Pages

feature content slider

Powered by Blogger.

Pages - Menu

Popular Posts

Blogger templates

[gudang-ilmu] OOT: Video Fenomena Pisang Ajaib – Bagi Yang Belum Melihatnya

[gudang-ilmu] OOT: Video Fenomena Pisang Ajaib – Bagi Yang Belum Melihatnya

 

Dear All,
Bagi yang belum pernah melihatnya, mari santai sejenak sambil merenungkan keagungan Tuhan.  Coba di link ini: http://www.youtube.com/watch?v=tIqC3UKpTMg
 
Resume video: Pohon yang ditebang biasanya mati. Tapi, video ini memperlihatkan keajaiban tentang setandan buah pisang yang tumbuh dari batang pohonnya yang sudah ditebang. Bukti lain bahwa dihadapan Tuhan, segalanya mungkin.
 
Salam,
Dadang – www.bukudadang.com

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah tersedia di toko buku atau bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali

[gudang-ilmu] Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali

 

Artikel: Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Tidak semua negara didunia memiliki momentum yang disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional alias Harkitnas. Bangsa Indonesia memiliki dan merayakannya setiap tanggal 20 Mei. Sayangnya, kita sering terlampau jauh memaknai kebangkitan sebagai agenda sebuah bangsa. Padahal, kebangkitan yang paling hakiki bermula dari proses bangkitnya nilai-nilai positif sebuah pribadi. Sebuah bangsa bisa bangkit, hanya jika sebagai individu kita mampu bangkit. Jika dihadapkan kepada kesulitan hidup, kita bangkit untuk mencari solusi yang konstruktif. Kalau mengalami kegagalan, kita bangkit untuk terus mengerahkan segenap kemampuan. Saat patah hati, kita bangkit dari kesedihan lalu meneruskan perjuangan. Jika dihadapkan kepada persaingan bisnis yang semakin keras, kita bangkit untuk terus gigih. Kita juga perlu bangkit dengan cara mengurangi perilaku buruk untuk kemudian memperbanyak tindakan-tindakan yang lebih bermartabat. Sebagai individu, bukankah makna bangkit yang
seperti itu jauh lebih konkrit?
 
Jika setiap individu berhasil bangkit, secara otomatis bangsa ini juga akan bangkit.  Sedangkan kebangkitan individu itu adalah urusan pribadi. Tidak ada kaitannya dengan demo dan parade di jalan-jalan ibu kota. Juga tidak ada hubungannya dengan tanggal atau peringatan hari-hari tertentu dalam catatan sejarah. Kebangkitan pribadi terjadi setiap hari. Sebab, tidak ada artinya kita bangkit kemarin jika hari ini terpuruk lagi. Jika hari ini kita memiliki perilaku positif, maka besok kita harus menjaga perilaku positif itu agar tetap menjadi penghias perangai kita. Jika kita gagal menjaga momentum itu untuk menjadi karakter kepribadian dan identitas diri kita, maka boleh jadi kita hanya bisa bangkit sehari. Sedangkan sisa-sisa hari dalam hidup kita diisi dengan keterpurukan. Dari sudut pandang  religi hal semacam itu disebut su'ul khatimah. Artinya, akhir yang buruk.
 
Kalau kita baik kemarin tapi sekarang dan besok buruk, maka kita termasuk menderita su'ul khatimah. Kondisi seperti itu sangat membahayakan. Sebab dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi kita untuk menutup hidup dalam keadaan 'sedang baik'. Makanya, kebangkitan itu mesti terjadi terus menerus. Jika kita jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit saja lagi. Itulah yang sering kita sebut sebagai persistensi. Yaitu sikap pantang menyerah untuk melakukan sesuatu yang positif dan konstruktif. Sikap seperti itu disebut istiqamah. Seorang pribadi yang istiqamah tidak berarti selalu benar, tapi segera menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalur yang benar. Mereka yang istiqamah juga bukanlah orang-orang yang selalu berhasil, karena tidak ada bentuk kehidupan yang hanya terdiri dari keberhasilan saja. Mereka yang istiqamah itu adalah orang-orang yang gigih untuk terus berjuang sampai bisa mewujudkan keberhasilan.
 
Oleh karena itu, orang-orang yang terjebak kisah nostalgis dimasa lalu tidak termasuk bangkit. Apalagi mereka yang menyalahkan keadaan. Atau menimpakan penyebab segala kesialan kepada orang lain. Mereka yang gemar melakukan kecurangan juga bukan pribadi yang terbangkitkan. Ciri bangkitnya seorang pribadi adalah mampu mendayagunakan modal yang telah Tuhan berikan dalam proses penciptaan dirinya. Apa sajakah modal itu? Pertama, Tuhan telah meniupkan ruh yang condong kepada kebaikan. Jadi, ciri pribadi yang bangkit pastilah cenderung kepada kebaikan dan selalu berusaha menghindari perilaku buruk. Mengapa? Karena perilaku buruk itu karakter syetan. Bukan piranti lunak manusia.
 
