Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Arsip Blog

Blogger templates

[gudang-ilmu] Artikel: Kelemahan Terbesar Umat Manusia

 

Artikel:
Kelemahan Terbesar Umat Manusia
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Dibalik kelemahan tersimpan
kekuatan. Demikian hukum kesetimbangan menyatakan. Dengan hukum itu kita
percaya bahwa kekuatan kita justru terletak pada kelemahan yang kita miliki.
Makanya dalam sebuah wawancara kadang ditanya apa kelemahan kita. Sang
pewawancara tidak terlampu ingin tahu apa sebenarnya kelemahan itu. Dia justru
ingin tahu cara kita menyikapi kelemahan yang kita miliki, lalu bagaimana kita mengubahnya
menjadi kekuatan. Keterampilan memahami kelemahan dan mengubahnya menjadi
kekuatan ini bukan hanya cocok dalam proses wawancara, melainkan dalam cara
kita menjalani kehidupan kita. Jadi, sudahkah Anda memahami  kelemahan terbesar Anda? Dan sudahkah Anda
mengubahnya menjadi kekuatan?
 
Sebagai pribadi, Anda dan
saya mempunyai kelemahan masing-masing. Mungkin kelemahan yang sama. Mungkin
juga berbeda. Namun sebagai sesama manusia; saya, Anda dan mereka mempunyai
common weaknesses atau kelemahan umum yang dimiliki oleh semua umat manusia. Kelemahan
manusia ditandai dengan adanya hal-hal yang tidak bisa dilakukannya. Namun jika
kita bisa mengubah semua kelemahan itu menjadi kekuatan, maka kita bisa
menampilkan diri sebagai 'mahluk sempurna'. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar mengubah kelemahan menjadi kekuatan; saya ajak untuk memulainya dengan
memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:     
 
1.      Manusia tidak bisa selamanya melakukan kesalahan. Jika kita
dituntut untuk terus melakukan kesalahan, pasti kita tidak akan bisa. Mengapa?
Karena dalam proses penciptaan kita, Tuhan telah mengilhamkan kebaikan dan
keburukan sebagai satu paket yang utuh. Meskipun kita berusaha keras untuk
terus melakukan kesalahan itu, tetapi hati kita akan selalu mengingatkan untuk
tidak melakukannya. Anda tidak akan mungkin melakukan kesalahan terus secara
sempurna. Karena hati Anda akan selalu mengingatkan untuk melakukan tindakan
dalam koridor kebenaran. Guru kehidupan saya mengingatkan; 'maka beruntunglah
orang-orang yang rajin membersihkan jiwanya. Dan rugilah orang-orang yang terus
menerus mengotorinya'. Sebagai manusia sempurna, ukuran nilai diri kita
ditentukan oleh tindakan mana yang paling banyak kita lakukan. Kesalahan-kah? Atau
kebenaran? Namun jika ingin menjadi orang yang beruntung,  maka kita butuh melakukan lebih banyak
tindakan berisi kebenaran. Karena kebenaran membawa jiwa kita kedalam kesucian.
 
2.      Manusia tidak bisa hanya disuruh-suruh saja. Office boy kadang
disebut juga sebagai 'pesuruh'. Ada seorang 'pesuruh' yang mengajari saya
dengan baik fakta bahwa manusia itu memang tidak bisa disuruh-suruh. Sang 'pesuruh'
ini selalu mempunyai argumen bagi orang yang menyuruhnya sehingga dia tidak selalu
benar-benar menjadi 'pesuruh'. Misalnya, jika seseorang menyuruhnya membeli
nasi goreng bisa saja dia datang dengan nasi padang. Jika sang 'penyuruh'
protes, maka sang pesuruh ini dengan ringannya mengatakan;"Susah cari nasi goreng
siang-siang, Bu. Lagian tidak sehat kalau Ibu makan nasi goreng siang-siang…."
Fakta bahwa manusia mempunyai 'will' atau kehendak menunjukkan bahwa Tuhan
memang tidak menciptakan kita untuk menjadi mahluk yang hanya disuruh-suruh.
Kita adalah mahluk dengan inisiatif. Makanya, jika kita masih harus
disuruh-suruh; mungkin kita belum menjadi manusia secara utuh. Karena manusia
yang utuh, tidak bisa hanya disuruh-suruh.
 
