilan yang sehat, bersih dan rapi; kita sudah cukup layak untuk bertemu dengan siapapun. Tidak ada alasan untuk menyingkirkan kita hanya karena tidak bermake up tebal. Namun tidak demikian halnya dengan kemampuan.  Seseorang boleh menolak kita jika menilai kita tidak cukup memiliki kemampuan. Sekarang, kita bisa membeli HP yang menawan, elegan, dan cocok untuk dijadikan tentengan. Tetapi, kalau HP itu rusak; Anda pun tidak mau lagi meletakkannya
diatas meja saat rapat atau makan siang, bukan? Penampilan kita yang menawan pun tidak memberi banyak makna, jika kita tidak memiliki kemampuan yang diperlukan.
 
5.      Bacalan 'buku manual' tentang diri kita. Ketika Anda membeli HP baru dengan begitu banyak fitur yang tidak Anda mengerti; kemana Anda mencari tahu? Buku manual. Tadi kita sudah sepakat bahwa seperti sedang menjelajahi setiap sudut langit, betapa banyak rahasia tentang diri kita yang belum terungkap. Kemana kita mencari tahu soal diri kita sendiri jika demikian? Tentu kepada buku manualnya. Sama seperti buku manual HP yang disediakan oleh pabrikannya, buku manual kita juga dibuat oleh Sang Pembuat diri kita. Kitab suci. Itulah buku manual diri kita. Didalamnya ada petunjuk bagaimana kita memberdayakan setiap fitur dalam diri kita. Lengkap. Asal kita mau menelaahnya saja. Jika kita masih sering bingung dengan fitur-fitur diri yang kita miliki, mungkin kita belum benar-benar mempelajari dan memahami kitab suci. "Please read manual book before use.." Begitu perintah Sang Pabrikan handphone canggih kita. 'Iqra kitaabak… Bacalah
kitabmu," begitulah nasihat yang diperintakan oleh Sang Pabrikan segala kecanggihan didalam diri kita.
 
Sebutlah satu saja benda paling canggih yang pernah Anda kenal. Apakah benda itu secanggih diri Anda sendiri? Tidak seorang pun lahir dengan kemampuan yang kurang untuk menjalani hidupnya. Pasti kita bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Hanya saja, mungkin kita belum benar-benar mampu menggunakan fitur-fitur canggih yang kita miliki didalam diri kita masing-masing. Sabar, gigih, ulet, pantang menyerah, tabah, pemaaf, pembelajar, adalah beberapa contoh dari tidak berhingga banyaknya fitur-fitur itu. Sudahkah kita mendayagunakannya? Mari mulai lagi dengan membaca buku manual kita.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 22 Juli 2011
Master Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Buku manual dibuat untuk membantu pengguna gadget itu mengoptimalkan fungsinya sebagai alat canggih. Kitab suci dibuat untuk membantu setiap individu mengoptimalkan potensi dirinya sebagai mahluk sempurna.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Blogger news