Kedua, Tuhan telah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing. Jadi, pribadi yang terbangkitkan juga dicirikan oleh keberaniannya untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Kita tahu bahwa sesuatu yang unik itu bernilai tinggi. Makanya toko-toko yang menjual pernak pernik unik selalu diserbu oleh konsumen. Penyedia jasa yang memiliki keunikan layanan selalu dicintai pelanggan. Anehnya, kita sering ragu jika keunikan diri yang kita miliki ini akan laku di pasaran. Kita takut menampilkan keunikan yang kita miliki dalam menjalani aktivitas keseharian. Sebagai gantinya, kita lebih suka meniru-niru perilaku orang lain. Kita mengira dengan meniru orang lain bisa berhasil seperti mereka.  
 
Ada yang harus ditiru, memang. Dalam NLP itu disebut modeling. Premisnya, jika kita bisa meniru plek ketiplek orang lain, maka kita bisa meraih pencapaian yang mereka dapatkan. Ini hanya benar jika menyangkut metode atau cara kerja. Misalnya, jika kita ingin berhasil meraih pencapaian seperti si A, maka cara berbicara, cara berpikir, cara bekerja, cara berpakaian dan semua cara kita mesti sama dengan si A. Mirroring, jika Anda lebih suka menyebutnya demikian. Dalam konteks pencapaian material, kita bisa melakukan modeling atau miroring seperti itu. Namun dalam tatanan kejiwaan, kita tidak bisa begitu saja menerapkannya. Why? Because. You. Are. Simply. Unique. Memangnya Anda bersedia untuk hanya menjadi 'cangkang' saja. Wujud badaninya adalah Anda, namun 'dalemannya' adalah orang lain. Tentu saja tidak. Lagipula, siapa sih yang betah berlama-lama menggunakan karakter pribadi orang lain dengan menanggalkan karakter dirinya sendiri? No. You are you.
Not somebody else.
 
Tidak perlu takut gagal jika Anda bersedia menerima keunikan pribadi Anda sendiri. Sebab, yang paling penting adalah bagaimana kita mengelola keunikan itu untuk menjadi sebuah nilai berharga bagi diri sendiri maupun orang lain. Meniru orang lain juga tidak akan menjamin keberhasilan, jika kita gagal memberi makna atas apa yang kita tiru itu. Bisakah kita menjadi pribadi yang bernilai tinggi? Begitulah tantangannya. Jika kita bisa, maka dengan sendirinya keberhasilan akan menjadi milik kita. Tanpa harus meniru orang lain. Begitu lho, ciri pribadi yang terbangkitkan itu. 
 
Tunggu dulu. Fakta menunjukkan bahwa dengan meniru orang lain kita berhasil. Padahal, waktu kita berjuang dengan keunikan yang kita miliki malah gagal. Selain dari sudut pandang materialisme seperti sudah kita bahas diatas, hal itu juga benar dari sudut pandang sosial. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menyukai kemiripan. Makanya, kita lebih suka berkumpul dengan orang-orang yang memiliki gagasan yang sama, kesukaan yang sama, minat yang sama, dan hal-hal yang sama lainnya. Benar, kita memiliki banyak kesamaan dengan orang lain. Namun kesamaan yang ada pada kita, sama sekali tidak membatalkan keunikan yang masing-masing miliki. Jika segala sesuatu yang kita miliki ini benar-benar sama 100% dengan orang lain, bagaimana kita menjalani hidup? Tidak mungkin kita memiliki pacar yang berbeda. Mustahil kita mempunyai tempat tinggal yang berbeda. Justru karena adanya perbedaan itulah maka kita bisa berdamai dengan pihak lain.
 
Kesamaan aspek sosial ini juga bisa dibangun dan direkayasa. Artinya, kita menyesuaikan diri agar bisa lebih diterima oleh orang lain, atau komunitas tertentu. Secara umum kita menyebutnya 'keluar dari comfort zone'. Sedangkan dalam terminologi disiplin ilmu Social Style Personality, hal semacam itu disebut Versatility. Apapun landasan ilmu yang Anda gunakan, keluar dari comfort zone itu sifatnya situasional, kondisional, dan temporer. Bukan sesuatu yang permanen. Sesuatu 'didalam diri' selalu memanggil kita untuk 'kembali'. Sang pemanggil itu tiada lain selain 'kepribadian' kita. Kemampuan untuk keluar dari comfort zone merupakan salah satu fondasi penting, namun tidak berdiri sendiri dan bukan satu-satunya. Hal ini diperkuat oleh fakta lain yang tidak terbantahkan, yaitu; tidak ada seorang manusia pun yang bisa hidup dengan kepribadian orang lain.
 