3.      Manusia tidak bisa melepaskan diri dari rasa cinta. Bisakah
Anda menyebut nama seorang manusia yang hidupnya tidak mengenal rasa cinta?
Cinta kepada sesama manusia. Cinta kepada harta. Cinta kepada pangkat dan
jabatan. Cinta kepada benda-benda. Tidak ada manusia yang tidak punya rasa
cinta, bukan? Hal ini menunjukkan bahwa cetak biru penciptaan manusia sudah
memasukkan unsur cinta kedalamnya sehingga kita membutuhkan penyaluran rasa
cinta itu. Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana, kepada siapa dan seberapa
banyak kita mencurahkan perasaan cinta itu. Jika penyaluran rasa cinta itu
tersumbat, maka hidup kita akan terasa hampa. Sebaliknya dengan penempatan rasa
cinta yang tepat, maka hidup kita akan semakin terasa indah dan penuh warna.
Mengapa? Karena siapapun kita, tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari rasa
cinta.
           
4.      Manusia tidak bisa lepas dari ketergantungan kepada orang lain. Sebutkan satu saja kebutuhan hidup Anda yang bisa dipenuhi oleh diri Anda
sendiri. Tidak ada. Hidup kita dikelilingi oleh benda-benda atau hal-hal yang
disediakan oleh orang lain. Saya? Bagaimana mungkin bisa bersemangat untuk
menulis jika tidak ada orang-orang seperti Anda yang berkenan membacanya. Anda?
Tidak mungkin bisa memperoleh pakaian indah yang saat ini sedang Anda kenakan
jika tidak ada petani kapas, buruh pabrik tenun, tukang jahit dan orang-orang
tak dikenal lainnya yang berkontribusi kepada kenyamanan hidup Anda. Nasi yang
kita makan. Bis yang kita tumpangi. Kursi yang kita duduki. Jabatan yang kita
sandang. Semuanya ada karena keterlibatan orang lain. Tanpa mereka sungguh,
kita menjadi tidak berdaya. Mengapa? Karena sebagai manusia, kita tidak bisa
lepas dari ketergantungan kepada orang lain.
 
5.      Manusia tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan. Kita memang mengenal istilah 'atheis' atau orang-orang yang pada masa jayanya
mempertanyakan keberadaan Tuhan. Namun, sejarah mencatatkan bahwa Hitler sang diktator
zaman modern paling berkuasa pun mengakhiri hidupnya karena akhirnya dia
mengakui bahwa ada kekuatan mutlak lain yang kekuasaannya bukan sekedar
menyaingi dirinya, melainkan meliputi seluruh jagat raya. Sejarah juga
mencatatkan bahwa Fir'aun sang diktator zaman klasik yang mengejar Musa pun
akhirnya mengakui keberadaan Tuhan tepat ketika gelombang laut melibas, menghempas,
dan menenggelamkan dirinya. Ketika sedang berada dalam kesulitan, Anda
bergumam;"Ya Tuhan….." Meskipun ketika sedang bahagia kita sering lupa kepada
Tuhan, tetapi ada saat dimana  hati kita
kembali mengingatkan bahwa kita, tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai
ketuhanan.
 
Uraian diatas hanya membahas
kelemahan manusia secara kolektif. Kelemahan kita sebagai individu? Biarkan
kita masing-masing yang menelusurinya. Kita bisa mengingkari semua kelemahan
yang kita miliki. Namun, kita juga bisa memilih untuk mengakui, memahami, dan
menerima kelemahan itu sejujurnya. Kemudian mengubahnya menjadi kekuatan yang
bisa meningkatkan nilai diri kita sendiri. Karena makna kesempurnaan manusia terletak
pada kombinasi antara apa yang dimilikinya, dan apa yang tidak dimilikinya.
Maka bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Dan bersyukurlah atas apa yang
tidak kita miliki. Karena kedua kutub itulah yang menjadikan kita manusia
seutuhnya. Alhamdulillah.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 27 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Kesempurnaan penciptaan manusia terletak
kepada dirinya apa adanya. Kita yang lemah namun juga kuat. Kita yang penuh
cinta sekaligus nafsu. Kita yang benar dan salah. Semua itulah yang menjadikan kita
manusia seutuhnya. Maka terimalah diri kita apa adanya.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul [gudang-ilmu] Artikel: Kelemahan Terbesar Umat Manusia. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tempat-belajar-bisnis-online.blogspot.com/2011/07/gudang-ilmu-artikel-kelemahan-terbesar.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Andriansyah - Tuesday, July 26, 2011

Belum ada komentar untuk "[gudang-ilmu] Artikel: Kelemahan Terbesar Umat Manusia"

Post a Comment

Blogger news