Mengapa bisa begitu? Karena dalam setiap pribadi, Tuhan telah memberikan keunikannya masing-masing. Mengapa Tuhan memberi kita keunikan? Boleh jadi karena Tuhan ingin hidup kita memiliki daya saing. Bukankah tidak ada daya saing tanpa keunikan? Oleh karenanya, janganlah sekali-kali menyalahkan Tuhan jika kita selalu kalah dalam persaingan. Tanyakanlah kepada diri sendiri, apakah saya sudah menggunakan keunikan yang Tuhan anugerahkan ini untuk meningkatkan nilai jual dan keunggulan pribadi kita? Jika kita sudah menjadi pribadi yang unggul, mana mungkin kita tersisihkan begitu saja?
 
Jadi, jelas sekali kalau Tuhan memberi keunikan itu untuk membantu setiap insan akan mampu mengangkat martabat dirinya sendiri. Lebih dari itu, desain keberhasilan yang Tuhan rancang tidak dalam konteks persaingan. Melainkan saling melengkapi. Bayangkan, jika setiap orang mampu menjadikan keunikan pribadinya masing-masing untuk kehidupan. Maka setiap orang bisa berkontribusi kepada orang lain tanpa harus menihilkan kontribusi pihak lain. Mana ada persaingan jika demikian? Yang ada hanyalah harmoni. Karena melalui keunikan yang masing-masing miliki, kita bisa saling melengkapi. Bukankah seperti itu konteks kebangkitan yang lebih konstruktif?
 
Supaya bisa menata makna kebangkitan hakiki itu, kita perlu bercermin kepada nasihat Rasulullah SAW tentang esensi kebangkitan setiap insan. Beliau menasihatkan agar kita selalu mengingat suatu hari, ketika semua manusia dibangkitkan. Yaitu, hari ketika anak-anak yang kita banggakan dan harta yang kita kumpulkan tidak lagi berguna. Ketika jabatan dan kehormatan tidak lagi memiliki arti. Hari dimana kita akan dimintai pertanggungjawaban secara pribadi. Pada hari kebangkitan itu, setiap perbuatan kita selama hidup akan dievaluasi. Untuk menentukan tempat yang akan kita tinggali. Dalam kehidupan yang abadi.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
WTS – Writer, Trainer, and Speaker    
www.bukudadang.com/  dan www.dadangkadarusman.com/   
 
Catatan Kaki:
 
Kebangkitan yang hakiki itu adalah ketika kita berhasil memberi makna kepada penciptaan dan kehadiran kita didunia, agar menjadi bekal saat semua jiwa dibangkitkan kembali oleh pemiliknya.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi www.bukudadang.com

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?

[gudang-ilmu] Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?

 

Artikel: Apakah Anda Berbakat Menjadi Orang Kaya?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Maaf, judul bagian ini bukanlah iklan sebuah pelatihan untuk menjadikan anda orang kaya. Selain karena saya tidak memiliki program pelatihan semacam itu, saya juga tidak tahu bagaimana caranya membuat seseorang menjadi kaya. Sampai saat ini saya baru memiliki kesempatan untuk sama-sama mengajak merenungkan tentang bagaimana cara kita memandang kekayaan. Konon, dari hal sederhana semacam ini saja sudah bisa ketahuan apakah seseorang berbakat untuk menjadi manusia kaya atau tidak. Makanya, Anda bisa mengerti mengapa sampai sekarang saya belum menjadi orang kaya.
 
Saya baru selesai melakukan aktivitas di fitness center. Setelah membersihkan diri, saya menuju ke loby untuk menanti istri saya yang menjemput. Di loby itu terdapat sebuah kursi panjang yang bisa diduduki oleh tiga orang. Saya mendapati seorang Bapak tengah duduk disana. Setelah mengucapkan permisi, saya duduk disampingnya. Lalu membuka laptop kembali. "Wah, kerja terus, nih...." beliau menyapa ramah begitu layar notebook saya menyala. Saya bilang, "Sambil menunggu istri saya memjemput, Pak." begitu saya menjawab.
 
"Bekerja dalam bidang apa?" lanjutnya. Sesaat kemudian beliau mengetahui kalau saya menjalani profesi sebagai penulis jika sedang tidak ada tugas untuk memfasilitasi program pelatihan.
 
"Oh, Anda seorang trainer, ya?"
Saya mengangguk. "Jika Bapak lebih senang menyebutnya demikian...."
"Motivator, begitu?" orang ini menjadi semakin menyenangkan.
"Nah, kalau itu bukan....." Saya bilang. "Soalnya saya tidak tahu bagaimana cara memotivasi orang."  saya melanjutkan "Saya sendiri masih sangat membutuhkan motivasi."
 
"Tapi, buku-buku Anda kelihatannya menunjukkan itu." Seseorang yang penuh perhatian.
Saya menjelaskan kalau memang kadang-kadang saya diminta untuk membawakan topik training semacam itu. Jika saya mampu, ya ayo saja. Tetapi sebenarnya program utama yang saya bawakan berhubungan dengan Management, Leadership, Communication, dan Productivity Enhancement.  Untuk memperkuat itu, lalu saya menyerahkan kartu nama. Ketika beliau membalas dengan sebuah kartu nama juga, saya jadi tahu kalau ternyata beliau adalah seorang trainer juga. Karena merasa diri lebih muda, secara otomatis saya memposisikan diri untuk lebih mendengar dari beliau. Siapa tahu dari pertemuan ini saya bisa belajar suatu ilmu. Benar saja. Tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan insight dari beliau. Sebuah ciri khas trainer yang handal.
 
"Saya punya sebuah teka-teki," katanya. "Tolong Mas Dadang jawab ya." Saya mengiyakan, selama saya mampu untuk melakukannya. Lalu pada selembar kertas kecil beliau menuliskan tujuh kata. Berani, Kaya, Kasih, Memberi, Syukur, Menerima, Sehat. Kira-kira begitulah. Kemudian beliau meminta saya untuk mengurutkan berdasarkan prioritas diri saya sendiri. Nomor satu prioritas tertinggi, sedangkan nomor 7 untuk prioritas terendah. Setelah memberikan skor berdasarkan prioritas pribadi, saya mengembalikan kertas itu kepadanya.
 
"Mas Dadang," katanya. "Berdasarkan penelitian, sekitar sembilan puluh persen orang yang ditanya dengan daftar ini menempatkan kata 'kaya' pada urutan yang paling rendah. Dinomor 6 atau nomor 7." katanya. Seketika itu juga saya menyadari kalau kata 'kaya' menjadi prioritas saya yang nomor 6. Berarti saya termasuk kebanyakan orang, dan saya segera mengerti konsekuensinya. "Saya pernah membaca buku," lanjut beliau. "Dalam buku itu dijelaskan seandainya seluruh uang yang ada di dunia ini dikumpulkan lalu dibagi rata kepada semua orang maka setiap orang akan kebagian sekitar 25 Milyar."  Saya mengangguk-anggukan kepala.
 
Lalu beliau melanjutkan, "Namun setahun kemudian, sekitar 90% uang itu akan kembali dimiliki oleh 5% orang. Anda mengerti maksudnya?" Hmmh, sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.  Rupanya itulah kaitan antara meletakan kata 'kaya' pada prioritas rendah dengan kepemilikikan uang. Mungkin itu juga alasannnya mengapa sampai sekarang saya belum kaya juga, haha.
 
Bagaimanapun juga, segala sesuatunya bisa masuk akal. Mari kita lupakan soal seerapa akuratnya angka-angka yang tadi kita sebutkan. Tapi, fakta bahwa saya menempatkan kata 'kaya' siurutan ke-6 dalam prioritas hidup menegaskan jika saya tidak mungkin mengalokasikan sebagian besar potensi dan kapasitas yang saya miliki untuk mencari uang. Jika saya tidak mengerahkan seluruh atau sebagian besar daya hidup untuk mencari uang, mana mungkin saya bisa mewujudkan pencapain tertinggi dalam bentuk kekayaan? Begitulah logikanya. Anda pun pasti demikian bukan? Jadi, pelajaran penting yang saya dapatkan dari pertemuan ini berbunyi, "Kalau kamu mau kaya, jadikanlah kata 'kaya' sebagai prioritas hidupmu."
 
Apakah saya tidak ingin kaya? Sejujurnya saya tidak tahu. Soalnya yang melekat dalam diri saya dari dulu sederhana saja, yaitu ingin serba berkecukupan. Jika saya ingin ini uang saya cukup, jika ingin itu juga cukup. Padahal, banyak hal yang ingin saya lakukan dalam hidup. Sehingga untuk mewujudkannya tidaklah mungkin kecuali jika saya memiliki dana yang cukup. Apakah itu termasuk ingin kaya? Entahlah. Yang jelas, sampai sekarangpun jika saya harus memilih 'kaya' atau 'syukur' tetap saja saya memilih syukur diurutan tertinggi. Soalnya, setiap kali saya memperhatikan jemari tangan saya memijit key board laptop disana saya melihat keajaiban. Saya tidak bisa membayangkan jika Tuhan mengurangi jari-jari tangan ini. Saya tidak tahu lagi mesti bagaimana menuangkan gagasan tanpa jemari tangan.
 
Lalu saya membayangkan kedua mata ini. Saya belum menemukan harga yang tepat seandainya boleh ditukar dengan sejumlah uang. Jantung ini. Sepasang telinga. Kaki, paru-paru dan segala sesuatu yang Tuhan lekatkan didalam diri saya. Istri, anak-anak, ayah dan ibu kami. Semuanya. Jika saya harus mendahulukan 'kaya' dari 'syukur' dan 'kasih' maka itu bertentangan dengan panggilan hati saya.  Saya beruntung hari ini bisa bertemu dengan kenalan baru itu. Sebab dari pertemuan itu saya jadi semakin menyadari betapa banyaknya hal yang mesti saya syukuri.
 
Ketika kendaraan yang menjemput saya tiba, saya segera pamit kepada beliau. Sebelum berpisah, saya mengatakan sesuatu yang sungguh-sungguh saya rasakan dihari itu. Saya bilang,"Saya belum kaya, Pak. Masih sering pusing memikirkan bagaimana cara menafkahi keluarga. Tapi entah mengapa, sewaktu saya sembahyang Ashar tadi saya kok merasa seperti orang yang sangat kaya." Kami bersalaman, lalu berpisah dengan kesepakatan untuk terus menjalin silaturahmi.
 
Saya terkenang Firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Suci. "Jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah nikmatku lebih banyak lagi." demikian kata Tuhan. "Tetapi jika kamu tidak bersyukur, sesungguhnya siksaanku sangatlah pedih." Sekarang saya tahu bagaimana caranya untuk kaya hanya dengan dua langkah sederhana. Langkah pertama berusaha, langkah kedua bersyukur. Apapun yang kita dapatkan dari hasil ikhtiar merupakan modal untuk memperoleh kepemilikan berikutnya seperti yang Tuhan janjikan. Sesuai janji Tuhan, ikhtiar tanpa henti akan mengantarkan kita kepada sebuah pencapaian. Sedang rasa syukur yang terus menerus menjamin tambahan dari Tuhan. Dengan demikian, kekayaan yang kita dapatkan nanti bukan hanya banyak dalam hal jumlah. Namun nilainya juga penuh dengan berkah.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Penulis Buku dan Training Facilitator  
www.bukudadang.com/  dan www.dadangkadarusman.com/   
 
Catatan Kaki:

Sangatlah penting untuk menjadi orang kaya dengan harta dan kekayaan yang penuh berkah. Namun berkah, tetap lebih bernilai daripada jumlah.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi www.bukudadang.com

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] Artikel: Demonstrasi Karyawan Yang Disukai Perusahaan

[gudang-ilmu] Artikel: Demonstrasi Karyawan Yang Disukai Perusahaan

 

Artikel: Demonstrasi Karyawan Yang Disukai Perusahaan   
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai hari buruh sedunia. Setiap kali memperingatinya,  para buruh sedunia melakukan demonstrasi untuk menuntut perbaikan nasib mereka. Sayangnya kita sering melihat demontrasi buruh itu cenderung menjadi kegiatan kontra produktif. Terutama karena buruh nyaris selalu dicitrakan sebagai lawan bagi management. Ini ironis. Karena pakem ilmu management mengatakan bahwa buruh itu adalah aset terpenting bagi perusahaan. Tetapi, antara buruh dengan menangement seolah nyaris selalu berseberangan.
 
Ironi yang kedua adalah, kita sering dikelirukan oleh definisi 'buruh' yang salah. Menurut anggapan kita, buruh adalah pegawai kelas rendah di perusahaan. Padahal, sekalipun Anda seorang Direktur Utama sebenarnya Anda juga adalah buruh seperti mereka. Bedanya? Anda menduduki posisi yang tinggi, sedangkan mereka berada pada strata yang paling rendah. Paradigma ini penting, supaya kita bisa mendudukan permasalahan buruh ini pada proporsi yang tepat. Selama management belum benar-benar memandang buruh sebagai aset paling penting perusahaan, kita tidak akan pernah bisa menemukan keselarasan. Mengapa demikian? Karena dengan sudut pandang itu management tidak akan memperlakukan buruh dengan baik. Sedangkan buruh, akan terus menerus merongrong melalui tuntutan-tuntutan atas perbaikan nasib dan kesejahteraan.
 
Salah satu penyebab utama mengapa para buruh memilih untuk turun ke jalan adalah karena mereka tidak memiliki nilai tawar di ruang-ruang pertemuan. Sehingga jalan menjadi satu-satunya arena pelampiasan. Padahal setiap kali buruh melakukan demonstrasi, lebih banyak lagi pihak yang mengalami kerugian. Apakah buruh tidak boleh turun ke jalan? Kadang-kadang turun ke jalan bisa menjadi pendobrak pintu para pengambil keputusan yang terlalu angkuh dalam ketertutupannya. Para penyelenggara negara juga terkadang harus digedor dengan kehebohan besar sebelum memainkan perannya sebagai regulator tertinggi. Namun, kita harus sudah mulai memikirkan strategi demonstrasi yang lebih efektif. Yaitu, proses demonstrasi yang tidak usah berdarah-darah. Tidak menimbulkan kehebohan, serta tidak menyebabkan tertundanya proses produksi perusahaan. Apakah bisa melakukan demo yang demikian? Bisa. Mari saya tunjukkan.
 
Pertama-tama, kita mesti memahami sistem nilai (believe) yang digunakan dalam pengelolaan bisnis perusahaan. Ada 3 sistem nilai utama yang dipegang teguh oleh petinggi perusahaan manapun. Pertama, penghematan biaya (cost effectiveness). Kedua, pengoptimalan produksi (productivity). Dan yang ketiga, daya saing (competitiveness).
 
Posisi karyawan memiliki keterkaitan langsung terhadap ketiga believes itu. Makanya, memberikan gaji serendah mungkin dan menekan ongkos kesejahteraan karyawan menjadi jalan pintas yang masih diterapkan dibeberapa perusahaan. Hal ini berkaitan dengan sistem nilai pertama dan kedua.
 
Bagaimana dengan yang ketiga? Perusahaan apapun, keberlangsungan bisnis jangka panjangnya sangat ditentukan oleh kemampuan mereka untuk bersaing. Oleh karenanya, daya saing atau competitivesness merupakan agenda yang menempati posisi tertinggi didalam benak para pengambil keputusan atau top management. Sedangkan daya saing itu, tidak pernah bisa dilepaskan dari peran para karyawan. Oleh sebab itu, jika perusahaan ingin memiliki daya saing yang tinggi maka satu-satunya cara adalah dengan memiliki karyawan yang berkualitas tinggi.
 
Setelah memahami ketiga believes itu, mari kita mulai merancang strategi untuk melakukan demo karyawan yang lebih efektif. Dimulai dengan visi. Setiap demo karyawan harus mengikuti visi yang berbunyi: "Menjadikan Karyawan Sebagai Mitra Sejajar Bagi Perusahaan". Selanjutnya, misi. Setiap pelaku demo karyawan harus berpegang teguh kepada misi yang berbunyi: "Melakukan demonstrasi secara simpatik dan elegan untuk memperjuangkan kepentingan karyawan dan perusahaan". Setelah itu, barulah kita membuat grand strategynya, yaitu: "Bergerak mengikuti alur berpikir para pengelola perusahaan".
 
Visi dan misi membantu kita untuk menjaga agar demonstrasi karyawan tetap berada dalam koridor yang benar. Sedangkan strategy memberikan arahan tentang pelaksanaan demo itu dilapangan. Mari kita membahas taktik demo efektif sesuai dengan grand strategy yang kita rancang diatas. Kita sudah mengetahui alur berpikir para top management, yang tiada lain adalah ketiga believes yang sudah kita bahas tadi. Jika kita mampu mendukung usaha-usaha top management untuk mewujudkan ketiga believes itu, maka kita akan bisa mewujudkan Visi untuk menjadikan karyawan sebagai mitra sejajar perusahaan. Bagiamana implementasinya? Mari, akan saya beberkan.
 
Cost effectivess (believe pertama). Para karyawan harus memahami bahwa top management yang hebat sudah sejak lama menyadari jika penghematan biaya itu tidak hanya bisa dilakukan dengan cara membayar gaji dan kompensasi yang rendah kepada karyawan. Justru yang paling utama adalah memperbaiki proses produksi, atau proses bisnis yang selama ini diterapkan. Dibagian mana karyawan bisa berdemo? Karyawan mengambil bagian dengan cara mendemonstrasikan kemauan untuk memperbaiki cara mereka melakukan pekerjaan.
 
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan saat ini anda sudah bekerja dengan sebaik-baiknya? Jika anda masih sering mengobrol dengan teman pada saat mesin sedang beroperasi, maka itu menunjukkan bahwa cara anda bekerja menimbulkan resiko biaya bagi perusahaan. Jika terjadi kegagalan produksi gara-gara kelalain anda itu, maka tujuan top management tidak tercapai. Contoh lain yang terjadi di pabrik; seorang karyawati mengalami kecelakaan kerja karena membiarkan rambutnya terurai panjang pada saat mengoperasikan mesin pemintal benang. Karena kecelakaan itu, mesin berhenti berproduksi dan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan. Hal-hal semacam ini, bisa dihindari jika seluruh karyawan mendemonstrasikan perilaku yang tepat ditempat kerja. Mengindahkan peraturan perusahaan. Dan menyokong usaha perusahaan untuk mewujudkan zero accident. Itu adalah contoh pelaksanaan demonstrasi sejalan dengan believes top management yang pertama.
 
Productivity (believe kedua). Para karyawan harus menyadari bahwa para pemegang jabatan tinggi diperusahaan harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan para pemegang saham. Sedangkan ukuran realistis bagi para pemegang saham adalah sampai sejauh mana uang yang diinvestasikannya menghasilkan keuntungan. Itu berkaitan dengan produktivitas. Dibagian mana karyawan bisa berdemo? Karyawan mengambil bagian dengan cara mendemonstrasikan komitmen mereka untuk memperhatikan kualitas kerja dan penggunaan jam kerja yang diamanatkan oleh perusahaan.
 
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan saat ini anda sudah mengedepankan kualitas kerja daripada melakukannya secara asal-asalan? Jika anda masih sering terlambat masuk ke kantor, atau mengambil waktu jam makan siang lebih lama dari yang seharusnya, maka itu menunjukkan bahwa cara anda bekerja menimbulkan jatuhnya tingkat produktivitas perusahaan. Jika produktivitas perusahaan tetap rendah setelah pekerjaan itu diberikan kepada Anda, maka tujuan top management tidak tercapai. Contoh lain yang terjadi di kantor-kantor; seorang karyawan kepergok atasannya bermain games komputer pada jam kerja. Karena itu, waktu kerjanya menjadi berkurang, dan tentu saja produktivitas pun berkurang. Hal-hal semacam ini, bisa dihindari jika seluruh karyawan mendemonstrasikan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan. Bekerja sungguh-sungguh. Dan menyokong usaha perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Itu adalah contoh pelaksanaan demonstrasi sejalan dengan believes top
management yang kedua.
 
Competitiveness (believe ketiga). Para karyawan harus menyadari bahwa perusahaan tidak akan bisa bertahan jika kalah bersaing dari lawan-lawannya. Jadi, jika top management memaksa kita untuk tangguh dalam bersaing sebenarnya mereka sedang memperjuangkan kepentingan kita juga. Dibagian mana karyawan bisa berdemo? Karyawan mengambil bagian dengan cara mendemonstrasikan kesediaan untuk mencurahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, serta berupaya untuk terus menerus meningkatkan diri.
 
Misalnya, apakah sebagai seorang karyawan saat ini anda sudah mengoptimalkan potensi diri anda dalam menangani pekerjaan? Juga perlu direnungkan apakah Anda terus memacu diri untuk belajar dan mengasah keahlian? Jika anda masih berkutat dengan sekedar memenuhi job-description, maka itu menunjukkan bahwa cara anda bekerja menempatkan perusahaan pada kelompok mediocre, alias tidak memiliki keunggulan. Jika para karyawannya hanya bekerja sebatas itu, maka tujuan top management tidak tercapai. Contoh lain yang terjadi di lingkungan kerja adalah; seorang karyawan mengeluh ketika kepadanya diserahkan tugas yang lebih banyak. Menurutnya, gaji kecil kok harus kerja banyak? Karena sikapnya seperti itu, maka karyawan yang hebat diperusahaan lain akan dengan sangat mudah mengalahkan mereka. Hal-hal semacam ini, bisa dihindari jika seluruh karyawan mendemonstrasikan dedikasi yang tinggi kepada profesi dan diri mereka sendiri. Mendorong proses pertumbuhan perusahaan.
Dan menyokong usaha perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya. Itu adalah contoh pelaksanaan demonstrasi sejalan dengan believes top management yang ketiga.
 
Tidak ada top management yang akan menentang jika Anda bisa melakukan demo seperti itu. Artinya, itulah cara berdemo yang efektif bagi para buruh. Sebab, ketika buruh bisa berdomo dengan cara seperti itu; maka managament bukan sekedar bersedia memberikan gaji yang anda tuntut. Mereka akan membayar anda jauh lebih tinggi dari itu. Memberi fasilitas yang melimpah. Serta membuka kesempatan yang seluas-luasnya.
 
Sekarang, kepada Anda sudah disodorkan alternatif berdemo yang jauh lebih baik dan lebih efektif. Silakan tentukan sendiri, cara berdemo mana yang akan Anda pilih. Cara lama yang menguras begitu banyak energi, kehebohan dan kericuhan itu? Atau, cara baru yang saya tawarkan disini. Jika Anda memilih cara baru ini, saya mengucapkan selamat. Karena pada tahap ini, nilai diri Anda sebagai seorang karyawan sudah menanjak tinggi. Bagaimana jika setelah melakukan semua itu perusahaan tetap menyepelekan kita? Tenang saja. Sebab, jika Anda mengikuti strategi demonstrasi ini dengan baik, maka Anda akan menjadi karyawan yang sangat handal. Sehingga di pasar tenaga kerja; harga anda, sangatlah mahal.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Penulis Buku: "Ketika Kuda, Semut Dan Gajah Bekerja"  
www.bukudadang.com/  dan www.dadangkadarusman.com/   
 
Catatan Kaki:
Kita tidak pernah tahu, pada langkah keberapa keberhasilan itu akan menjadi milik kita. Sama seperti halnya para pemecah batu yang tidak tahu pada pukulan keberapa batu besar itu bisa terbelah menjadi dua.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi www.bukudadang.com
--------------------------------
Buku terbaru Dadang Kadarusman "Melampaui keserakahan Seekor Nyamuk" sudah bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] File - Salam Kenal dari Owner Gudang Ilmu

[gudang-ilmu] File - Salam Kenal dari Owner Gudang Ilmu

 


From : Mufli (Moderator Gudang-Ilmu)

Hello Kawan,

Terima kasih telah bergabung di milinglist GUDANG-ILMU
yang saya kelola. Melalui milinglist ini saya persembahkan
untuk anda semua berbagi ilmu untuk pemberdayaan bersama.
Saya undang anda berpartisi aktif, dengan mengirimkan
artikel, komentar, tips yang bermanfaat, serta jangan lupa
tetap mematuhi aturan main yang saya jelaskan di bagian
depan halaman description milinglist Gudang-Ilmu:
http://groups.yahoo.com/group/gudang-ilmu

Untuk selalu mendapatkan informasi terbaru dari saya langsung
ke email Anda, silahkan set EMAIL DELIVERY anda sebagai INDIVIDUAL,
atau setidaknya SPECIAL NOTICE.

Oya, salam kenal lebih dekat :)
Saya Mufli, tinggal di Jalan Merak 6/44 Rewwin, Sidoarjo
Indonesia. Saya banyak mengelola situs online, yg umumnya
merupakan support system untuk bisnis, training dan publikasi.

Thank you rekans :)

Best Regards

Mufli
Moderator, Gudang-Ilmu

Bila Anda ingin mengundang teman untuk join milinglist ini,
Silahkan copy undangan berikut ini, silahkan ganti informasi
tentang Anda di bagian akhir (Salam), lalu kirimkan undangan
kepada kawan-kawan Anda.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Subject: Undangan Join Gudang-Ilmu
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hi kawan,

Ilmu bukanlah yg nomor satu,
bahkan percuma tanpa dibawa dalam tindakan.
Dengan ilmu dan hasrat yang menggebu,
banyak orang berjaya dan bermakna untuk sekitarnya.
Ilmu tentang bisnis internet, cara membangun team,
security online, forex, adsense, network marketing,
business broker, franchising, autosurf, serta juga
home based business, affiliate program, reseller,
dan sebagainya dengan cemerlang dapat ANDA dipaparkan
di forum ini, saya undang anda para pakar dan
praktisioner yang komptens.

JOIN US NOW, Semoga hanya yang terbaik buat Anda !

Cara bergabung adalah dengan mengirimkan email kosong
alamat ini:

gudang-ilmu-subscribe@yahoogroups.com

Atau silahkan berkunjung ke sini:

http://groups.yahoo.com/group/gudang-ilmu

Salam sukses paling sukses buat Anda.

Thanks Again.



__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___
[gudang-ilmu] File - Indonesia Online Ribuan anak bangsa ada di sini

[gudang-ilmu] File - Indonesia Online Ribuan anak bangsa ada di sini

 


Indonesia Online, Ribuan anak bangsa ada di sini

Media komunikasi online anak bangsa baik di Indonesia maupun di manca negera, dimanapun Anda berada. Silahkan ngobrol di sini, bebas dan tetap sopan tentunya. Selalu Posting dengan LENGKAP sebutkan DENGAN JELAS identitas anda (Nama, web/blog, boleh HP) dalam setiap bagian akhir posting. Dilarang: beriklan langsung kecuali di bagian footer email anda, maksimum 3 baris. Tidak diperkenankan: posting yang vulgar, argumentatif, sara, menyinggung privacy member lain, atau posting yang berulang-ulang, atau yang bertendensi iklan berlebihan. Semoga Milinglist ini dapat membuat kita bersama semakin berdaya.

Join us now: http://groups.yahoo.com/group/indonesia-online

Best regards
Indonesia-Online Moderator

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Blogger news